Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al-Fadl Adl-Dlabbi menceritakan kepada kami dari Husain dari Salim bin Abul Ju'd, bahwasanya Abu Darda berkata:
"Kenapa aku lihat para ulama banyak yang wafat sedangkan orang-orang yang bodoh di antara kamu tidak mau belajar? Belajarlah sebelum ilmu itu diangkat dengan wafatnya para ulama! Kenapa aku lihat kamu rakus terhadap apa yang telah dijamin oleh Allah, dan mengabaikan apa yang ditugaskan kepadamu? Sungguh aku mengetahui orang-orang yang jelek di antara kamu lebih jelek daripada pengetahuan tukang kuda terhadap kuda, di mana mereka tidak menunaikan zakat kecuali merasa rugi, tidak mendirikan shalat kecuali pada akhir waktu, tidak mendengarkan Al-Qur'an kecuali enggan dan acuh tak acuh, dan mereka tidak mau memerdekakan budak yang mereka miliki."
Al-Faqih berkata: "Rakus itu ada dua macam, yaitu rakus yang dicela dan rakus yang tidak dicela, akan tetapi lebih baik tinggalkan. Rakus yang dicela adalah rakus yang sampai lupa dalam menunaikan perintah-perintah Allah atau ingin mengumpulkan harta untuk bermegah-megahan dan kesombongan. Sedangkan rakus yang tidak dicela adalah rakus yang tidak sampai meninggalkan sedikit pun perintah-perintah Allah di dalam mengumpulkan harta, dan ia tidak bermaksud untuk bermegah-megahan, karena ada di antara para sahabat Rasulullah saw yang mengumpulkan harta dan tidak dilarang oleh beliau, namun meninggalkan kerakusan itu lebih utama." Abu Darda ra menjelaskan bahwa rakus itu dicela apabila mengabaikan perintah-perintah Allah.
Al-Faqih berkata: Abul Husain Ahmad bin Hamdan menceritakan kepada kami, Al-Husain bin Ali Ath-Thusi menceritakan kepada kami, Ali bin Abu Harb Al-Mushili menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bisyr menceritakan kepada kami dari Isma'il bin Abu Khalid dari saudaranya Mush'ab bin Sa'd dari Hafshah binti Umar, di mana ia berkata kepada ayahnya (Umar bin Al-Khaththab):
"Sesungguhnya Allah telah memberikan banyak kebaikan-kebaikan kepadamu dan melapangkan rezekimu, maka apakah tidak sebaiknya kamu makan yang lebih enak dan berpakaian yang lebih bagus?" Umar menjawab: "Aku ingin mengajak kamu mengintrospeksi diri." Umar terus-menerus menyebutkan keadaan Rasulullah saw, di mana Hafshah menyaksikannya sendiri sampai akhirnya Hafshah menangis, Kemudian Umar berkata: "Aku mempunyai dua kawan yang keduanya telah menempuh jalan yang benar. Apabila aku menempuh jalan yang lain, maka berarti aku menempuh jalan yang bukan jalan kedua temanku itu. Demi Allah, sungguh aku akan sabar mengikuti cara hidup kedua kawanku yang berat itu, semoga aku dapat mencapai kehidupan seperti kehidupan kedua kawanku yang hidup dengan sejahtera."
Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami dari Mujahid bin Sa'id dari Asy-Sya'bi dari Masruq, di mana ia berkata: Saya berkata kepada Aisyah ra: "Wahai ibu, apakah perkataan yang sering diucapkan oleh Rasulullah saw bila masuk rumah?" Aisyah berkata: "Perkataan yang paling sering aku dengar bila beliau masuk rumah adalah; “Seandainya manusia itu mempunyai dua lembah emas, niscaya ia ingin mempunyai tiga lembah. Tidak ada yang bisa menutup perut manusia kecuali tanah. Allah menerima taubat orang yang bertaubat. Dan sesungguhnya Allah Ta'ala menjadikan harta ini hanya sebagai sarana untuk menegakkan shalat dan menunaikan zakat.”"
Diriwayatkan dari Qatadah dari Anas bin Malik ra dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Segala sesuatu yang berada pada manusia itu akan menjadi lemah, kecuali dua yaitu rakus dan angan-angan."
Diriwayatkan dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib kw, bahwasanya ia berkata: "Sesuatu yang sangat aku Khawatirkan atas kamu adalah dua hal, yaitu panjang angan-angan dan menuruti hawa nafsu, karena sesungguhnya panjang angan-angan itu dapat melalaikan akhirat, dan menuruti hawa nafsu dapat menyimpang dari kebenaran."
Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Aku memastikan bagi tiga (kelompok manusia) dengan tiga (akibat), yaitu bagi orang yang sibuk terhadap dunia, orang yang rakus terhadap dunia, dan orang yang kikir terhadap dunia dengan kefakiran yang tiada cukupnya, kesibukan yang tiada hentinya, dan mereka tidak akan merasakan kebahagiaan."
Diriwayatkan dari Abu Darda ra, bahwasanya ketika ia melihat penduduk Himsh ia berkata:
"Apakah kamu tidak merasa malu membangun apa yang kamu tidak akan menempatinya, mengangan-angan apa yang kamu tidak akan menempatinya, mengangan-angan apa yang kamu tidak akan mencapainya, dan mengumpulkan apa yang kamu tidak akan mencapainya, dan mengumpulkan apa yang kamu tidak akan memakannya. Sesungguhnya orang-orang yang sebelum kamu pernah membangun yang megah-megah, mengumpulkan kekayaan yang sebanyak-banyaknya dan berangan-angan yang jauh sekali, namun pada akhirnya tempat mereka adalah kubur, angan-angan mereka adalah tipuan, dan harta yang mereka kumpulkan hancur."
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib kw, bahwasanya ia berkata kepada Umar bin Al-Khaththab ra; "Apabila kamu ingin bertemu dengan kawanmu (yakni Rasulullah saw), maka tamballah bajumu, jahitlah sandalmu (karena robek), kurangi angan-anganmu, dan makanlah tidak sampai kenyang."
Diceritakan dari Abu Utsman An-Nahdi, di mana ia berkata: "Saya pernah melihat Umar memakai baju yang bertambal 12, sedangkan ia berkhutbah di atas mimbar."
Diriwayatkan tentang Ali bin Abi Thalib kw, bahwasanya pada suatu hari ia masuk pasar dengan menggunakan baju yang sangat tebal dan belum dicuci, lantas ada seseorang berkata: "Wahai Amirul Mukminin, kenapa kamu tidak memakai baju yang tipis?" Ali menjawab: "Baju ini lebih mengkhusukan hati, menyerupai pakaian orang-orang yang shalih, dan lebih baik bagi orang yang beriman untuk menirunya."
Diceritakan dari Abu Dzar, bahwasanya ia berkata: "Aku lebih mengenal orang daripada dokter hewan mengenal binatang. Orang yang baik adalah orang yang zuhud (sangat hati-hati dan tidak rakus) terhadap dunia, sedangkan orang jelek adalah orang yang mengumpulkan dunia melebihi kebutuhannya."
Salah seorang cendekiawan berkata: "Induk dari semua dosa ada tiga, yaitu; Dengki, rakus dan sombong. Sombong itu asalnya dari iblis, ketika sombong dan enggan untuk sujud kepada Nabi Adam as, maka ia dikutuk. Rakus itu asalnya dari Nabi Adam as sewaktu dikatakan kepadanya bahwa semua apa yang ada di dalam surga itu boleh dimakan kecuali satu pohon, namun rasa rakus menghinggapi dirinya, sehingga ia memakannya lantas ia dikeluarkan dari surga. Sedangkan dengki asalnya dari Qabil bin Adam as, sewaktu membunuh saudaranya yang bernama Habil, sehingga ia menjadi kafir dan kekal abadi di dalam neraka."
Diriwayatkan dari hadits, bahwasanya Nabi Adam as berwasiat kepada putranya Syits limg macam dan beliau juga bepesan kepada putranya itu untuk mewasiatkannya kepada putra-putranya. Kelima hal yang dimaksud, adalah:
- Katakanlah kepada anak-anakmu; "Janganlah kamu merasa tenang dengan dunia, karena sesungguhnya aku dulu merasa tenang dengan surga, namun akhirnya Allah tidak ridha dan mengusir aku dari surga."
- Katakanlah kepada anak-anakmu; "Janganlah kamu bertindak dengan menuruti kemauan istrimu, karena sesungguhnya aku bertindak dengan menuruti kemauan istriku, dan aku memakan buah yang terlarang itu, namun akhirnya aku kecewa dan menyesal."
- Katakanlah kepada anak-anakmu; "Setiap amal perbuatan yang ingin kamu kerjakan, maka fikirkanlah apa akibatnya, karena seandainya aku memikirkan akibat daripada memakan pohon yang terlarang itu, niscaya aku tidak akan menerima akibat seperti ini."
- Apabila hatimu tidak merasa mantap dalam sesuatu, namun aku tidak menghiraukannya, sehingga aku menyesal.
- Bermusyawarahlah dalam segala urusan, karena seandainya aku bermusyawarah dengan malaikat, niscaya aku tidak akan tertimpa musibah seperti ini.
- Janganlah kamu mengikatkan hatimu kepada orang perempuan, karena ia hari ini untukmu dan esok hari untuk orang lain. Apabila kamu patuh kepadanya, niscaya ia akan memasukkan kamu ke dalam neraka.
- Janganlah kamu mengikatkan hatimu kepada harta benda, karena harta benda itu merupakan barang pinjaman, hari ini untukmu dan esok hari untuk orang lain. Oleh karena itu, janganlah kamu bersusah-payah untuk kepentingan orang lain, sehingga yang merasa enak orang lain, sedangkan dosanya kamu yang menanggungnya. Apabila kamu mengikatkan hati kepada harta, niscaya harta itu akan menghalang-halangimu untuk menunaikan kewajiban kepada Allah, dan kamu akan merasa takut miskin, serta kamu akan selalu menuruti setan.
- Tinggalkanlah apa yang ragu di dalam hatimu, karena sesungguhnya hati orang yang beriman itu merasa bimbang dalam hal syubhat, lari dari yang haram, dan tenang dalam hal yang halal.
- Janganlah kamu mengerjakan sesuatu sebelum mengerti benar bagaimana nanti kamu menjawab (di hadapan Allah)."
Mujahid meriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
"Jadilah kamu di dunia ini seolah-olah kamu itu orang asing atau orang yang sedang melewati jalan, dan persiapkanlah bahwa dirimu termasuk ahli kubur."
Mujahid berkata: Abdullah bin Umar berkata kepadaku; "Apabila kamu berada di waktu pagi, maka janganlah kamu membayangkan bahwa dirimu akan sampai pada sore hari, dan apabila kamu berada di waktu sore, maka janganlah kamu membayangkan bahwa dirimu akan sampai pada waktu pagi. Manfaatkanlah sebaik-baik masa hidupmu sebelum datang kematianmu, dan masa sehatmu sebelum masa sakitmu, karena kamu tidak mengetahui apakah namamu nanti di akhirat."
Al-Faqih mengatakan bahwa barang siapa yang pendek angan-angannya, maka Allah akan memuliakannya dengan macam kemuliaan, yaitu:
- Kuat dan semangat untuk melaksanakan ibadah, karena seseorang itu apabila mengetahui akan mati dalam waktu dekat, maka ia akan memikirkan kesulitan yang akan dihadapinya, dan ia akan bersungguh-sungguh dalam ibadah, maka amalnya akan bertambah banyak.
- Sedikit rasa sedih, karena apabila ia mengetahui akan mati dalam waktu dekat, maka ia akan memikirkan kesulitan yang dihadapinya.
- Merasa puas dengan kehidupan yang sederhana, karena apabila ia mengetahui akan mati dalam waktu dekat, maka ia tidak akan mencari banyak harta, dan cita-citanya hanya ditujukan untuk akhiratnya.
- Hatinya bercahaya, karena dikatakan bahwa bercahayanya hati itu karena empat hal, yaitu; perut yang lapar, teman yang shalih, ingat dosa-dosa yang telah lalu, dan pendek angan-angan.
Sedangkan orang yang panjang angan-angan itu akan disiksa oleh Allah Ta'ala dengan empat macam, yaitu:
- Malas beribadah.
- Sebagian besar cita-citanya ditujukan untuk dunia.
- Rakus untuk mengumpulkan harta.
- Hatinya keras, karena dikatakan kerasnya hatinya itu karena empat hal, yaitu; perut yang kenyang, teman yang jelek, lupa atas dosa-dosa yang telah lampau, dan panjang angan-angan.
Oleh karena itu, setiap muslim hendaknya memperpendek angan-angannya, karena ia tidak tahu kapan dan di mana ia akan mati.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati." (QS. Luqman, 31:34)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
"Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati dan mereka akan mati (pula)." (QS. Az-Zumar, 39:30)
Dalam ayat yang lain lagi Allah berfirman:
"Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percbpatan sesaat pun." (QS. Al-A'raf, 7:34)
Setiap muslim hendaknya banyak mengingat mati, dan ia harus memiliki enam hal, yaitu:
- Ilmu yang dapat menunjukkan jalan ke akhirat.
- Teman yang dapat membantu untuk taat kepada Allah dan mencegah dari perbuatan maksiat.
- Mengetahui musuh lalu menghindar daripadanya.
- Mengambil pelajaran dalam tanda-tanda kebesaran Allah, dan dalam pergantian siang dan malam.
- Baik kepada semua makhluk supaya nanti di akhirat tidak mempunyai musuh.
- Mempersiapkan diri untuk mati sebelum datang kematian, supaya nanti pada hari kiamat tidak kecewa.
Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami dengan sanadnya dari Al-Hasan Al-Basyri, bahwasanya Nabi saw bersabda kepada para sahabatnya:
"Apakah kamu semua ingin masuk surga?" Para sahabat menjawab: "Ya, sudah barang tentu, semoga Allah menjadikan kami penebus engkau wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Pendeklah angan-anganmu, dan malulah dengan malu yang sebenar-benarnya kepada Allah." para sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, kami semua sudah malu kepada Allah Ta'ala." Beliau bersabda: "Yang demikian itu bukanlah malu, akan tetapi malu kepada Allah Ta'ala, yaitu kamu ingat kubur dan kerusakan, kamu menjaga perut dan apa yang ada di dalamnya, kepala dan apa yang ada di dalamnya. Dan barang siapa menginginkan kemuliaan akhirat, maka ia akan meninggalkan perhiasan dunia. Ingatlah, inilah yang dimaksud seseorang malu kepada Allah Ta'ala dengan malu yang sebenar-benarnya, karena dengan itu pula seseorang akan mendapatkan wilayah dari Allah Ta'ala.
Hunaid Ath-Thawil meriwayatkan dan Al-'Ijl, bahwasanya ia berkata:
"Rasulullah saw membaca, Alhakamut-takasuru hatta zurtumul-maqabir; “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS. At-Takasur, 102:1-2), kemudian beliau bersabda: "Manusia selalu berkata; “Hartaku, hartaku.” dan bukanlah termasuk hartamu kecuali apa yang kamu makan lantas kamu habiskan, atau kamu pakai lantas kamu rusakkan, atau kamu shadaqahkan lantas kekal (pahalanya) bagimu."
Al-Hasan Al-Bashri berkata: "Di dalam kitab Taurat ditulis lima ungkapan, yaitu;
- Kekayaan itu berada dalam hidup qana'ah.
- Keselamatan itu berada dalam kesendirian.
- Kemerdekaan itu berada dalam meninggalkan syahwat.
- Cinta itu berada dalam meninggalkan keinginan.
- Bersenang-senang dalam waktu lama itu adalah dengan sabar dalam waktu sebentar.
Diriwayatkan dari Urwah bin Az-Zubair dari Aisyah ra, bahwasanya ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
"Wahai Aisyah, apabila kamu ingin menyusul aku, maka cukuplah dari dunia seperti bekal orang yang bepergian, jauhilah untuk duduk-duduk dengan orang yang kaya, dan janganlah kamu menganggap pakaian itu lusuh sebelum kamu menambalnya."
Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Wahai Allah, siapa yang mencintai aku semoga dikaruniai rezeki yang cukup dan sopan, dan siapa yang membenci aku semoga dikaruniai harta dan anak yang banyak."
Al-Faqih berkata: Abu Ja'far menceritakan kepadaku dengan sanadnya dari Al-Hasan bin Ali, di mana ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
"Cinta pada dunia itu menyebabkan banyak sedih dan risau, sedangkan zuhud kepada dunia itu menyebabkan hati dan badan merasa tenang. Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan atas kamu, akan tetapi aku mengkhawatirkan atas kamu kekayaan yang mana dunia akan dilapangkan bagimu, sebagaimana dunia itu telah dilapangkan bagi umat yang sebelum kamu lantas kamu berebut dunia, sebagaimana mereka berebut, lalu dunia itu membinasakan kamu sebagaimana dunia itu telah membinasakan mereka."
Diriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Kebaikan permulaan umat ini adalah karena zuhud dan yakin, dan rusaknya akhir umat ini adalah karena kikir dan panjang angan-angan."