Quantcast
Channel: MENTARI SENJA
Viewing all articles
Browse latest Browse all 238

DOSA YANG LEBIH BESAR DARI BERZINA DAN MEMBUNUH

$
0
0

dosa yang lebih besar dari berzina dan membunuh

Pada suatu senja yang lengang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa rias muka atau perhiasan yang menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah melanda hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati rumah Nabi Musa as.

Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucap salam, Maka terdengarlah ucapan dari dalam;
"Silahkan masuk!"
Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus menunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata;
"Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya, do'akan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya."
"Apakah dosamu wahai wanita ayu?" Tanya Nabi Musa terkejut.
"Saya takut mengatakannya." Jawab wanita cantik.
"Katakanlah jangan ragu-ragu." Desak Nabi Musa.

Maka perempuan itu pun terpatah bercerita;
"Saya.... telah berzina."
Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak.
Perempuan itu meneruskan;
"Dari perzinaan itu saya pun.... lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya.... cekik lehernya sampai.... tewas." Ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya.

Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia menghardik:
"Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi...!!!" Teriak Nabi Musa sambil memalingkan matanya karena jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemana kaki- kakinya.
Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.

Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya;
"Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar dari padanya?"
Nabi Musa terperanjat.
"Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?"
Nabi Musa dengan rasa ingin tahu bertanya kepada malaikat Jibril;
"Betulkah ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan nista itu?"
"Ada." Jawab malaikat Jibril tegas.
"Dosa apakah itu?" Tanya Nabi Musa kian penasaran.
"Orang yang meninggalkan Shalat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada 1000x berzina.

Mendengar penjelasan ini, Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusu untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan Shalat tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa Shalat itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahwa seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hambanya. Sedang orang yang bertaubat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepadaNya. Itulah sebabnya Allah pasti mau menerima kedatangannya.

Sumber: 30 Kisah Teladan.
Karya; KH. Abdurahman Arroisy.

Dalam Hadits Nabi disebutkan;
“Orang yang meninggalkan Shalat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam ka'bah.”



Viewing all articles
Browse latest Browse all 238