Quantcast
Channel: MENTARI SENJA
Viewing all 238 articles
Browse latest View live

TAK BERANI MENATAP WAJAH SUAMINYA

$
0
0

Pernikahan itu telah berjalan empat tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik, "Kok belum punya anak juga yah? Masalah siapa yah, suaminya atau istrinya?"
Dari berbisik-bisik akhirnya menjadi berisik.

Tanpa sepengetahuan siapapun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaan.
Hasil lab menyatakan bahwa sang istri adalah wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apapun dan tidak ada harapan lagi bagi sang istri untuk hamil dan mempunyai anak.
Melihat hasil seperti itu sang suami mengucapkan;
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" lalu menyambung dengan ucapan;
"Alhamdulillah."
Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberi tahu istrinya dan membiarkan istrinya menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.
Sang suami berkata kepada dokter;
"Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalah ada pada saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa."
Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan pada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan bukan pada sang istri.

Sang suami memanggil istrinya yang telah lama menunggu, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman.
Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter.
Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata;
"Oooh, kamu wahai fulan yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh."

Mendengar pernyataan sang dokter, sang suami berkata;
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." dan terlihat pada raut wajahnya wajah seorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.

Lalu pasangan suami istri pulang ke rumahnya, dan secara berlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.

Lima tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri itu bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang menegangkan, dimana sang istri berkata pada suaminya;
"Wahai fulan, saya telah bersabar selama sembilan tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata; “Betapa baik dan sholihahnya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya ia tidak akan memperoleh keturunan” Namun, sekarang rasanya saya tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya."

tak berani menatap wajah suaminya

Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata;
"Istriku, ini cobaan dari Allah SWT. Kita mesti bersabar, kita mesti...." Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah dihadapannya. Akhirnya sang istri berkata;
"OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih."
Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.

Beberapa hari kemudian, tiba- tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab menyatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal.

Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak;
"Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah aku seperti sekarang ini. Kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan...., saya kan...."
Disaat yang genting seperti itu, tiba-tiba suaminya berkata;
"Ma'af saya ada tugas ke luar negri dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja."
"Hah pergi?" Kata sang istri.
"Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat." Kata sang suamu.

Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakati bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.
Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya;
"Suami apaan dia itu, istrinya oprasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar di ruang bedah oprasi."

Oprasi berjalan dengan sangat baik, setelah satu pekan suaminya datang, dan tampak pada wajahnya tanda-tanda orang kelelahan.

Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapapun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.

Dan subhanallah.... Setelah sembilan bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka gembiralah suami istri tersebut, keluarga besar, dan para tetangga.
Suasana rumah tangga menjadi normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3nya disebuah fakultas Syar'iah dan telah bekerja sebagai seorang panitera disebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al- Qur'an, dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari 'Ashim.

Pada suatu hari, sang suami ada dinas jauh, dan lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan.
Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.
Hampir saja ia jatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya.
Ia menangis meraung-raung.

Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan ma'af dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.

Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandang sama sekali.



HAK ANAK TERHADAP ORANG TUA

$
0
0

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Hasan bin Imarah dari Muhammad bin Abdur Rahman bin Abu Laila dari Isa bin Thalhah dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Termasuk hak anak (yang harus dilaksanakan) oleh orang tua ada tiga hal, yaitu; Orang tua hendaknya memberi nama yang baik ketika anak itu lahir, orang tua mengajarinya kitab Allah (Al-Qur'an) ketika anak itu mulai bisa menggunakan akalnya, dan orang tua mengawinkannya ketika anak itu telah dewasa."

Diriwayatkan dari Umar ra, bahwasanya ada seseorang datang kepadanya dengan membawa anaknya, kemudian ia berkata: "Wahai Amirul Mukminin, anakku durhaka kepadaku." Umar ra berkata kepada anak itu: "Apakah kamu tidak takut kepada Allah, di mana kamu beranl durhaka kepada ayahmu. Di antara hak orang itu adalah begini, dan di antara hak anak adalah begini." Anak itu bertanya: "Wahai Amirul Mukminin, apakah anak itu mempunyai hak yang harus dilaksanakan oleh ayahnya.?" Umar menjawab: "Ya, haknya, yaitu hendaknya ayahnya memilihkan ibu yang terhormat, artinya ayahnya tidak kawin dengan perempuan yang hina supaya anaknya tidak tercela karena ibunya, hendaknya ayahnya memberikan nama yang bagus, dan hendaknya ayahnya mengajarinya Al-Qur'an." Anak itu berkata: "Demi Allah, ayahku tidaklah memilihkan ibu yang terhormat untukku, di mana ia membeli budak perempuan dengan harga 400 dirha, ia tidak memberikan nama yang baik untukku, di mana ia memberikan nama kelelawar jantan kepadaku, dan ia tidak mengajariku satu ayat pun dari Al-Qur'an." Kemudian Umar ra menoleh kepada ayahnya itu seraya berkata: "Kamu mengatakan bahwa anak ini durhaka kepadamu, padahal kamu telah durhaka kepadanya sebelum ia durhaka kepadamu. Pergilah kamu dari sini."

Al-Faqih berkata: Saya mendengar ayahku menceritakan dari Abu Hafsh Al-Yaskandi yang termasuk ulama Samarkand, di mana ia kedatangan seseorang yang mengadukan bahwa anaknya itu memukulnya dan menyakitinya, kemudian Abu Hafsh berkata: "Maha suci Allah, ada anak berani memukul anaknya?" Orang itu menjawab: "Ya, dia memukul dan menyakiti aku." Abu Hafsh bertanya: "Apakah kamu mengajari kesopanan dan ilmu kepada anaknya?" Ia menjawab: "Tidak." Abu Hafsh bertanya: "Apakah kamu mengajarkan Al-Qur'an kepada anakmu?" Ia menjawab: "Tidak." Abu Hafsh berkata: "Lalu perbuatan apa yang biasa anakmu kerjakan?" Ia menjawab: "Bertani." Abu Hafsh bertanya: "Tahukah kamu kenapa ia memukul kamu?" Ia menjawab: "Tidak." Abu Hafsh berkata: "Barangkali pada waktu pagi sewaktu ia pergi ke ladang dengan mengendarai keledai yang di kanan kirinya ada kerbau dan di belakangnya ada anjing sambil bernyanyi, karena tidak bisa membaca Al-Qur'an, ia menyangka bahwa kamu adalah seekor lembu yang mengganggunya, maka bersyukurlah kepada Allah, karena ia tidak menghantam kepalamu."

Dari Tsabit Al-Bannani, di mana ia berkata: Diriwayatkan bahwa ada seseorang yang sering memukul ayahnya di suatu tempat, kemudian dikatakan kepada ayahnya: "Kenapa bisa terjadi hal yang demikian itu?" Ayahnya menjawab: "Pantaslah bila anakku berbuat seperti itu, karena dulu aku sering memukul ayahku di tempat ini. Jadi, mungkin ini merupakan balasan atas perbuatanku itu, dan aku tidak menyalahkan anakku."

Salah seorang yang bijaksana berkata: "Barang siapa yang durhaka kepada orang tuanya, maka ia tidak akan merasakan kesenangan dari anaknya. Barang siapa yang tidak bermusyawarah dalam urusan-urusannya, maka ia tidak akan mencapai maksudnya. Dan barang siapa tidak mengalah kepada keluarganya, maka ia akan kehilangan nikmatnya hidup."

Asy-Sya'bi meriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada orang tua yang membantu anaknya untuk berbuat baik kepadanya."

Maksudnya, ia tidak menyuruh sesuatu kepada anaknya yang dikhawatirkan anaknya itu tidak bisa melaksanakannya yang berarti anaknya itu durhaka kepadanya. Diriwayatkan dari salah seorang yang shalih, bahwasanya apabila ia memerlukan sesuatu, ia tidak menyuruh anaknya, akan tetapi menyuruh orang lain, dan ketika ada orang yang menanyakan kepadanya, ia menjawab: "Bila aku menyuruh anakku, aku khawatir dia tidak bisa mengerjakannya, sehingga dia durhaka kepadaku yang bisa menyebabkan dia masuk neraka, sedangkan aku tidak akan membakar anakku di dalam neraka." Diriwayatkan dari Khalaf bin Ayyub adanya kisah seperti ini.

Al-Fudlail bin Iyadl berkata: "Orang yang sempurna keperwiraannya adalah orang yang berbakti kepada dua orang tuanya, menyambung tali persaudaraan, menghormati saudara-saudaranya dan berakhlak baik terhadap keluarga, a nak maupun pelayannya, menjaga agamanya, membersihkan harta kekayaannya, menafkahkan kelebihan hartanya, menjaga lisannya, rajin bekerja, dan tidak bergaul dengan orang-orang yang suka membicarakan orang lain.

Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Ada empat hal yang termasuk (tanda) kebahagiaan seseorang, yaitu: Bila istrinya shalihah, anak-anaknya taat, pergaulannya dengan orang-orang yang shalih, dan rezekinya berada di negerinya sendiri."

Yazid Ar-Raqqasy meriwayatkan dari Anas bin Malik ra, bahwasanya ia berkata: Ada tujuh amal perbuatan yang pahalanya terus mengalir sesudah orang yang mengerjakannya meninggal dunia, yaitu:

  1. Orang yang membangun masjid, ia akan tetap mendapatkan pahala selama ada seseorang yang mengerjakan shalat di dalamnya.
  2. Orang yang mengalirkan sungai, ia akan tetap mendapatkan pahala selama air di sungai itu mengalir dan orang-orang mengambil manfaat dari air sungai itu.
  3. Orang yang menulir mushhaf, ia akan tetap mendapatkan pahala selama ada orang yang membacanya.
  4. Orang yang menggali mata air, ia akan tetap mendapatkan pahala selama ada orang yang bisa mengambil manfaat dari mata air itu.
  5. Orang yang menanam suatu tanaman, ia akan tetap mendapatkan pahala selama ada orang atau burung yang mengambil buahnya.
  6. Orang yang mengajarkan ilmu, ia akan tetap mendapatkan pahala selama ilmu itu diamalkan dan disebarluaskan, dan
  7. Orang yang meninggalkan anak, yang mana anaknya selalu memohon ampun dan mendoakannya setelah ia meninggal dunia. Apabila seseorang mempunyai anak yang shalih, di mana ia mengajarkan Al-Qur'an dan ilmu yang bermanfaat kepada anaknya, maka ayahnya akan memperoleh pahala anaknya itu tanpa mengurangi sedikit pun pahala si anak.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Apabila seorang hamba itu meninggal dunia, maka terputuslah amal kebaikannya kecuali tiga, yaitu: Shadaqah jariyah, ilmu yang dapat diambil manfaatnya, atau anak shalih yang mendoakan kebaikan untuknya."


---o0o---


SHILATURRAHMI (Mempererat Tali Persaudaraan)

$
0
0

Al-Faqih berkata: Abul Qasim Abdur Rahman bin Muhammad menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Faris bin Marduwih menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Muhammad bin Ubaid Ath-Thanafasi menceritakan kepada kami dari Amr bin Utsman dari Musa bin Thalhah dari Aby Ayyub ra, di mana ia berkata: Ada seorang Badui menghadang Nabi saw lantas memegang kendali unta beliau seraya berkata: "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku amalan apakah yang dapat memdekatkan aku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka." Beliau bersabda:
"Kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mempererat tali persaudaraan."

Al-Faqih berkata: Al-Hakim Abul Hasan Ali As-Sardari menceritakan kepada kami, di mana dia berkata: Abu Muhammad Abdullah bin Al-Ahwash menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Al-Husain bin Ali bin Affan menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Hani bin Said An-Nakha'i menceritakan kepada kami dari Salman bin Yazid dari Abdullah bin Abu Aufa ra, di mana ia berkata:
"Pada suatu hari Arafah kami duduk di hadapan Rasulullah saw, kemudiau beliau bersabda; “Janganlah duduk bersama aku orang yang sore ini memutuskan tali persaudaraan, hendaklah ia berdiri dan (pergi) dari tengah-tengah kami.” Tidak seorang pun yang berdiri dan (pergi), kecuali seseorang yang berada di lingkaran yang paling jauh meninggalkan tempat itu, kemudian ia kembali lagi. Rasulullah bertanya kepadanya; “Ada apa dengan dirimu, karena tidak ada seorang pun yang berdiri dan (pergi) dari lingkaran ini, kecuali kamu?” Orang itu menjawab: “Wahai Nabi Allah, begitu aku mendengar apa yang engkau sabdakan, aku langsung menemui bibiku yang memutuskan tali persaudaraan, lalu bibiku berkata; 'Kenapa kamu datang, kedatanganmu ini cukup mengherankan.' kemudian saya memberitahukan kepada bibiku tentang apa yang engkau sabdakan, lantas ia meminta maaf kepadaku dan aku minta maaf kepadanya.” Nabi saw bersabda; “Baguslah kamu kalau begitu, duduk, ingatlah bahwa rahmat itu tidak akan turun pada sesuatu kaum yang di dalamnya ada orang yang memutuskan tali persaudaraan.”

Al-Faqih mengatakan bahwa hadits tersebut menjelaskan bahwa memutuskan tali persaudaraan itu merupakan dosa besar, karena bisa mencegah datangnya rahmat bagi dirinya dan kawan-kawannya.

Oleh karena itu, setiap muslim wajib bertaubat dari memutuskan tali persaudaraan, cepat-cepat mohon ampun kepada Allah Ta'ala dan menyambung tali persaudaraan, menjelaskan bahwa mempererat tali persaudaraan itu bisa mendekatkan seseorang ke dalam rahmat Allah dan menjauhkan dari neraka.

Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Tidak ada perbuatan baik yang lebih cepat pahalanya daripada mempererat tali persaudaraan, dan tidak ada dosa yang lebih pantas diseperakan oleh Allah siksaannya di dunia, disamping siksaan yang disimpan di akhirat daripada berbuat aniaya dan memutuskan tali persaudaraan."

Al-Faqih berkata: Abul Qasim Abdur Rahman bin Muhammad menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Faris bin Marduwih menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Al-Hajjaj bin Artha'ah menceritakan kepada kami dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, di mana ia berkata:
"Aku mempunyai famili yang aku hubungi, tetapi mereka memutuskan hubungan denganku, aku memaafkan mereka tetapi mereka menganiaya aku, aku berbuat baik, tetapi mereka berbuat jahat kepadaku, maka apakah boleh aku membalas perbuatan mereka dengan perbuatan yang sama?" Beliau menjawab: "Tidak, kalau begitu, maka semuanya sama-sama tidak baik, akan tetapi hendaknya kamu tetap mengambil sikap yang utama dan tetap menghubungi mereka. Jika kamu melakukan yang demikian itu, maka kamu akan senantiasa memperoleh pertolongan dari Allah."

Dikatakan bahwa ada tiga hal yang termasuk akhlak ahli surga yang tidak terdapat kecuali pada orang yang mulia yaitu: Berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya, memaafkan orang yang menganiaya kepadanya, dan pemurah kepada orang yang kikir kepadanya.

Al-Faqih berkata: Abul Qasim menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Faris menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Ashram bin Hausyab menceritakan kepada kami dari Abu Sinan dari Adl-Dlahak bin Muzahim di dalam menafsirkan ayat:
"Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki." (QS. Ar-Ra'd, 13:39)

Yaitu bahwa bisa jadi seseorang yang umurnya tinggal tiga hari, kemudian karena bershilaturrahmi, maka Allah menambah umurnya menjadi 30 tahun, dan bisa jadi seseorang yang mestinya umurnya 30 tahun karena memutuskan tali persauda raan, maka Allah memendekkannya menjadi tiga hari.

Tsauban meriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali perbuatan baik, dan adakalanya seseorang itu terhalang dari rezeki karena dosa yang dilakukannya."

Ibnu Umar ra berkata: "Barang siapa yang bertakwa kepada Tuhannya dan mempererat tali persaudaraan, maka diperpanjang umurnya, ditambah hartanya, dan disenangi familinya."

Al-Faqih mengatakan bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai tambahnya umur. Sebagian ulama berpendapat sesuai dengan hadits di atas, yaitu orang yang mempererat tali persaudaraan akan ditambah umurnya. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa umur seseorang yang telah ditentukan oleh Allah itu tidak akan bisa bertambah, karena Allah Ta'ala berfirman:
"Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (QS. Al-A'raf, 7:34)
Akan tetapi yang dimaksud bertambahnya umur adalah bahwa pahalanya tetap dicatat sesudah ia mati, dan jika pahalanya tetap dicatat sesudah ia mati, maka seolah-olah ia bertambah umurnya.

Sa'id meriwayatkan dari Qatadah, bahwasanya ia berkata: Nabi saw menuturkan kepada kami, di mana beliau bersabda:
"Bertakwalah kamu kepada Allah dan pereratlah tali persaudaraan, karena sesungguhnya hal itu akan tetap (membawa kebaikan) bagimu di dunia dan kebaikan bagimu di akhirat."

Dikatakan bahwa apabila kamu mempunyai kerabat lantas kamu tidak pernah mengunjunginya dan tidak pernah membantunya dengan harta, maka berarti kamu telah memutuskan hubungan dengannya.

Di dalam shuhuf yang diturunkan oleh Allah STW, disebutkan sebagai berikut:
"Wahai anak Adam, pereratlah persaudaraanmu dengan harta, dan bila kamu merasa sayang (kikir) dengan hartamu atau hartamu hanya sedikit, maka berjalanlah kepadanya dengan kakimu (kunjungilah)."

Nabi saw bersabda:
"Pereratlah tali persaudaraanmu walaupun hanya dengan ucapan salam."

Maimun bin Mahran berkata: Ada tiga hal yang tidak boleh dibedakan antara muslim dak kafir, yaitu:

  1. Siapa yang baik berjanji kepada muslim atau kepada kafir, maka ia harus menepatinya, karena sesungguhnya janji itu berhubungan dengan Allah.
  2. Siapa yang mempunyai sanak famili baik ia muslim atau pun kafir, maka ia harus mempererat persaudaraan.
  3. Siapa yang diberi kepercayaan baik oleh muslim atau pun kafir, maka ia harus menunaikannya

Ka'bul Ahbar berkata: Demi Dzat yang membelah laut untuk Nabi Musa as dan Bani Isra'il, sesungguhnya di dalam Taurat tertulis:
"Bertakwalah kamu kepada Tuhanmu, berbaktilah kepada orang tuamu, pereratlah tali persaudaraanmu, niscaya Aku panjangkan umurmu, Aku mudahkan dalam urusan harta, dan Aku jauhkan kamu dari kesulitan."

Allah Ta'ala telah memerintahkan untuk mempererat tali persaudaraan melalui beberapa ayat dalam Al-Qur'an, di antaranya sebagai berikut:
"Bertakwalah kepada Allah yang dengan namaNya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan." (QS. An-Nisa', 4:1)

Maksudnya, bertakwalah kamu kepada Allah, Dzat yang dengan mempergunakan namaNya kamu saling meminta pertolongan dalam banyak hal dan peliharalah hubungan yang baik dengan sanak famili, dan janganlah kamu memutuskan hubungan itu.

Dalam ayat yang lain disebutkan:
"Dan berikanlah haknya kepada yang dekat." (QS. Al-Isra', 17:26)

Maksudnya, berikanlah hak mereka itu yang berupa hubungan persaudaraan dan perbuatan baik.

Dalam ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbua kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS. An-Nahl', 16:90)

Maksudnya, Allah menyuruh kita untuk mengesakanNya, yakni dengan mempersaksikan bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, menyuruh kita untuk berbuat baik kepada sesama manusia dan memaafkan mereka, mempererat tali persaudaraan, serta melarang kita dari berbuat maksiat dan segala perilaku yang tidak dituntunkan oleh syariat.

Diriwayatkan dari Utsman bin Madh'un, bahwasanya ia berkata: Rasulullah saw adalah sahabat karibku, dan waktu itu aku masuk Islam karena merasa malu kepada Rasulullah saw, karena beliau selalu mengajak aku untuk masuk Islam, maka aku pun masuk Islam, namun sebenarnya hatiku belum mantap terhadap Islam. Pada suatu hari aku duduk di hadapan beliau, di mana beliau bersabda kepadaku, namun ia berpaling kepadaku seolah-olah beliau berbicara dengan orang lain yang berada di sampingnya, kemudian beliau m enatap aku lagi seraya bersabda:
"Malaikat Jibril as baru saja datang kepadaku." Lantas beliau membaca ayat tersebut di atas. Aku merasa sangat senang dan Islam mulai benar-benar meresap dalam hatiku. Aku lantas bangkit dari hadapan beliau dan mendatangi paman beliau. Abi Thalib, dan berkata kepadanya: "Aku baru saja bersama dengan keponakanmu, kemudian turunlah ayat, Innallaha ya'muru......" (QS. An-Nahl, 16:90) Abi Thalib berkata: "Ikutilah Muhammad, niscaya kamu akan beruntung dan mendapat petunjuk. Demi Allah sesungguhnya keponakanku selalu menyuruh untuk melakukan akhlak yang mulia. Apa pun keadaannya, baik ia benar atau dusta, ia tidak pernah mengajak kamu melainkan kepada kebaikan." Utsman menyampaikan hal itu untuk masuk Islam, maka ia pun pergi menemuinya dan mengajaknya untuk masuk Islam, namun pamannya menolak, lantas turunlah ayat:
"Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk nepada orang yang Dia kehendaki." (QS. Al-Qasas, 28:56)
Di dalam ayat tersebut, terkandung adanya harapan Rasulullah saw kepada anak kerabatnya (yakni pamannya) untuk masuk Islam.

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
"Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah, lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya." (QS. Muhammad, 47:22-23)

Diriwayatkan bahwa ketika Allah Ta'ala menciptakan kerabat, Allah berfirman:
"Aku adalah Dzat Yang Maha Pemurah dan kamu adalah kekerabatan. Aku akan memutuskan orang yang memutuskanmu, dan Aku akan menghubungkan orang yang menghubungkanmu."

Dikatakan bahwa kekerabatan itu digantung di 'arasy, di mana pada waktu siang dan malam selalu berdoa:
"Wahai Tuhanku, hubungkanlah orang yang menghubungkanku karena Engkau, dan putuskanlah orang yang memutuskanku karena Engkau."

Al-Hasan Al-Bashri berkata: "Jika manusia telah menonjol-nonjolkan ilmu pengetahuah, menyia-nyiakan amal, saling berkasih sayang hanya dengan lidah (ucapan), saling benci membenci di dalam hati dan saling memutuskan hubungan persaudaraan, maka Allah akan mengutuk mereka, menulikan pendengarannya mereka, membutakan penglihatan mereka."

Al-Faqih berkata: Ayahku menceritakan kepadaku, Muhammad bin Hamzah bin Muhammad Abul Husain Al-Fira' Al-Faqih menceritakan kepadaku, di mana ia berkata: Abu Bakar Ath-Thusi menceritakan kepadaku, di mana ia berkata: Hamid bin Yahya Al-Balkhi menceritakan kepadaku, di mana ia berkata: Yahya bin Sulaim menceritakan kepadaku, di mana ia berkata:
"Sewaktu kami berada di Makkah, ada seseorang yang berasal dari Khurasan dan ia adalah orang yang shalih, di mana orang-orang suka menitipkan barang kepadanya. Waktu itu ada seseorang yang menitipkan 10.000 dinar kepadanya dan orang itu pergi karena ada urusan. Ketika orang itu kembali ke Makkah, orang Khurasan yang dititipi uang itu telah mati. Orang itu bertanya kepada istrinya dan anaknya tentang uang yang dititipkannya itu, tetapi tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Ia lalu menanyakan permasalahannya itu kepada para ulama Makkah yang kebetulan waktu itu sedang bermusyawarah. Ia berkata kepada para ulama: “Aku menitipkan uang 10.000 dinar kepada Fulan, dan dia kini sudah meninggal dunia, lalu aku menanyakan kepada istri dan anaknya, namun tidak ada seorang pun di antara mereka yang mengetahuinya, lalu apa yang harus aku lakukan?” Para ulama berkata: “Kami berharap semoga orang Khurasan yang dititipi uang itu termasuk ahli surga. Bila telah lewat tengah talam, datanglah kamu ke sumur Zamzam, dan panggilah; 'Wahai Fulan bin Fulan, aku adalah orang yang dulu menitipkan uang kepadamu,'" ia melakukan hal itu tiga malam berturut-turut, namun tidak pernah ada jawaban. Ia lantas mendatangi ulama tadi dan memberitahukan hal itu. Para ulama lalu berkata; “Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Kami khawatir bila temanmu itu ahli neraka. Bila demikian datanglah ke Yaman, di sana ada suatu lembah yang bernawa Burhut yang di dalamnya ada sebuah sumur dan panggilah; 'Wahai Fulan bin Fulan, aku adalah orang yang dulu menitipkan uang kepadamu'.” Maka ia pun melaksanakan apa yang mereka pesankan. Baru pada panggilan yang pertama, ia mendapat jawaban. Ia lalu berkata; “Aduh kasihan, apa yang menyebabkan kamu berada di sini, padahal kamu adalah orang yang banyak melakukan kebaikan.” Orang itu menjawab; “Aku mempunyai keluarga yang berada di Khurasan dan aku memutuskan hubungan dengan mereka sampai aku mati, maka Allah menghukum aku dengan hukuman seperti ini dan menempatkan aku di tempat ini. Sedangkan mengenai titipanmu, aku memang tidak menitipkan kepada anakku. Aku memendam uang itu di dalam rumah, maka katakanlah kepada anakku agar kamu dapat masuk ke dalam rumah lalu gali dan ambilah uang itu, niscaya kamu akan mendapatkan kembali uang itu.” Maka ia pun kembali menuju rumah orang Khurasan itu dan ia pun menemukan kembali uang yang dimaksud."

Al-Faqih berkata: "Apabila seseorang itu dekat dengan sanak kerabatnya, maka hendaknya ia mempererat tali persaudaraan dengan membawa hadiah dan berkunjung kepada mereka. Apabila ia tidak bisa mempererat tali persaudaraan dengan harta, maka cukup bila ia berkunjung kepada mereka dan membantu pekerjaan mereka bila mereka membutuhkan bantuan. Apabila sanak kerabatnya jauh-jauh, maka hendaknya ia mempererat persaudaraan dengan mengirim surat, dan akan lebih baik bila sekali-kali bisa mengunjungi mereka."

Perlu diketahui bahwa di dalam shilaturrahmi itu ada 10 keuntungan, yaitu;

  1. Memperoleh keridhaan Allah, karena shilaturrahmi itu diperintahkan olehNya.
  2. Menggembirakan sanak kerabatnya, karena diriwayatkan dalam salah satu hadits bahwa: "Perbuatan yang paling utama adalah menggembirakan orang yang beriman."
  3. Para malaikat merasa gembira, karena mereka bergembira bila ada orang yang bershilaturrahmi.
  4. Mendapat pujian yang baik dari segenap kaum muslimin.
  5. Menyedihkan iblis yang terkutuk.
  6. Menambah umur.
  7. Menambah berkah dalam rezekinya.
  8. Menyenangkan orang-orang yang telah meninggal dunia, karena nenek moyangnya merasa senang dengan adanya shilaturrahmi yang dilakukan anak cucunya.
  9. Menambah kasih sayang.
  10. Menambah pahala setelah ia mati, karena mereka akan tetap mendoakannya walaupun ia telah mati selama mereka ingat kebaikan yang ia lakukan buat mereka.

Anas bin Malik ra berkata: Ada tiga kelompok manusia yang nanti pada hari kiamat akan berada di bawah naungan 'arasy Allah, yaitu:

  1. Orang yang bershilaturrahmi, di mana umurnya akan diperpanjangkan oleh Allah dan kuburnya akan dilapangkan, serta dikaruniai rezeki yang banyak.
  2. Orang perempuan yang ditinggal mati suaminya dengan meninggalkan anak-anak yatim, lalu ia mengasuh anak-anak yatim itu sampai menjadi orang yang mampu berdiri sendiri atau meninggal dunia.
  3. Orang yang memasak masakan, lalu mengundang anak-anak yatim dan orang-orang miskin untuk makan.

Al-Hasan meriwayatkan dari Rasulullah saw, di mana beliau bersabda:
"Seseorang tidak melangkahkan kaki yang lebih disukai oleh Allah daripada dua macam langkah, yaitu; langkah menuju shalat fardhu, dan langkah untuk (mendatangi) saudara yang muhrim."

Dikatakan bahwa ada lima macam perbuatan yang barang siapa senantiasa melakukannya, niscaya kebaikannya akan ditambah sebesar gunung dan rezekinya akan dilapangkan oleh Allah. Lima macam perbuatan yang dimaksud adalah:

  1. Orang yang selalu bershadaqah sedikit ataupun banyak.
  2. Orang yang mempererat tali persaudaraan.
  3. Orang yang berjuang pada jalan Allah.
  4. Orang yang selalu berada dalam keadaan wudhu dan sewaktu berwudhu hemat dalam menggunakan air.
  5. Orang yang berbakti kepada dua orang tuanya dan selalu patuh kepada keduanya.

Wallahu a'lam.


---o0o---


KATA-KATA HIKMAH DARI SYEKH ABDUL QADIR JAILANI

$
0
0

kata mutiara hikmah dari syeikh abdul qadir jailani

2301~2350. 2351~2400. 2401~2450. 2451~2500. 2501~2550. 2551~2600. 2601~2650. 2651~2700. 2701~2750. 2751~2800. 2801~2850. 2851~2900.

2901. Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari.

2902. Selama hidup di dunia ini, yang terbaik adalah menyelamatkan hati dari buruk sangka.

2903. Mudah-mudahan umat Islam diselamatkan dari bencana alam selama dia masih mahu mendoakan saudaranya yang seiman.

2904. Sesungguhnya, siapa yang ingin memperbaiki dirinya, maka hendaklah dia berlatih memerangi nafsunya, sehingga dirinya bebas daripada cengkaman nafsu kerana seluruh nafsu itu mengajak kepada kejahatan.

2905. Biarlah bencana itu menimpamu dan jangan sekali-kali kamu mencuba menhindarkannya dengan doa dan shalatmu, dan jangan pula kamu merasa tidak senang dengan kedatangan bencana itu, kerana panas api bencana itu tidak sehebat dan sepanas api neraka.

2906. Taubatlah engkau dari riak dan nifaq. Janganlah malu mengakui hal itu atas dirimu. Yang kuat di antara manusia mulia adalah mereka yang semula munafik. Oleh yang demikian, berkatalah sebahagian ulama, “Tidak ada yang mengetahui hakikat ikhlas kecuali murai (orang riak)” Yang paling beruntung ialah mereka yang ikhlas mulai dari awal hingga akhirnya.

2907. Janganlah kamu melakukan apa saja yang dilarang oleh Allah

2908. Bantulah orang fakir dengan sebahagian harta kalian. Jangan pernah menolak pengemis, padahal kalian mampu memberikan sesuatu untuknya baik sedikit mahupun banyak. Raihlah kasih sayang Allah dengan pemberian kalian. Bersyukurlah kepada Allah yang telah membuat kalian mampu memberi. Jika pengemis adalah hadiah dari Allah, sementara kalian mampu memberinya, mengapa kalian menolak hadiah itu?! Bohong kalau kalian mendengar nasihat dan menangis di hadapanku, tapi saat orang datang meminta uluran tangan, kalian malah membiarkannya. Itu menunjukkan bahwa tangisan kalian belum kerana Allah.

2909. Bersopanlah kamu yang baik terhadap-Nya dan terhadap makhluk-Nya dan sedikitlah berbicara yang tidak berguna bagi kamu.

2910. Syirik itu terdapat pada lahir maupun batin. Syirik lahir adalah menyembah berhala sedangkan syirik batin adalah berpegang kepada makhluk dan memandang mereka dapat memberi kemudaratan dan manfaat.

2911. Anganlah kamu takut kepada makhluk dan janganlah kamu berharap kepada mereka, kerana hal itu menunjukkan betapa lemahnya imanmu. Hendaklah engkau istiqamah dalam cita-citamu, sehingga engkau memperolehi ketinggian, kerana Allah SWT akan memberimu sesuatu yang layak dengan cita-citamu, dengan kebenaran dan keikhlasanmu. Bersungguh-sungguhlah engkau, songsong dan kejarlah, kerana sesuatu itu tidak akan datang kepadamu begitu saja, tanpa berusaha memperolehinya, sedangkan engkau mempunyai kewajiban untuk melakukan amal kebaikan sebagaimana engkau diwajibkan untuk mencari rezeki.

2912. Apabila perintahNya telah datang, maka dengarkanlah, perhatikanlah, bersegeralah melakukannya, senantiasalah kamu bergerak dan jangan bersikap pasif terhadap takdir dan perbuatanNya, tetapi pergunakanlah seluruh daya upayamu untuk melaksanakan perintah-perintahNya itu.

2913. Selama kita hidup di dunia yang terbaik adalah menyelamatkan hati dari buruk sangka.

2914. Jadikanlah akhiratmu itu sebagai modalmu, dan jadikan dunia itu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang tersisa, maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari penghidupanmu. Janganlah bersusah payah untuk mendapatkan keuntungan dan jangan pula mencuba menghindarkan diri dari malapetaka. Keuntungan itu akan datang kepadamu jika memang sudah ditentukan oleh Allah untukmu, baik sengaja mencarinya maupun tidak. Malapetaka itu pun akan datang menimpamu, jika memang telah ditetapkan oleh Allah untukmu, baik kamu membencinya, maupun mencuba menghindarkannya dengan doa dan solat atau menghadapinya dengan penuh kesabaran, kerana hendak mencari keredhaan Allah Apabila kebenaran keimananmu telah terbukti dan kamu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak dan perbuatan Allah dan dengan idzin Allah juga, maka hendaklah kamu tetap bersabar dan redha serta patuh kepadaNya.

2915. Wahai anak, Janganlah kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Jika kamu mampu untuk memberi dan tidak mengambil maka lakukanlah. Jika kamu mampu melayani dan kamu tidak minta dilayani oleh orang lain maka lakukanlah.

2916. Jadikanlah akhiratmu sebagai modalmu dan jadikan duniamu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang masih tersisa maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari penghidupanmu.

2917. Nasehatilah dirimu terlebih dahulu baru kemudian engkau menasehati orang lain. Kamu harus lebih memperhatikan nasib dirimu. Janganlah kamu menoleh pada orang lain sedangkan dalam dirimu masih ada sesuatu yang mesti diperbaiki.

2918. Berpikirlah, bahwasanya sesuatu yang kamu cintai di dunia ini tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi dan pasati fana. Jika kamu telah menyadari hal ini, maka kamu tidak akan melupakanNya walaupun sekejap.

2919. Yang paling beruntung adalah mereka yang mampu ikhlas mulai dari awal hingga akhirnya.

2920. Sesungguhnya bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu.

2921. Andaikata tanpa kurunia Allah Azza Wajalla, mana mungkin orang berakal mentadbir negara, bergaul dengan para penghuninya, yang telah dilanda sifat riak, nifak, zalim bergelumang syubahat dan haram. Benar telah tersebar kekufuran, Ya Allah. Kami mohon pertolongan kepadaMu dari kefasikan kelancangan. Telah banyak kelemahan melanda para zindik. Sungguh telah ku bongkar rahasia rumah kamu. Tetapi aku mempunyai dasar yang memerlukan pembina. Aku mempunyai anak- anak yang memerlukan pendidikan. Seandainya aku ungkap sebagian sahasiaku, tentu hal ini merupakan pangkal perselisihan antara aku dengan kamu.

2922. Nasihatlah dirimu terlebih dahulu, kemudian baru orang lain. Anda harus memelihara nafsumu. Jangan kamu mengira kesalahan orang lain sebab, dirimu masih memerlukan pembaikan. Adakah anda tahu bagaimana membersihkan orang lain? Bagaimana menonton orang lain? Padahal yang dapat memimpin manusia adalah orang-orang yang awas. Hanya peranan ulung yang dapat menyelamatkan orang lain yang tenggelam dalam lautan. Hanya orang yang mengetahui Allah yang dapat mengarahkan umat manusia ke arah jalanNya. Tidaklah cakapan yang diperlukan untuk berbakti kepada Allah SWT melainkan perbuatannyata.

2923. Nafsu seseorang selalu menentang dan membangkang. Maka barang siapa ingin menjadikannya baik, hendaklah ia bermujahadah, berjuang melawannya, sehingga terselamat dari kejahatannya. Hawa nafsu semuanya adalah keburukan dalam keburukan, namun apabila telah terlatih dan menjadi tenang, berubahlah ia menjadi kebaikan di dalam kebaikan.

2924. Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan.

2925. Janganlah kamu menghendaki kelebihan dan kekurangan. Janganlah mencari kemajuan dan kemunduran. Sebab ketentuan telah menetapkan bahagian masing-masing. Setiap orang di antara kamu, tidak diwujudkan melainkan telah ditentukan catatan mengenai pengalaman hidupnya secara khusus.

2926. Jika dunia dan akhirat datang melayanmu, dengan tanpa susah payah, ketuklah pintu tuhanmu dan menetaplah di dalamnya. Bila kamu telah menetap di dalamnya, akan jelaslah bagimu seperti buah fikiran.

2927. Ikutilah sunnah Rasul dengan penuh keimanan, jangan membuat bid'ah, patuhlah selalu kepada Allah dan RasulNya, jangan melanggar, junjung tinggi tauhid dan jangan menyekutukan Dia.

2928. Janganlah engkau menuntut imbuhan atas amal perbuatanmu, baik keduniaan mahupun keakhiratan. Janganlah kamu mencari nikmat, carilah Zat yang memberimu nikmat. Carilah tetangga sebelum mendapatkan rumah. Dialah Zat yang mewujudkan segala sesuatu, Zat yang mengaturkannya dan yang wujud sesudah segala sesuatu. Saudaraku, Janganlah kamu termasuk golongan orang-orang yang apabila diberi nasihat, tidak mau menerima, dan jika mendengar nasihat tidak mau mengamalkannya. Ketahuilah, bahawa agamamu akan hilang disebabkan empat perkara:
1. Kamu tidak mengamalkan apa yang telah kamu ketahui.
2. Kamu mengamalkan apa yang tidak kamu ketahui.
3. Kamu tidak mahu berusaha mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, sehingga tetap bodoh.
4. Kamu melarang manusia untuk berusaha mengetahui apa yang mereka tidak mengetahuinya.

2929. Ber-ittiba'lah dan jangan berbuat bid'ah. Patuhilah dan janganlah membangkang. Bersabarlah dan jangan khawatir. Tunggulah dan jangan berputus asa.

2930. Terimalah nasib dengan zuhud, tidak dengan kebencian. Orang yang makan sambil menangis tidak sama dengan orang yang makan sambil ketawa, dalam menerima segala ketentuanNya. Sentiasalah hatimu dengan Allah Azza Wajalla. Berserah dirilah atas keburukan nasib. Kamu makan sesuatu yang diberikan oleh tabib dan sesuai dengan ubatnya adalah lebih baik daripada makan sesuatu yang kamu sendiri tidak mengetahui asal usulnya. Selama hatimu keras terhadap amanat, maka hilanglah rahmat darimu, dan hilanglah pula segala yang ada padamu. Hukum-hukum syariat itu amanat yang dibebankan kepadamu, sedangkan kamu meninggalkan dan mengkhianatinya. Tidak guna lagi jika amanat telah lenyap dari hatimu.

2931. Hendaklah kalian ber-ittiba' dan tidak berbuat bid'ah. Hendaklah kalian bermazhab kepada Salafus Shalih. Berjalanlah pada jalan yang lurus.

2932. Janganlah berbuat bid'ah dan sesuatu yang baru dalam agama Allah. Ikutilah para saksi yang adil berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah karena keduanya akan mengantarkanmu kepada Tuhanmu 'Azza wa Jalla. Jika kamu berbuat bid'ah, saksimu adalah akal dan hawa nafsumu sendiri. Keduanya akan mengantarkanmu kepada neraka dan mempertautkanmu dengan Fir'aun, Haman, beserta bala tentaranya. Jangan engkau berhujah dengan qadr, karena itu tidak akan diterima darimu. Engkau harus masuk Darul Ilmi dan belajar, beramal, lalu ikhlas.

2933. Ilmu Bermanfaat apabila diamalkan: Ilmu pengetahuan itu tidak bermanfaat apabila tidak diamalkan. Dalam kegelapan, kamu memerlukan sedikit sinar, iaitu hukum Allah yang harus diamalkan hari demi hari, tahun demi tahun sehingga buahnya dapat kamu nikmati.

2934. Bila qalbu seorang hamba telah sampai (wusyul) kepada Tuhannya, maka Dia menjadikan hamba itu selalu memerlukanNya, mendekati diri kepadaNya, memberikan kedudukan tinggi kepadaNya.

2935. Cintailah Dia, beramallah demiNya, bukan demi yang lain selain Dia. Takutlah kepadaNya, jangan kepada yang lain. Semuanya itu dengan hati, bukan dengan cakapan mulut. Itu semua ada dalam khalwat (bathin), bukan dalam jalwat (lahiriah). Jika tauhid di ambang pintu rumah, ternyata syirik bersemayam di dalamnya, maka demikian itu adalah nifaq (hipokrit). Hindarilah taqwa di mulut, liar di hati, syukur di lisan dan ingkar di hati. Celaka jika ucapan mulut tidak sama dengan qalbumu

2936. Jangan takut selain daripada Allah SWT: Jadilah engkau orang yang berakal, dan janganlah jadi pendusta. Kau mengatakan, "Saya ini takut kepada Allah SWT," tetapi engkau justru takut kepada selainNya. Janganlah engkau takut kepada jin, manusia dan malaikat. Janganlah takut kepada haiwan, baik yang dapat berbicara mahupun yang bisu. Juga jangan takut kepada siksaan dunia mahupun akhirat, tetapi takutlah kepada Zat yang menyiksa.

2937. Orang mukmin yang berjiwa qanaah hanya perlu sedikit saja harta dunia. Ia masuk ke ribaan Tuhannya dengan mengajukan permintaan, permohonan, tawadhuk dan taubat kepadaNya. Bila diberi sesuatu yang ia inginkan, ia bersyukur kepada Allah SWT atas pemberiannNya itu. Bila tidak, ia sabar menerima apa-apa yang menjadi iradahNya, tanpa mengajukan protes dan tanpa menentang. Ia tidak menuntut kekayaan dengan cara menjual agamanya, menampilkan sikap riak dan nifaq, seperti yang kau lakukan hai orang hipokrit.

2938. Saudara! Jika bicara, bicaralah dengan niat yang baik. Jika diam, diamlah dengan niat yang baik. Setiap orang yang tidak berniat dalam beramal, maka tiada berguna baginya amal yang ia kerjakannya itu, amalnya sia-sia. Baik engkau bicara atau diam, kau tetap berdosa sebab engkau tidak membenarkan niatmu, diam dan bicara yang tidak mengikut sunnah.

2939. Jika kamu memberikan makananmu kepada para muttaqin serta membantu dia dalam urusan dunia, lalu kamu mendapatkan bahagian pahala dari amal yang ia lakukan, tidak kurang sedikitpun kerana kamu telah menolong niatnya dan telah menghilangkan kesulitannya. Pendek kata, kamu telah mempercepatkan langkahnya ke hadapan Allah Azza Wajalla. Demikian pula jika kamu memberikan makananmu kepada orang munafik yang nyata dan melakukan maksiat, serta kamu membantunya dalam urusan dunia, bererti kamu akan mendapat siksa dari kejahatannya, tidak kurang sedikitpun kerana kamu telah menolongnya dalam maksiat kepada Allah Azza Wajalla. Tentu saja keburukannya akan kembali kepadamu.

2940. Ketahuilah…! Bahawa taubat itu adalah pusat kekuasaan dan menyesali segala perbuatan. Tanggalkanlah baju kederhakaanmu itu dengan taubat yang tulus ikhlas. Jika engkau bertaubat, hendaklah taubat itu lahir dari hatimu, bertaubatlah engkau zahir dan batin. Segera mencapai pintu taubat.

2941. Jika Al-Haq menghendaki agar hambanya menjadi baik, maka Dia akan memberikan Hidayah, mengajar mereka, mengawasi mereka, menerangi mereka, memberikan kesempatan kepada mereka, mendekatkan mereka kepadaNya dan memberikan sinar kedalam hati mereka.

2942. Celakalah kamu, kamu membaca dan menghafal sunnah Rasulullah, tetapi kamu tidak mengamalkannya. Engkau menyuruh manusia mengerjakan kebaikan sedangkan engkau sendiri tidak melakukannya. Seperti Firman Allah SWT dalam surah Al-Shaf ayat 3 yang bermaksud: “Sebesar-besar kebencian Allah, ialah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

2943. Siapa yang telah beramal sehingga kemudian mereka mencapai satu kedudukan (maqam) dimana tiada lagi perintah ataupun larangan. Tidak henti-henti mereka menyendiri (khalwat) bersama Allah. Kerana meninggalkan ibadah-ibadah wajib, bermakna seorang itu telah jatuh Zindiq. Tidak ada kewajiban yang gugur dari seseorang, walau dalam keadaan bagaimana juapun dia, atau apa pun tahap dan maqamnya.

2944. Hai pemuda…! Nasihatilah dirimu sendiri terlebih dahulu sebelum kamu menasihati orang lain. Janganlah engkau berlebih-lebihan dalam menasihati orang lain sedangkan dalam dirimu sendiri masih bersemayam sesuatu yang engkau perlu perbaiki. Celakalah engkau…! Sekiranya engkau tahu bagaimana membersihkan orang lain, sedangkan engkau buta untuk membersihkan dirimu sendiri. Bagaimana seorang yang buta dapat memimpin orang lain.

2945. Wahai hati…! Wahai roh…! Wahai manusia..! Wahai jin…! Wahai orang-orang yang berharap kepada Maha Raja..! Marilah kita ketuk pintu Maha Raja. Bersegeralah kamu kepadaNya dengan tapak hatimu, dengan tapak takwa dan tauhid kamu, makrifat dan kewarakan kamu yang tinggi, kezuhudan kamu di dunia, di akhirat dan didalam sesuatu selain daripada yang berkaitan secara langsung dengan Tuhanmu.

2946. Wahai kaumku, Ambillah nasihat dari Al-Qur'an itu dengan mengamalkannya, bukan dengan mendiskusi, memperdebat, atau menseminarkannya.

2947. Tidak akan ada kebahagiaan di hatimu, apabila disana bersemayam sesuatu selain Allah, bahkan seandainya kamu sujud selama seribu tahun diatas bara api sekalipun, sementara hatimu kepada selain Allah, maka hal itu tidak bermanfaat kepadamu.

2948. Hati..! Hatilah yang beriman…! Hatilah yang mengesakan Allah…! Hatilah yang memurnikan aqidah..! Hatilah yang ikhlas…! Hatilah yang bertakwa…! Hatilah yang memelihara diri daripada yang Haram dan Syubhat…! Hatilah yang yakin…! Hatilah yang zuhud…! Hatilah yang arif…! Hatilah yang beramal…! Hatilah yang memimpin seluruh tubuh manusia, sementara seluruh anggota adalah anggota pasukan dan pengikutnya. Oleh itu, jika kamu ingin menyucapkan LAILA HAILLALLAH, maka lebih dulu hendaklah kamu ucapkan dengan hatimu, kemudian kamu iringinya dengan lidah.

2949. Jihad Batin, Lebih berat dari jihad zahir kerana jihad batin adalah satu jihad yang berterusan. Bermaksud memutuskan semua kehendak dan dorongan hawa nafsu untuk melakukan perkara-perkara yang terlarang serta mengekang keinginan terhadapnya.

2950. Wahai hamba…! Setiap yang engkau pandang sebagai kebaikan dan engkau mencintainya, maka cintamu itu adalah bukan cinta yang sejati. Engkau sedang terpedaya. Cinta yang hakiki adalah cinta yang tidak berubah, yaitu cinta kepada Allah, yakni cinta yang engkau lihat dengan dua mata hatimu, yaitu cinta para Al-Shiddiqin Ruhaniyyin. Mereka tidam menyintai dengan keimanan mereka, tetapi dengan keyakinan dan mata hati mereka. Terbukalah hijab yang menyelubungi mata hati mereka, sehingga mereka mampu melihat apa yang ada di alam ghaib, melihat sesuatu yang tidak mungkin bagi mereka untuk menjelaskannya.


abdul-qadir-jaelani.jpg

Nama Lain
Syekh, Ghaus-e-Azam

Agama
Islam.

Anak
Shaikh Abdul-Wahab, Sheikh Abdul-Razzaq, Shaikh Abdul-Aziz, Shaikh Isa, Shaikh Musa, Sheikh Yahya, Sheikh Abdullah, Sheikh Muhammed dan 41 lainnya. Sheikh Ibrahim.

Orang Tua
Ayah: Abu Salih.
Ibu: Umm Khair Fatima.

Abdul Qadir Jaelani atau Abd al-Qadir al-Gilani (bahasa Kurdi: Evdilqadirê Geylanî, bahasa Persia: ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﮔﯿﻼﻧﯽ, bahasa Urdu: ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﺁﻣﻠﯽ ﮔﯿﻼﻧﯽ Abdolqāder Gilāni) (470–561H) (1077–1166M) adalah seorang ulama fiqih yang sangat dihormati oleh Sunni dan dianggap wali dalam dunia tarekat dan sufisme.

Ia lahir pada hari Rabu tanggal 1 Ramadan di 470H, 1077M selatan Laut Kaspia yang sekarang menjadi Provinsi Mazandaran di Iran.
Ia wafat pada hari Sabtu malam, setelah magrib, pada tanggal 9 Rabiul akhir di daerah Babul Azajwafat di Baghdad pada 561H/1166M.

Ia adalah orang Kurdi atau orang Persia.
Syekh Abdul Qadir dianggap wali dan diadakan di penghormatan besar oleh kaum Muslim dari anak benua India. Di antara pengikut di Pakistan dan India, ia juga dikenal sebagai Ghaus-e- Azam.

Transliterasi
Nama Abdul Qadir Jaelani juga dilafalkan Abdulqadir Gaylani, Abdelkader, Abdul Qadir, Abdul Khadir-Jilani, Jeelani, Gailani, Gillani, Gilani, Al Gilani, Keilany.

Genealogi
Ibnul Imad menyebutkan bahwa nama lengkap syekh ini adalah Abdul Qadir bin Abi Sholeh bin Janaky Dausat bin Abi Abdillah Abdullah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al-Huzy bin Abdullah Al-Himsh bin Al- Hasan Al-Mutsanna bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib Al-Jailany.

Ada dua riwayat sehubungan dengan tanggal kelahiran al-Ghauts al_A'zham Syekh Abdul Qodir al-Jilani Amoli.
Riwayat pertama yaitu bahwa ia lahir pada 1 Ramadhan 470H.
Riwayat kedua menyatakan Ia lahir pada 2 Ramadhan 470H.
Tampaknya riwayat kedua lebih dipercaya oleh ulama.
Silsilah Syekh Abdul Qodir bersumber dari Khalifah Sayyid Ali al Murtadha, melalui ayahnya sepanjang 14 generasi, dan melaui ibunya sepanjang 12 generasi.

Syekh Sayyid Abdurrahman Jami memberikan komentar mengenai asal usul al-Ghauts al-A'zham sebagi berikut:
"Ia adalah seorang Sultan yang agung, yang dikenal sebagi al-Ghauts al-A'zham. Ia mendapat gelar sayyid dari silsilah kedua orang tuanya, Hasani dari sang ayah dan Husaini dari sang ibu."

Silsilah Keluarganya adalah Sebagai berikut:
Dari Ayahnya (Hasani): Syeh Abdul Qodir bin Abu Shalih bin Abu Abdillah bin Yahya az-Zahid bin Muhammad Al Akbar bin Dawud bin Musa At-tsani bin Abdullah Tsani bin Musa al-Jaun bin Abdullah Mahdhi bin Hasan al-Mutsanna bin Hasan as-Sibthi bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah binti Rasulullah saw
Dari ibunya(Husaini): Syeh Abdul Qodir bin Ummul Khair Fathimah binti Abdullah 'Atha bin Mahmud bin Kamaluddin Isa bin Abi Jamaluddin bin Abdullah Sami' Az-Zahid bin Abu Ala'uddin (ﻋﻼﺀﺍﻟﺪﻳﻦﺍﻟﺠﻭﺍﺩ) bin Ali Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja'far al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Zainal 'Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah saw.

Biografi

Masa Muda
Dalam usia 18 tahun ia sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488H/1095M. Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin Ahmad al Ghazali, yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al Ghazali. Di Baghdad dia belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein al Farra' dan juga Abu Sa'ad al Muharrimiseim. Dia menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama. Dengan kemampuan itu, Abu Sa'ad al Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di daerah Babul Azaj menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Ia mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memberikan nasihat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut. Banyak orang yang bertaubat setelah mendengar nasihat dia. Banyak pula orang yang bersimpati kepada dia, lalu datang menimba ilmu di sekolah dia hingga sekolah itu tidak mampu menampung lagi.

Murid

Murid-muridnya banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam, Syeikh Qudamah, penyusun kitab fiqih terkenal al Mughni.

Perkataan Ulama tentangnya.

Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama dia selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani sampai dia meninggal dunia. Syeikh Ibnu Qudamah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir menjawab, "Kami sempat berjumpa dengan dia di akhir masa kehidupannya. Ia menempatkan kami di sekolahnya. Ia sangat perhatian terhadap kami. Kadang dia mengutus putra dia yang bernama Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Ia senantiasa menjadi imam dalam salat fardhu."

Karya

Imam Ibnu Rajab juga berkata, "Syeikh Abdul Qadir al Jailani Rahimahullah memiliki pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma'rifat yang sesuai dengan sunnah."
Karya karyanya:
1. Tafsir Al Jilani.
2. al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
3. Futuhul Ghaib.
4. Al-Fath ar-Rabbani.
5. Jala' al-Khawathir.
6. Sirr al-Asrar.
7. Asror Al Asror.
8. Malfuzhat.
9. Khamsata "Asyara Maktuban.
10. Ar Rasael.
11. Ad Diwaan.
12. Sholawat wal Aurod.
13. Yawaqitul Hikam.
14. Jalaa al khotir.
15. Amrul muhkam.
16. Usul as Sabaa.
17. Mukhtasar ulumuddin.

Murid-muridnya mengumpulkan ihwal yang berkaitan dengan nasihat dari majelis-majelis dia. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Ia membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.

Awal Kemasyhuran.

Al-Jaba'i berkata bahwa Syeikh Abdul Qadir pernah berkata kepadanya, "Tidur dan bangunku sudah diatur. Pada suatu saat dalam dadaku timbul keinginan yang kuat untuk berbicara. Begitu kuatnya sampai aku merasa tercekik jika tidak berbicara. Dan ketika berbicara, aku tidak dapat menghentikannya. Pada saat itu ada dua atau tiga orang yang mendengarkan perkataanku. Kemudian mereka mengabarkan apa yang aku ucapkan kepada orang-orang, dan merekapun berduyun-duyun mendatangiku di masjid Bab Al-Halbah. Karena tidak memungkinkan lagi, aku dipindahkan ke tengah kota dan dikelilingi dengan lampu. Orang-orang tetap datang di malam hari dengan membawa lilin dan obor hingga memenuhi tempat tersebut. Kemudian, aku dibawa ke luar kota dan ditempatkan di sebuah mushola. Namun, orang-orang tetap datang kepadaku, dengan mengendarai kuda, unta bahkan keledai dan menempati tempat di sekelilingku. Saat itu hadir sekitar 70 orang para wali radhiallahu 'anhum.

Dalam beberapa manuskrip didapatkan bahwa Syeikh Abdul Qadir berkata, "Sebuah suara berkata kepadaku saat aku berada di pengasingan diri, "kembali ke Baghdad dan ceramahilah orang-orang". Aku pun ke Baghdad dan menemukan para penduduknya dalam kondisi yang tidak aku sukai dan karena itulah aku tidak jadi mengikuti mereka". "Sesungguhnya" kata suara tersebut, "Mereka akan mendapatkan manfaat dari keberadaan dirimu". "Apa hubungan mereka dengan keselamatan agamaku/ keyakinanku" tanyaku. "Kembali (ke Baghdad) dan engkau akan mendapatkan keselamatan agamamu" jawab suara itu.

Aku pun membuat 70 perjanjian dengan Allah. Di antaranya adalah tidak ada seorang pun yang menentangku dan tidak ada seorang muridku yang meninggal kecuali dalam keadaan bertaubat. Setelah itu, aku kembali ke Baghdad dan mulai berceramah.

Hubungan Guru & Murid.

  1. Syeikh Abdul Qadir berkata, "Seorang Syeikh tidak dapat dikatakan mencapai puncak spiritual kecuali apabila 12 karakter berikut ini telah mendarah daging dalam dirinya.
  2. Dua karakter dari Allah yaitu dia menjadi seorang yang sattar (menutup aib) dan ghaffar (pemaaf).
  3. Dua karakter dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam yaitu penyayang dan lembut.
  4. Dua karakter dari Abu Bakar yaitu jujur dan dapat dipercaya.
  5. Dua karakter dari Umar yaitu amar ma'ruf nahi munkar.
  6. Dua karakter dari Utsman yaitu dermawan dan bangun (tahajjud) pada waktu orang lain sedang tidur.
  7. Dua karakter dari Ali yaitu alim (cerdas/intelek) dan pemberani.
Masih berkenaan dengan pembicaraan di atas dalam bait syair yang dinisbatkan kepadanya dikatakan: Bila lima perkara tidak terdapat dalam diri seorang syeikh maka ia adalah Dajjal yang mengajak kepada kesesatan.

Dia harus sangat mengetahui hukum-hukum syariat zhahir, mencari ilmu hakikah dari sumbernya, hormat dan ramah kepada tamu, lemah lembut kepada si miskin, mengawasi para muridnya sedang ia selalu merasa diawasi oleh Allah.

Syeikh Abdul Qadir juga menyatakan bahwa Syeikh al Junaid mengajarkan standar Al Quran dan Sunnah kepada kita untuk menilai seorang syeikh. Apabila ia tidak hafal al Quran, tidak menulis dan menghafal Hadits, dia tidak pantas untuk diikuti.

Syeikh Abdul Qadir berkata, "Kalimat tauhid akan sulit hadir pada seorang individu yang belum di talqin dengan zikir bersilsilah kepada Rasullullah oleh mursyidnya saat menghadapi sakaratul maut".

Karena itulah Syeikh Abdul Qadir selalu mengulang-ulang syair yang berbunyi: Wahai yang enak diulang dan diucapkan (kalimat tauhid) jangan engkau lupakan aku saat perpisahan (maut).

Pada tahun 521H/1127M, dia mengajar dan berfatwa dalam semua madzhab pada masyarakat sampai dikenal masyarakat luas. Selama 25 tahun Syeikh Abdul Qadir menghabiskan waktunya sebagai pengembara sufi di Padang Pasir Iraq dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai tokoh sufi besar dunia Islam. Selain itu dia memimpin madrasah dan ribath di Baghdad yang didirikan sejak 521H sampai wafatnya pada tahun 561H. Madrasah itu tetap bertahan dengan dipimpin anaknya Abdul Wahab (552-593 H/1151-1196 M), diteruskan anaknya Abdul Salam (611 H/1214 M). Juga dipimpin anak kedua Syeikh Abdul Qadir, Abdul Razaq (528-603 H/1134-1206 M), sampai hancurnya Baghdad pada tahun 656 H/1258 M.

Kontroversi

al-Muqri' Abul Hasan asy-Syathnufi

Syeikh Abdul Qadir al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh para syeikh, ulama, dan ahli zuhud. Ia banyak memiliki keutamaan dan karamah. Tetapi, ada seorang yang bernama al- Muqri' Abul Hasan asy-Syathnufi al-Mishri (nama lengkapnya adalah Ali bin Yusuf bin Jarir al Lakhmi asy Syathnufi) yang mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syeikh Abdul Qadir al Jailani dalam tiga jilid kitab. Judul asli Kiab itu cukup panjang, yaitu Bahjatu Al- Asraar wa Ma’dinu Al-Anwar fi Ba’di Manaqib Al-Quthb Ar-Rabbani Abdul Qadir jailani.

Al Muqri' lahir di Kairo tahun 640 H, meninggal tahun 713 H. Dia dituduh berdusta dan tidak bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya).

Imam Adz-Dzahabi.

Sam'ani berkata, "Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Ia seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup dia." Imam Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A'lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syeikh sebagai berikut, "Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat."

Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syeikh Abdul Qadir yang aneh-aneh sehingga memberikan kesan seakan-akan dia mengetahui hal-hal yang ghaib. Kemudian mengakhiri perkataan, "Intinya Syeikh Abdul Qadir memiliki kedudukan yang agung, tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas namanya." Imam Adz Dzahabi juga berkata," Tidak ada seorangpun para kibar masyayikh yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi".

Syeikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil,hal.136, "Aku telah mendapatkan aqidahnya di dalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. (Lihat kitab Al-Ghunyah I/83-94) Maka aku mengetahui bahwa dia sebagai seorang Salafi. Ia menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Ia juga membantah kelompok-kelompok Syi'ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf."

Ibnu Rajab Al-Hambali

Dalam mengomentari kitab kontroversial di atas, Ibnu Rajab Al-Hambali menegaskan: "Cukuplah seorang itu berdusta, jika dia menceritakan yang dia dengar", demikian kata Imam Ibnu Rajab. "Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tentram untuk berpegang dengannya, sehingga aku tidak meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari selain kitab ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh dari agama dan akal, kesesatan-kesesatan, dakwaan- dakwaan dan perkataan yang batil tidak berbatas, seperti kisah Syeikh Abdul Qadir menghidupkan ayam yang telah mati, dan sebagainya. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani rahimahullah."

Kemudian didapatkan pula bahwa al Kamal Ja'far al Adfwi (nama lengkapnya Ja'far bin Tsa'lab bin Ja'far bin Ali bin Muthahhar bin Naufal al Adfawi), seorang ulama bermadzhab Syafi'i. Ia dilahirkan pada pertengahan bulan Sya'ban tahun 685 H dan wafat tahun 748 H di Kairo. Biografi dia dimuat oleh al Hafidz di dalam kitab Ad Durarul Kaminah, biografi nomor 1452. al Kamal menyebutkan bahwa asy- Syathnufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini. Subhanallah

HAK TETANGGA

$
0
0

Al-Faqih berkata: Abu Ja'far menceritakan kepada kami, Ali bin Muhammad Al-Wiraq menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: An'am menceritakan kepada kami dari Abu Abdur Rahman Al-Hubla dari Abdullah bin Amr Al-Ash, di mana ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
"Ada tujuh golongan yang nanti pada hari kiamat Allah tidak akan melihat kepada mereka dan Dia tidak akan menyucikan mereka, serta Dia akan berfirman kepada mereka; Masuklah kamu ke dalam neraka bersama-sama dengan orang-orang masuk neraka, yaitu;
(1) Orang laki-laki yang bersetubuh sesama jenisnya (homo seksual),
(2) Orang yang kawin dengan tangannya (onani),
(3) Orang menyetubuhi binatang,
(4) Orang yang bersetubuh dengan istrinya di dalam anus istrinya,
(5) Orang yang beristri dengan seseorang dan sekaligus anak perempuannya,
(6) Orang yang berzina dengan istri tetangganya, dan
(7) Orang yang menyakiti tetangganya dengan diketahui oleh orang banyak, kecuali bila ia bertaubat dengan memenuhi syarat-syaratnya."

Al-Faqih berkata: Abul Qasim Abdur Rahman bin Muhammad Asy-Syabadzi menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Faris bin Marduwih menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Ibrahim menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Bisyr bin Salman dari Ubaid dari Aban bin Ishaq dari Ash-Shabbah bin Muhammad Al-Bajali dari Murrah Al-Hamdani dari Abdullah bin Mas'ud, di mana ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
"Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, seseorang tidak Islam sehingga orang-orang selamat dari (gangguan) hati, lisan, dan tangannya, dan seseorang tidak beriman sehingga tetangganya aman dari gangguan-gangguannya." Kami bertanya: "Wahai Rasul Allah, apakah gangguan-gangguan itu?" Beliau bersabda: "Tipuan dan aniaya."

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Dawud bin Dhahir menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Muhammad bin Al-Qasim menceritakan kepada kami dari Musa dari Ubaid Al-Yazidi dari Zaid bin Abdur Rahman dari Sa'id Al-Musayyab bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Kemuliaan tetangga atas tetangganya adalah seperti kemuliaan ibunya."

Al-Faqih berkata: Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Bisyr bin Salman dari Mujahid, di mana ia Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata kepada pelayannya; "Wahai pelayanku, bila kamu menyembelih kambing, maka berilah makan tetangga kita yang Yahudi. Pelayan itu berkata; "Engkau mendesak terus mengenai tetangga kita yang Yahudi itu." Abdullah bin Umar lantas berkata; "Eh, ketahuilah bahwasanya Nabi saw selalu berpesan kepada kami, sehingga kami menyangka bahwa tetangga itu akan diberi waris."

Al-Faqih berkata: Al-Qasim bin Muhammad bin Rauzabah menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Isa bin Khasynam Ats-Tsauri menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Suwaid menceritakan kepada kami dari Malik dari Sa'id bin Abu Sa'id Al-Maghburi dari Abu Syuraih Al-Ka'bi, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia berkata baik atau hendaknya diam saja. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia memuliakan tamunya pada hari kedatangannya satu hari satu malam, dan menghormati sebagai tamu selama tiga hari, dan selebihnya maka itu adalah shadaqah."

Al-Faqih berkata: Abul Qasim Abdur Rahman bin Muhammad menceritakan kepada kami, di mana sanadnya dari Al-Hasan Al-Bashri, di mana berkata: Ada seseorang bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah hak tetangga atas tetangganya itu?" Beliau bersabda:
"Aapabila ia mau berhutang kepadamu maka hutangilah, apabila ia memanggilmu maka jawablah, apabila ia sakit maka jenguklah, apabila ia minta tolong kepadamu maka tolonglah, apabila ia ditimpa musibah maka hiburlah, apabila ia mendapatkan kesenangan maka ucapkanlah selamat kepadanya, apabila ia mati maka antarkanlah jenazahnya, apabila ia pergi maka jagalah (rumah dan keluarganya), dan janganlah kamu mengganggunya dengan bau masakanmu, kecuali bila ia diberi masakan itu." Di dalam hadits yang lain ada tambahan dari 9 hal itu, yang kesepuluh adalah: "Janganlah kamu meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya, kecuali dengan adanya kerelaan daripadanya."

Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Jibril selalu berpesan kepadaku mengenai tetangga, sehingga aku menyangka bahwa tetangga itu akan diberi hak waris."

Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Rasulullah saw, bah wasanya beliau bersabda:
"Wahai Abu Hurairah, jadilah kamu orang yang wara' (menjauhkan dari hal-hal yang haram dan subhat), niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling baik ibadahnya. Jadilah kamu orang yang hidup tenang (menerima apa adanya) niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling bersyukur. Berbuatlah apa yang disukai manusia sebagaimana apa yang kamu sukai bagi dirimu sendiri, niscaya kamu akan menjadi orang yang beriman. Berbuat baiklah kepada orang yang berada di sekitarmu, niscaya kamu akan menjadi muslim. Dan kurangilah tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu bisa mematikan hati."

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada orang tua, karib kerabat, teman sejawat, ibnu sabil." (QS. An-Nisa', 4:36)

Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Tetangga itu ada tiga macam, di antara mereka ada yang mempunyai tiga hak, di antaranya lagi ada yang mempunyai dua hak, dan di antaranya lagi ada yang hanya mempunyai satu hak. Tetangga yang mempunyai tiga hak adalah tetanggamu yang masih kerabat man muslim, tetangga yang mempunyai dua hak adalah tetanggamu yang muslm, dan tetanggamu yang hanya mempunyai satu hak adalah tetanggamu yang dzimmi."

Maksudnya, bila tetangga itu masih termasuk kerabat yang muslim, maka ia mempunyai hak sebagai kerabat, hak sebagai sesama muslim, dan hak sebagai tetangga. Tetangga yang muslim tetapi bukan kerabat, maka ia mempunyai dua hak, yaitu hak sebagai sesama muslim dan hak sebagai tetangga. Sedangkan tetangga yang tidak muslim dan bukan kerabat, maka ia mempunyai satu hak, yaitu hak sebapai tetangga saja.

Abu Dzarr Al-Ghiffari ra berkata: Kekasihku Nabi Muhammad berpesan kepadaku mengenai tiga hal, yaitu;

  1. Dengar dan taatlah kepada pemimpin, meskipun pemimpin itu adalah seorang budak yang dipotong hidungnya.
  2. Bila kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya kemudian perhatikan tetangga-tetanggamu dan berilah mereka kuah masakan itu.
  3. Shalatlah kamu tepat pada waktunya.

Dikatakan bahwa siapa yang mati dan mempunyai tiga orang tetangga yang semuanya ridha kepadanya, niscaya diampuni dosa-dosanya.

Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya ada seorang datang kepada beliau, mengeluh tentang tetangganya, kemudian Rasulullah saw bersabda:
"Janganlah kamu mengganggunya, dan sabarlah atas gangguannya. Cukuplah kematian akan memisahkan (antara kamu dengannya)."

Al-Hasan Al-Bashri berkata: "Bukanlah yang dikatakan bertetangga yang baik adalah tidak mengganggu tetangga, akan tetapi bertetangga yang baik adalah sabar terhadap gangguan tetangganya."

'Amr bin Al-'Ash berktata: "Yang dinamakan orang yang menyambung persaudaraan itu bukanlah orang yang menyambung persaudaraan kepada orang yang memang ingin menyambungnya dan memutuskan orang yang akan memutuskan persaudaraan, orang yang seperti itu hanyalah orang yang sadar. Adapun yang dinamakan orang yang menyambung persaudaraan itu adalah orang yang menyambung persaudaraan kepada orang yang ingin memutuskan hubungan, dan bertindak lemah-lembut kepada orang yang berbuat kasar kepadanya. Yang dinamakan orang yang sabar itu bukanlah orang yang sabar terhadap orang-orang yang memang bertindak sabar kepadanya, dan bertindak masa bodoh ketika orang lain berbuat masa bodoh kepadanya, orang yang seperti itu hanyalah orang yang sadar, akan tetapi orang yang sabar, adalah orang yang bertindak sabar terhadap orang-orang yang berlaku masa bodoh kepadanya."

Al-Faqih mengatakan bahwa setiap muslim hendaknya sabar terhadap gangguan tetangga dan tidak menyakiti tetangganya dan tetangganya merasa aman daripadanya. Rasa aman dari tetangga itu terdiri dari tiga hal, yaitu: Aman dari gangguan tangan, lisan, dan aurat. Aman dari gangguan tangan yaitu seandainya tetangga-tetangganya itu berada di pasar lantas ingat bahwa dompetnya tertinggal di rumah, maka tetangganya itu tidak merasa curiga sama sekali. Aman dari gangguan lisan, yaitu ia tidak mengucapkan perkataan yang seandainya didengar oleh tetangganya ia akan diam, atau bila perkataan itu disampaikan kepada tetangganya, maka ia akan merasa malu. Sedangkan aman dari pangguan aurat, yaitu seandainya ia sedang bepergian lalu diberitahu bahwa tetangganya masuk ke rumahnya, maka hatinya merasa tenang dan gembira.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, bahwasanya ia berkata: Ada tiga perilaku yang pada masa jahiliyah dianggap perbuatan baik yang bila kaum muslimin mengerjakannya, maka merekaw akan lebih utama, yaitu:

  1. Sewaktu kedatangan tamu, ia akan bersungguh-sungguh di dalam berbuat baik kepada tamunya.
  2. Seandainya ia mempunyai istri yang sudah tua, maka ia tidak akan menceraikannya dan ia tetap menjadikan istrinya, karena khawatir akan terlunta-lunta.
  3. Apabila mengetahui bahwa tetangganya mempunyai hutang atau berada dalam keadaan yang sulit, maka ia bersungguh-sungguh di dalam memberi bantuan sampai-sampai ia membayarkan hutangnya dan berusaha keras untuk ikut menyelesaikan kesulitan yang dihadapi tetangganya itu.

Anas bin Malik ra menceritakan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
Diriwayatkan dari Sufyan Ats-Tsauri, bahwasanya ia berkata: Ada sepuluh macam perilaku yang termasuk tindakan yang kejam, yaitu:

  1. Seseorang yang berdoa untuk dirinya sendiri, tetapi ia tidak mendoakan kedua orang tuanya dan segenap kaum muslimin.
  2. Seseorang yang pandai membaca Al-Qur'an, tetapi ia tidak membacanya 100 ayat sepiap harinya.
  3. Seseorang yang masuk masjid dan keluar lagi, tetapi ia tidak mengeijakan shalat dua rakaat.
  4. Seseorang yang melemati kubur, tetapi ia tidak mengucapkan salam dan mendoakan ahli kubur.
  5. Seseorang yang masuk suatu kota pada hari Jum'at kemudian ia keluar lagi, tetapi ia tidak mengerjakan shalat Jum'at.
  6. Seseorang yang kedatangan orang pandai (alim) di daerahnya, tetapi ia tidak belajar apa pun darinya.
  7. Dua orang yang bertemu di perjalanan, tetapi ia tidak menanyakan namanya.
  8. Seseorang yang diundang untuk berkunjung, tetapi ia tidak berkunjung kepada orang yang mengundangnya.
  9. Orang muda yang menyia-nyiakan masa mudanya, di mana ia tidak mau mencari ilmu dan belajar tata krama.
  10. Seseorang yang kenyang sedangkan tetangganya kelaparan, tetapi ia tidak mau memberi makanan sedikit pun kepada tetangganya.

Al-Faqih berkata: Kesempurnaan bertetangga yang baik itu ada empat, yaitu:

  1. Membantu tetangganya dengan apa yang ada padanya.
  2. Tidak menginginkan apa yang dipunyai tetangganya.
  3. Tidak mengganggu tetangganya.
  4. Sabar terhadap gangguan tetangganya.



---o0o---


MAJIKAN YANG PENUH DENGAN SUMBER ILMU

$
0
0

majikan yang penuh dengan sumber ilmu

Pada suatu musim haji berangkatlah rombongan umat Muslim dari Madinah untuk menunaikan ibadah haji ke kota suci Mekah.
Rombongan itu dipimpin oleh Abdullah bin Umar bin Khattab ra. Ketika rombongan sedang melanjutkan perjalanan, tiba-tiba Abdullah bin Umar bin Khattab ra atau lebih di kenal dengan sebutan Ibnu Umar ra pergi menghilang dari rombongan ke balik semak-semak pepohonan dan menunaikan buang hajat.

Tentu saja rombongan merasa heran karena setiap kali melewati daerah itu Ibnu Umar ra selalu pergi menghilang ke balik semak-semak pepohonan dan menunaikan buang hajat.

Akhirnya ada anggota rombongan yang berani menanyakan sebab Ibnu Umar ra melakukan hal itu,
"Ya Ibnu Umar, mengapa engkau selalu buang hajat setiap melewati daerah ini?"
Maka dijawab Ibnu Umar ra;
"Sesungguhnya saya pernah berjalan bersama Rasulullah saw melewati daerah ini, dan pada saat itu Beliau menyingkir sesaat menuju semak-semak pepohonan untuk menunaikan buang hajat, aku ingin meniru apa yang di lakukan Beliau karena rasa cintaku yang mendalam kepada Rasulullah saw"

Para sahabat Ibnu Umar tertegun mendengar jawaban seperti itu, mereka makin yakin dengan apa yang pernah Ummul Mukminin Aisyah ra katakan tentang Ibnu Umar ra, Aisyah ra berkata;
"Tidak pernah aku temui seorang sahabat Nabi saw yang paling ingin meniru sunnah beliau saw dengan semangat gigih kecuali aku dapatkan Ibnu Umar ra"

Ibnu Umar ra seorang periwayat Hadits yang banyak dan masuk dalam kalangan ulamaa di antara sahabat-sahabat Nabi yang lain. Ia sangat mencintai sunnah dan ilmu serta menjauh diri dari hiruk pikuk politik.
Pernah Amirul Mukminin Utsman bin Affan ra menawari ia sebagai hakim namun ia menolaknya. Ibnu Umar selalu menghabiskan malamnya dengan ibadah, dzikir dan do'a karena Rasulullah saw pernah mewasiatkan kepadanya untuk menghabiskan malamnya dengan ibadah yang hal itu akan menambah fakihnya dia dengan ilmu-ilmu agama.

Salah seorang muridnya yang paling utama adalah bekas budaknya sendiri yaitu Nafi' rahimahullah. Tabiin yang satu ini banyak menimba ilmu dari majikannya dan kelak Nafi' rahimahullah menjadi rujukan para ulama bila bertanya tentang ilmu fikih dan tafsir. Begitulah sebagai contoh kehidupan para sahabat yang mulia, mereka mengajari ilmu bukan hanya kepada istri dan anak-anaknya saja tapi malah bekas budaknya menjadi ulama terkenal berkat torehan dan asuhan dari majikan yang penuh dengan sumber ilmu.

Salah seorang sahabat Ibnu Umar ra yaitu Abu Salamah bin Abdurrahman mengatakan;
"Ibnu Umar meninggal dan keutamaannya sama seperti Umar. Umar hidup pada masa banyak orang yang sebanding dengan dia, sementara Ibnu Umar hidup di masa yang tidak ada seorang pun yang sebanding dengan dia."

Ibnu Umar wafat pada tahun 72 Hijriah dalam usia yang panjang. Sebagian ulama tarikh menyebut usia sahabat Nabi yang mulia ini sampai 84 tahun.

Wallahu a'lam.


LARANGAN MEMINUM MINUMAN KERAS

$
0
0

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Isma'il bin Aliyah memberitahukan kepada kami dari Al-Laits dari Abdullah, di mana ia berkata: Abdullah bin Umar ra berkata:
"Kelak pada hari kiamat orang yang meminum minuman keras mukanya hitam, matanya menonjol (keluar), lidahnya menjulur sampai ke dada, di mana air liurnya mengalir, sehingga orang yang melihatnya merasa jijik karena busuk baunya. Janganlah kamu mengucapkan salam kepada orang yang meminum minuman keras, janganlah kamu menjenguknya bila ia sakit, dan janganlah menshalatkannya bila ia mati."

Masruq berkata: "Orang yang meminum minuman keras itu adalah seperti orang yang menyembah berhala. Orang yang meminum minuman keras itu adalah seperti orang menyembah Lata dan Uzza." Dengan penjelasan, bila ia menganggap halal di dalam minuman itu.

Ka'bul Ahbar berkata: "Seandainya saya meminum segelas api, itu akan lebih saya sukai daripada meminum segelas minuman keras."

Al-Faqih berkata: Al-Hakim Al-Fadl Al-Haddadi menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Abdullah bin Mahmud Al-Marwaal menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Abdullah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al-Mubarak menceritakan kepada kami dari Ayyub dari Nafi' dari Ibnu Umar ra dari Rasul Allah saw, di mana beliau bersabda:
"Setiap minuman yang memabukkan adalah khamer, dan setiap yang memabukkan itu haram. Barang siapa yang di dunia meminum khamer, kemudian ia mati sedangkan ia terus-menerus meminumnya dan belum bertaubat, maka ia tidak akan meminumnya nanti di akhirat."

Al-Faqih memberi penjelasan bahwa yang dimaksud dengan hadits tersebut adalah setiap minuman yang memabukkan itu adalah haram baik minuman itu dimasak atau tidak, sebagaimana diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah dari Rasulullah saw, di mana beliau bersabda:
"Semua jenis minuman yang (jikaj diminum dalam jumlah) banyak memabukkan, maka sedikit juga haram." Dalam riwayat yang lain: "Minuman yang memabukkan (bila diminum) satu faraq, maka seteguk pun juga haram."
Menurut pengertian umum, satu faraq adalah 16 kati.

Al-Faqih berkata: "Orang yang meminum minuman yang telah dimasak itu lebih besar dosanya daripada yang orang meminum minuman keras yang tidak dimasak, karena orang yang meminum minuman keras yang tidak dimasak itu memang melakukan maksiat dan fasik, akan tetapi orang yang meminum minuman yang dimasak itu dikhawatirkan menjadi kafir. Orang yang meminum minuman (yang tidak dimasak) itu menyadari bahwa dia meminum minuman yang diharamkan, sedangkan orang yang meminum minuman yang telah dimasak bisa jadi ia menganggap bahwa minuman itu telah menjadi halal. Semua umat Islam sepakat bahwa meminum minuman keras itu haram baik sedikit maupun banyak. Apalagi orang menganggap halal apa-apa yang sudah disepakati keharamannya, maka ia menjadi orang kafir."

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Katsir bin Hisyam menceritakan kepada kami dari Ja'far Barqan dari Az-Zuhri dan Utsman bin Affan ra, bahwasanya sewaktu ia berdiri memberikan Khutbah dia mengatakan:
"Wahai segenap manusia, jauhilah minuman keras karena sesungguhnya minuman keras itu adalah induk dari perbuatan keji. Dahulu ada seorang yang ahli ibadah yang biasa pergi ke masjid. Di tengah jalan ia bertemu seorang perempuan pelacur dan perempuan itu menyuruh pelayannya untuk mengajak orang yang ahli ibadah itu untuk masuk ke rumahnya. Setelah ia masuk, maka perempuan itu menutup pintu, dan di situ ada segelas minuman keras dan ada seorang anak.

Perempuan itu berkata kepadanya: “Kamu tidak boleh meninggalkan aku sebelum kamu meminum minuman keras, menyetubuhi aku atau membunuh anak kecil ini. Jika kamu tidak mau, maka aku akan berteriak sekeras-kerasnya dan aku akan mengatakan bahwa ada orang jahat masuk ke rumahku, maka tak akan ada seorang pun yang percaya kepadamu.” Mendengar ucapan perempuan tadi, orang itu merasa sangat lemas dan akhirnya berkata: “Aku tidak mau bersetubuh dan aku juga tidak mau membunuh anak.” kemudian ia meminum minuman keras, dan berkata kepada perempuan itu: “Beri lagi aku minuman keras.” perempuan itu pun memberinya lagi sampai ia mabuk, lantas menyetubuhi perempuan itu dan membunuh anak." Utsman ra lalu berkata: "Maka jauhilah minuman keras itu karena sesungguhnya minuman keras itu adalah induk dari perbuatan keji. Demi Allah, sungguh iman dan minuman keras itu tidak akan bisa berada dalam hati seseorang, melainkan salah satu di antara keduanya itu akan mendesak untuk menghllangkan yang lain."

Maksudnya orang yang meminum minuman keras itu bila sudah mabuk, maka mulutnya akan mengucapkan kata-kata kufur, lalu mulutnya akan terbiasa untuk mengucapkan kata-kata itu dan dikhawatirkan sewaktu meninggalnya akan keluar kata-kata kufur, maka ia akan kekal abadi di dalam neraka. Karena kebanyakan iman itu lepas dari hati seseorang ketika ia menghadapi mati dan hal itu disebabkan karena dosa-dosa yang biasa ia lakukan semasa hidupnya, dan akibatnya ia akan berada dalam kerugian dan penyesalan selama-lamanya.

Adl-Dlahhak berkata: "Barang siapa yang meninggal dunia sedangkan ia masih terus-menerus meminum minuman keras (belum bertaubat), maka pada hari kiamat akan bangkit dalam keadaan mabuk."

Said meriwayatkan dari Qatadah, di mana ia berkata: Di beritahukan kepada kami, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Ada empat kelompok manusia yang tidak akan mendapatkan bau surga, padahal baunya itu bisa didapatkan dari jarak (perjalanan) 500 tahun, yaitu; Orang yang kikir, orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya, orang yang selalu meminum minuman keras, dan orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya."

Ibnu Mas'ud ra berkata: "Dalam masalah mhnuman keras ada sepuluh pihak yang mendapat kutukan, yaitu: Orang yang memerasnya, orang yang minta diperaskan, orang yang meminumnya, orang yang dibawakannya, orang yang berdagang minuman, orang yang menyediakan tempat untuk berdagang, orang yang menjualkannya, orang yang membelinya, dan orang yang menanamnya."

Diriwayatkan dalam salah satu hadits dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Kelak pada hari kiamat orang yang meminum minuman keras akan keluar dari kuburnya dengan bau busuk yang lebih busuk daripada bau bangkai dengan digantungi gayung di lehernya, gelas ditangannya, di antara kulit dan dagingnya penuh dengan ular dan kalajengking. Ia memakai sandal dari api, maka otaknya mendidih, dan ia mendapatkan kuburnya merupakan salah satu dari jurang-jurang neraka, dan di dalam neraka ia merupakan teman Fir'aun dan Haman."

Aisyah ra meriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Barang siapa yang memberi makan kepada orang yang meminum minuman keras meskipun hanya sesuap, maka Allah akan memenuhi badannya dengan ular dan kalajengking. Barang siapa yang memenuhi kebutuhannya, maka berarti ia telah membantunya dalam merobohkan Islam. Barang siapa yang meminjaminya, maka berarti ia telah membantu membunuh orang yang beriman. Barang siapa yang duduk-duduk dengannya, maka nanti pada hari kiamat Allah akan membangkitkannya dalam keadaan buta, tidak ada kesempatan untuk beralasan baginya. Barang siapa yang meminum minuman keras, maka janganlah kamu mengawinkannya, bila ia sakit janganlah kamu menjenguknya, dan bila ia bersaksi, maka janganlah kamu terima persaksiannya. Demi Dzat yang mengutus aku dengan benar menjadi nabi, tidak ada yang meminum minuman keras melainkan ia dikutuk di dalam kitab Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur'an. Barang siapa yang meminum minuman keras, maka ia telah menjadi kafir sesuai dengan semua apa yang telah Allah turunkan kepada nabi-nabiNya. Tidak ada yang menganggap minuman keras itu halal, kecuali orang kafir, dan barang siapa yang menganggap minuman keras itu halal, maka aku lepas tangan daripadanya baik di dunia maupun di akhirat."

Dari Atha bin Yasar bahwasanya ada seseorang bertanya kepada Ka'bul Ahbar ra: "Apakah minuman keras itu diharamkan di dalam kitab Taurat?" Ia menjawab: "Ya, ayat Innamal khamru wal maisiru itu tertulis di dalam kitab Taurat. Sesungguhnya Kami menurunkan kebenaran untuk menghilangkan kebathilan." Di dalam Taurat disebutkan bahwa permainan (dalam pengertian yang luas), main rebana dan seruling dianggap perbuatan bathil, dan sungguh celaka orang yang meminum minuman keras. Saya bersumpah kepada Allah Ta'ala dengan kemuliaan dan keagunganNya, bagi orang yang meminum minuman keras di dunia, nanti akan merasa haus pada hari kiamat dan bagi orang yang tidak meminum minuman keras nanti akan mendapatkan minuman dari Allah di surga.

Al-Faqih mengatakan bahwa kita wajib menjauhi minuman keras, karena minuman keras itu mengandung sepuluh perilaku yang tercela, yaitu:

  1. Orang yang meminum minuman keras itu seperti orang gila, menjadi tertawaan anak-anak kecil, dan dicemooh oleh orang-orang yang berakal sehat, sebagaimana diceritakan dari Ibnu Abid Dun-ya, bahwasanya ia berkata: "Aku melihat orang yang mabuk di jalan Baghdad, di mana ia kencing dan mengusapkan air kencingnya itu ke muka seraya mengucapkan; “Wahai Allah masukkanlah saya ke dalam kelompok orang-orang yang bertaubat, dan masukkanlah saya ke dalam kelompok orang-orang menyesuaikan diri.”
    Dan diceritakan pula bahwa ada orang yang mabuk di tengah jalan lantas ada anjing datang menjilat-jilat mulut dan janggutnya lalu ia berkata kepada anjing; “Wahai tuanku, wahai tuanku, janganlah engkau mengotori sapu tanganku.”"
  2. Minuman keras itu memboroskan harta dan menghilangkan akal, sebagaimana dikatakan oleh Umar bin Al-Khaththab: "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami, bagaimana pendapatmu mengenai minuman keras." Beliau bersabda: "Sesungguhnya minuman keras itu memboroskan harta dan menghilangkan akal."
  3. Meminum minuman keras itu menyebabkan permusuhan di antara kawan dan kerabat, sebagaimang firman Allah Ta'ala;
    Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu." (QS. Al-Ma'idah, 5:91)
  4. Orang yang meminum minuman keras akan berpaling dari mengingat Allah dan dari shalat, sebagaimana firman Allah Ta'ala:
    "Dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat maka tidakkah kamu mau berhenti?" (QS. Al-Ma'idah, 5:91)
  5. Minuman keras itu bisa menyebabkan perbuatan zina, karena ketika ia meminum bisa jadi ia menceraikan istrinya padahal tidak sadar.
  6. Minuman keras itu kunci dari segala kejahatan, karena bila seseorang meminumnya, maka akan mudah baginya untuk melakukan segala macam perbuatan maksiat.
  7. Orang yang meminum minuman keras itu mengganggu malaikat yang menjaga dirinya, karena membawa mereka ke keadaan yang tidak baik dan adanya bau busuk, padahal tidak pantas bila seseorang itu mengganggu pihak lain yang tidak mengganggu dirinya.
  8. Minuman minuman keras itu menyebabkan orang yang meminumnya harus didera 80 kali. Bila ia tidak didera di dunia, maka ia akan didera di akhirat dengan cambuk dari api di hadapan khalayak ramai dengan disaksikan oleh orang tua dan sanak kerabatnya.
  9. Orang yang meminum minuman keras itu menutup pintu langit atas dirinya sendiri, karena amal-amal kebaikan dan doa-doanya tidak di angkat selama 40 hari.
  10. Minuman keras itu membahayakan orang yang meminumnya, karena dikhawatirkan ia bisa menghilangkan iman menjelang saat kematiannya.
Itu semua termasuk siksaan dunia sebelum ia sampai kepada siksaan akhirat. Sedangkan siksaan akhirat itu, maka tidak bisa dihitung pedihnya di antaranya minum air yang sangat panas dan zaqqum, serta hilangnya pahala amalnya. Oleh karena itu, tidak pantas bagi orang yang berakal sehat untuk memilih kelezatan yang sekejap dengan meninggalkan kelezatan yang abadi.

Diriwayatkan dari Muqatil bin Sulaiman ra di dalam menafsirkan ayat:
"(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada (Allah) Tuhan Yang Maha Pengasih, bagaikan kafilah yang terhormat, dan Kami akan menggiring orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga." (QS. Maryam, 19:85-86)

Muqatil mengatakan bahwa ahli surga itu dikumpulkan dan ketika berada di pintu surga, mereka mendapatkan suatu pohon yang di bawahnya bersumber dua mata air, dimana mereka meminum dari salah satu dari dua sumber itu, sehingga tidak sedikit pun kotoran tersisa di dalam perut mereka, kemudian mereka mendatangi sumber yang lain, di mana mereka mandi di sumber itu, sehingga tidak sedikit pun kotoran tersisa dari badannya. Jadi, segala kotoran yang berada di dalam perut dan badan bersih semuanya, dan itulah yang dimaksud dengan firman Allah Ta'ala:
"Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di dalamnya." (QS. Az-Zumar, 39:73)

Kemudian mereka disediakan kendaraan unta yang dibuat dari mutiara yang merah, yang kedua kakinya dibuat dari emas yang bertahtakan mutiara, dan tali kendalinya dibuat dari mutiara, dan setiap orang yang di antara mereka mendapatkan sepasang perhiasan, yang seandainya perhiasan itu diperlihatkan kepada penduduk dunia, niscaya seisi dunia akan gemerlapan. Dan setiap orang di antara ahli surga itu disambut dengan para malaikat yang akan menunjukkan tempat tinggalnya di dalam surga. Apabila ia telah masuk ke dalam surga, maka ia akan melihat istana yang terbuat dari perak beratapkan emas. Bila sampai di istana ia akan disambut oleh pelayan-pelayan yang cantik bagaikan mutiara bertebaran yang lengkap dengan segala macam perhiasan. Ia juga akan mendapatkan bejana-bejana dari perak dan gelas-gelas dari emas. Para malaikat mengucapkan "selamat" kepadanya dan ia pun akan menjawab ucapan para malaikat itu. Kemudian ia masuk, dan ketika ia melihat rumah-rumah dan kemuliaan yang disediakan untuknya, lalu ia masuk ke dalamnya. Malaikat bertanya kepadanya: "Apa yang kamu inginkan?" Ia menjawab: "Aku ingin masuk untuk menikmati kemuliaan yang Allah sediakan." namun malaikat berkata: "Berjalanlah, maka kamu akan mendapatkan apa yang lebih utama daripada ini." Ketika ia berjalan, ia melihat istana yang dibuat dari emas yang beratapkan mutiara. Ketika ia mendekati istana itu, ia disambut oleh pelayan-pelayan yang cantik bagaikan mutiara yang bertebaran. Di situ ia akan mendapatkan bejana-bejana dari perak dan gelas-gelas dari emas. Mereka lalu menpucapkan "selamat" kepadanya, ia pun menjawab ucapan mereka. Ia ingin masuk ke dalamnya, namun malaikat berkata: "Berjalanlah, maka kamu akan mendapatkan apa yang lebih utama daripada ini." Ketika ia berjalan, ia melihat istana yang dibuat dari mutiara merah yang dalamnya kelihatan dari luar karena jernihnya. Ketika ia mendekatinya, para pelayan-pelayan yang cantik menyambutnya sebagaimana pada dua istana terdahulu, di mana mereka mengucapkan "selamat" kepadanya, ia pun menjawab ucapan mereka. Ketika ia masuk ke dalam istana, ia disambut oleh bidadari yang cantik jelita yang memakai 70 macam perhiasan yang berbeda-beda, yang bau harumnya tercium dari jarak perjalanan seratus tahun. Apabila ia melihat bidadari itu, ia bisa melihat dirinya pada muka bidadari itu, karena jernihnya. Apabila ia melihat dada bidadari itu, ia bisa melihat apa yang berada di balik baju karena tipisnya baju, dan bahkan bisa melihat urat-urat betisnya karena tipisnya kulit. Bidadari itu berada di dalam suatu rumah yang luasnya satu farsakh (sekitar 8 km) persegi yang mempunyai 4.000 buah daun pintu dari emas yang berlantai permadani dari emas yang bertaburan mutiara yang memenuhi semua ruangan rumah. Di dalam rumah itu terdapat satu tempat tidur yang dihampari permadani yang lebarnya sekitar 70 kali lebar kamar di dunia. Apabila ia duduk di atas tempat tidur itu dan menginginkan buah-buahan, maka buah-buahan itu mendekat sehingga mudah baginya untuk memetiknya, atau kalau tidak, tempat tidurnya itu berjalan, sehingga memudahkan baginya untuk memetik buah-buahan itu.

Itu semua disediakan bagi orang-orang yang bertakwa yang menjauhkan diri dari minuman keras dan perbuatan-perbuatan keji.

Sedangkan mengenai penghuni neraka, maka sewaktu mereka digiring dan dekat dengan neraka, maka pintu-pintu neraka itu dibuka dan disambut oleh para malaikat yang membawa cambuk dan palu dari besi. Apabila mereka masuk ke dalam neraka, maka tidak ada satu anggota badan pun yang tidak disiksa, apakah itu digigit ular yang berbisa, atau dibakar oleh api yang menyala-nyala, atau dipukul oleh malaikat. Apabila ia dipukul oleh malaikat, maka ia terjungkal di dalam neraka kira-kira sejauh perjalanan 40 tahun dan itu pun belum sampai ke dasar neraka. Kemudian ia terangkat lagi oleh gelegar api neraka lantas dipukul lagi oleh malaikat dan terjungkal lagi. Apabila kepalanya muncul, maka segera ia mendapat pukulan yang lain. Demikianlah apa yang dimaksud oleh firman Allah:
"Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha bijaksana." (QS. An-Nisa', 4:56)

Diceritakan bahwa pergantian kulit itu sampai 70 kali setiap hari. Apabila penghuni neraka merasa haus, di mana mereka minta minum, maka diberi air panas yang mendidih yang bila air itu didekatkan ke mukanya, maka daging mukanya akan berjatuhan, dan apabila masuk ke mulut, maka gigi-giginya akan berjatuhan, dan apabila masuk ke dalam perut, maka ususnya akan terputus-putus dan kulit perutnya menjadi matang. Hal ini berdasarkan pada ayat yang berbunyi:
"Dengan (air mendidih) itu akan dihancurluluhkan apa yana ada dalam perut dan kulit mereka. Dan (azab) untuk mereka cambuk-cambuk dari besi." (QS. Al-Hajj, 22:20-21)

Mereka disiksa demikian berat dan pedihnya. Mereka lalu memanggil-manggil malaikat penjaga neraka agar memohonkan keringanan kepada Allah meskipun hanya satu hari saja, namun para malaikat tidak ada yang menjawab permintaan mereka itu. Kemudian mereka meminta kepada Malaikat Malik selama 40 tahun, namun Malaikat Malik pun tidak menghiraukan sama sekali. Mereka lalu berkata: "Kita telah meminta para malaikat penjaga dan Malaikat Malik untuk memohonkan keringanan namun kita tidak mendapatkan jawaban, maka marilah kita kini mengeluh kepada Allah." Mereka lalu mengeluh, namun tidak membawa hasil apa-apa, mereka lantas berkata: "Lebih baik kita bersabar saja." maka mereka pun bersabar, namun kesabaran mereka pun tidak membawa hasil apa-apa. Mereka lalu berkata: "Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh, ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri."

Demikian itulah siksaan bagi orang-orang kafir, namun seorang muslim bila ia meminum minuman keras dan dari mulutnya meluncur kata-kata kufur, maka dikhawatirkan imannya bisa hilang sewaktu menghadapi saat-saat kematian, sehingga ia tergolong orang-orang kafir. Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap muslim menjauhkan diri dari orang-orang yang meminumnya, karena bila seseorang suka bergaul dengan orang yang meminum minuman keras, maka dikhawatirkan akan terkena polusi. Setiap muslim harus memikirkan tentang kengerian hari kiamat, karena setiap orang yang memikirkan kengerian hari kiamat, niscaya hatinya tidak akan pernah cenderung untuk meminum minuman keras dan untuk bergaul dengan orang yang meminum minuman keras.

Diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri, bahwasanya dia berkata: "Kami memperoleh informasi bahwa apabila seseorang sekali meminum minuman keras, maka hatinya menjadi hitam, apabila ia dua kali meminumnya, maka para malaikat penjaga berlepas diri daripadanya, apabila tiga kali meminumnya, maka malakul maut berlepas diri daripadanya, apabila ia empat kali meminumnya, maka Nabi saw berlepas diri daripadanya, apabila ia lima kali meminumnya, maka sahabat-sahabat Nabi saw berlepas diri daripadanya, apabila ia enam kali meminumnya, maka Malaikat Jibril as berlepas diri daripadanya, apabila ia tujuh kali meminumnya, maka Malaikat Israfil as berlepas diri daripadanya, apabila ia delapan kali meminumnya, maka Malaikat Mikail berlepas diri daripadanya, apabila ia sembilan kali meminumnya, maka semua langit berlepas diri daripadanya, apabila ia sepuluh kali meminumnya, maka bumi berlepas diri daripadanya, apabila ia sebelas kali meminumnya, maka ikan-ikan yang berada di lautan berlepas diri daripadanya, apabila ia dua belas kali meminumnya, maka matahari dan bulan berlepas diri daripadanya, apabila ia tiga belas kali meminumnya, maka bintang-bintang di langit berlepas diri daripadanya, apabila ia empat belas kali meminumnya, maka semua makhluk berlepas diri daripadanya, apabila ia empat belas kali meminumnya, maka semua makhluk berlepas diri daripadanya, apabila ia lima belas kali meminumnya, maka pintu-pintu surga ditutup baginya, apabila ia enam belas kali meminumnya, maka pintu-pintu neraka dibuka untuknya, apabila ia tujuh belas kali meminumnya, maka malaikat pembawa 'arasy berlepas diri daripadanya, apabila ia delapan belas kali meminumnya, maka Kursi berlepas diri daripadanya, apabila ia sembilan belas kali meminumnya, maka 'arasy berlepas diri daripadanya, dan apabila ia dua puluh kali meminumnya, maka Allah berlepas diri daripadanya."

Al-Faqih berkata: Manshur bin Ja'far, dia adalah Abu Nashruddin Ad-Dabusi di Samarkand, menceritakan kepada kami, Abul Qasim Ahmad bin Muhammad menceritakan kepada kami, Isa bin Ahmad menceritakan kepada kami, Ali bin Ashim menceritakan kepada kami dari Ubaidullah bin Utsman dari Syahr bin Hausyab dari Asma' binti Yazid ra, bahwasanya ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
"Barang siapa yang meminum minuman keras, sehingga masuk ke dalam perutnya, maka tidak diterima shalatnya selama tujuh hari. Apabila minuman keras itu sampai menghilangkan akalnya (mabuk), maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari. Apabila ia mati, maka ia mati dalam keadaan kafir. Apabila ia bertaubat, maka Allah akan menerima taubatny, dan bila ia mengulangi lagi, maka itu adalah hak Allah untuk (nanti) memberinya minum dari darah campur nanah."

Diriwayatkan lain disebutkan sebagai berikut:
"Bahwasanya seseorang itu apabila meminum minuman keras satu kali, maka tidak diterima shalat, puasa, dan amal-amal baik lainnya selama 40 hari. Apabila ia meminum dua kali, maka Allah tidak akan menerima shalat, puasa, dan amal-amal baik lainnya selama 80 hari. Apabila ia meminumnya tiga kali, maka (amal baiknya tidak akan diterima) sampai 120 hari. Apabila ia meminum empat kali bunuhlah, karena dia adalah orang kafir dan merupakan hak bagi Allah untuk memberinya minum darah campur nanah."

Dalam riwayat lain disebutkan:
"Sesungguhnya dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan itu semuanya dalam satu rumah, dan kuncinya adalah minuman minuman keras."

Maksudnya apabila minuman itu diminum, maka terbukalah bagi dirinya semua pintu dosa dan kesalahan.

Diriwayatkan dari salah seorang sahabat ra, bahwasanya ia berkata: "Barang siapa yang mengawinkan anak perempuannya kepada orang yang sukam meminum minuman keras, maka seolah-olah ia mendorongnya ke zina." Maksudnya yaitu bahwa orang yang meminum minuman keras, sewaktu ia mabuk, maka akan sering mengucapkan kata-kata (perceraian), sehingga menyebabkan istrinya itu menjadi haram (karena tertalak), sedangkan ia tidak menyadarinya.

Ada yang berpendapat bahwa orang yang meminum minuman keras itu serupa dengan orang yang menyembah berhala, karena Allah menyebut minuman keras itu sebagai rijsun (perbuatan keji) dan Dia memerintahkan kita untuk menjauhinya. Firman Allah:
"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan, maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu." (QS. Al-Ma'idah, 5:90)

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
"Maka jauhilah (penyembahan) berhala-berhala yang najis itu." (QS. Al-Hajj, 22:30)

Thalhak bin Mathraf meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud ra, bahwasanya ia berkata: "Sesungguhnya orang yang meminum minuman keras pada waktu siang, maka ia syirik kepada Allah Ta'ala sampai waktu sore, dan jika meminumnya pada waktu sore, ia syirik kepada Allah Ta'ala sampai waktu siang."

Dan juga diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud ra, bahwasanya ia berkata: "Apabila orang yang meminum minuman keras meninggal dunia, maka kuburlah ia dan tinggalkanlah sejenak, kemudian galilah kembali kuburnya itu. Jika kamu tidak mendapatkan ia berpaling dari arah kiblat, maka bunuhlah aku."

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Allah Ta'ala mengutus aku sebagai petunjuk dan rahmat bagi alam semesta, dan Dia mengutus aku untuk menghapus segala permainan dan seruling, kebiasaan jahiliyah, dan berhala-berhala. Tuhanku bersumpah dengan kemuliaanNya, seseorang dari hambaKu tidak meminum minuman keras di dunia, melainkan Aku mengharamkan minuman keras itu untuknya nanti pada hari kiamat, dan tidaklah seseorang dari hambaKu meninggalkan (tidak meminum) minuman keras, melainkan Aku akan memberinya ia minum dari hadliratil qudsi."

Aus bin Sam'an berkata: "Demi Dzat yang mengutus engkau dengan kebenaran, sungguh saya menemukan minuman itu diharamkan 25 kali di dalam kitab Taurat. Celaka bagi orang yang meminum minuman keras dan hak bagi Allah untuk memberi minuman dari darah campur nanah kepada hambaNya yang di dunia ini meminum minuman keras."

Malik meriwayatkan dari Muhammad bin Al-Munkadir bahwasanya ia berkata:
"Nanti pada hari kiamat Allah bertanya; “Manakah orang-orang yang sewaktu di dunia menyucikan dirinya dan pendengaran mereka dari permainan dan seruling setan, tempatkanlah mereka di taman-taman kasturi,” kemudian Dia berfirman kepada malaikat; “Perdengarkanlah kepada mereka suara pujian dan pujaanKu, dan beritahukanlah kepada mereka tidak perlu takut dan bersedih hati.”"

Diriwayatkan dari Abu Wa'il dari Syaqiq bin Salamah bahwasanya ia diundang ke suatu pesta, kemudian di situ ia melihat orang-orang yang melakukan permainan, kemudian ia langsung pulang, laku berkata: "Saya mendengar Ibnu Mas'ud berkata; “Sesungguhnya nyanyian itu menumbuhkan rasa nifak sebagaimana air dapat menumbuhkan biji-bijian.”"

'Atha' bin As-Sa'ib meriwayatkan dari Abdur Rahman As-Salami, di mana ia berkata:
"Sekelompok orang dari penduduk Syam meminum minuman keras, dan di saat itu Mu'awiyah bin Abu Sufyan berada di sana. Mereka berkata; “Minuman keras itu halal bagi kita, karena Allah Ta'ala berfirman: "Tidak berdosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan tentang apa yang mereka makan (dahulu)." (QS. Al-Ma'idah, 5:93) Kemudian Mu'awiyah mengirim surat kepada Umar ra memberitahukan hal itu, lalu Umar ra menjawab bahwa mereka hendaknya dibawa ke hadapan Umar ra sebelum mereka merusak orang lain. Ketika mereka sampai di hadapan Umar ra, Umar ra lalu mengumpulkan sahabat-sahabat Rasulullah saw lantas memusyawarahkan masalah itu. Mereka berkata; “Wahai Amirul mukminin, sesungguhnya mereka telah menyalahgunakan ayat-ayat Allah dan mereka membuat hukum yang tidak diizinkan oleh Allah, maka penggallah leher mereka.” Saat itu Ali diam di dalam menghadapi masalah itu, lalu Umar bertanya kepadanya; “Bagaimana pendapatmu?” Ali berkata; “Saya berpendapat bahwa sebaiknya engkau berusaha agar mereka mau bertaubat. Jika mereka tidak mau bertaubat, maka penggallah leher mereka, namun jika mereka mau bertaubat, maka deralah mereka dengan 80 pukulan.” Kemudian Umar meminta agar mereka bertaubat, dan mereka pun mau bertaubat, maka umar mendera mereka dengan 80 pukulan."

Ikrimah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, bahwasanya mereka berkata:
"Ketika ayat yang mengharamkan minuman keras itu turun, mereka berkata; “Bagaimana dengan saudara-saudara kami yang telah mati, sedangkan mereka dulu suka meminum minuman keras.” Kemudian turunlah ayat di atas; “Tidak berdosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikak tentang apa yang mereka makan (dahulu).” (QS. Al-Ma'idah, 5:93) Maksudnya tidak ada dosa bagi orang-orang yang meminum minuman keras sebelum adanya ayat yang mengharamkan.

Wallahu a'lam.


---o0o---


3000 KATA-KATA MUTIARA TERBIJAK

$
0
0

3000 kata-kata mutiara terbijak

2351~2400. 2401~2450. 2451~2500. 2501~2550. 2551~2600. 2601~2650. 2651~2700. 2701~2750. 2751~2800. 2801~2850. 2851~2900. 2901~2950.

2951. Tak banyak yang meninggalkan jejak istimewa dari orang-orang yang pernah berteman denganku kecuali kamu sahabat terbaikku.

2952. Bisa memahami, bijak adalah perbedaan dan persamaan tentang nilai-nilai kebaikan dalam persepsi norma-norma kemanusiaan.

2953. Tiada manusia yang berjaya didalam seluruh yang dikerjakannya serta kewujudan kita ini sesungguhnya harus meniti kegagalan. yang mutlak adalah kita tidak jadi lemah semasa kegagalan itu berlangsung serta kekalkan usaha sampai ke akhir hayat.

2954. Cinta memberikan alasan untuk tersenyum dan memberikan waktu yang indah untuk tertawa. Tapi terkadang cinta juga memberikan kenangan yang tak akan pernah dilupakan.

2955. Bijak adalah demokratis dan menerima semua kritikan dengan pikiran terbuka dan lapang dada, jika di kritik tidak terima, maka itu namanya “sok bijak”.

2956. Anda bisa mengetahui semakin banyak perihal diri seseorang itu dari adab serta pertanyaannya, tidak dari jawabannya.

2957. Kebahagiaan adalah milik mereka yang memiliki impian dan punya keberanian untuk mewujudkannya menjadi kenyataan.

2958. Tiap-tiap jiwa yang dilahirkan sudah tertanam dengan benih untuk meraih keunggulan hidup. namun benih itu tak lagi tumbuh kalau tidak dibarengi dengan keberanian.

2959. Hanya bisa menunggu waktu untuk mengubah keadaan persahabatan kita seperti dulu.

2960. Teman sejati adalah ia yang bersedia masuk dalam kehidupanmu saat seluruh dunia berjalan meninggalkanmu.

2961. Aku sayang kepadamu hanya sebatas sahabat, maaf karena aku masih takut untuk sakit hati.

2962. Sahabat sejati ialah orang yang tidak pernah pura-pura tidak mengenal ketika jarak sudah memisahkan, namun masih tetap tersenyum bahagia ketika ia bertemu.

2963. Jangan pernah pandang kesalahan yang pernah dia lakukan, namun pandanglah semua kebaikan yang pernah dia lakukan.

2964. Persahabatan meningkatkan kebahagiaan, dan meredakan kesengsaraan, dengan cara menggandakan kegembiraan kita, dan membagi kesedihan kita.

2965. Ada disaat kita sedang kesusahan, mendukung di saat kita senang, dialah sahabat.

2966. Sahabat. Maafkan aku kerana prnah melukai hatimu. Mungkin itu salah satu kekurangan aku.

2967. Tak semua orang akan perlakukanmu dengan baik, namun jika kamu menemukannya, jangan lepaskan! Mereka akan buatmu bahagia.

2968. Jangan hanya melihat Fisik karena cinta bukan sekedar memuji.

2969. Semua tak akan ada artinya jika hanya sebatas kata-kata belaka. Semua tak akan ada hasilnya jika hanya sebatas memendam rasa.

2970. Katakanlah ini kepada orang yang mengatakan bahwa Anda tidak akan bisa: Watch me! Lalu buktikan bahwa Anda benar.

2971. Ketika seseorang yang sangat kamu percaya mendustaimu, ketahuilah bahwa kamu tengah belajar untuk lebih percaya pada dirimu sendiri.

2972. Jika Anda sedang benar, dan bila Anda sedang salah, jangan terlalu takut. Keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan naik Anda.

2973. Atas setiap masalah-masalah yang dihadapkan dengan doa, akan selalu ada jalan keluar yang tak terduga-duga.

2974. Bahagia bukan berarti memiliki segalanya. Bahagia berarti tidak membandingkan milik kita dengan milik orang lain.

2975. Tidak seorang pun punya kemampuan untuk melakukan sesuatu hal sempurna, tapi setiap orang diberi banyak kesempatan untuk melakukan hal yang benar.

2976. Hanya orang hebat yang terdorong dan berusaha sekuat tenaga untuk membuat orang berkata "Ya" saat mereka ingin berkata "Tidak".

2977. Bukan hanya mereka yang memiliki semuanya, namun mereka yang memiliki hati yang prima yang dapat membuat kamu benar-benar bahagia.

2978. Dengan semangat, kamu pasti bisa. Bersemangatlah dengan hati, agar semangat kamu tetap di jalan kebenaran.

2979. Terkadang kita selalu saja membicarakan kekurangan orang lain tanpa kita berfikir tuk membicarakan kekukaran kita sendiri.

2980. Hidup adalah memilih, namun untuk memilih dengan baik, Anda harus tahu siapa Anda dan apa yang Anda perjuangkan, ke mana Anda ingin pergi dan mengapa Anda ingin sampai di sana.

2981. Kehebatan seseorang tidak diukur dari kekuatannya, tapi diukur dari bagaimana dia bangun dan berdiri tegap setiap kali dia terjatuh.

2982. Rasa takut hanya akan membuatmu lemah dan kehilangan kepercayaan diri, hadapilah rasa takut itu dan truslah melangkah.

2983. Semoga hati Anda selalu ringan dalam kegembiraan dan kantung Anda berat dengan rezeki.

2984. Betapa pun gelapnya hidupmu, kesempatan untuk menjadi lebih baik dan lebih berbahagia selalu ada di dekatmu.

2985. Hari ini sebelum kita mengeluh tentang hidup, Fikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.

2986. Kesuksesan adalah keberanian untuk mewujudkan impian-impian besar anda.

2987. Kamu mungkin belum sehebat harapanmu, namun kamu tidaklah selemah yang kamu pikirkan.

2988. Bukan kemewahan yang akan membuatmu bahagia. Tapi kesederhanaan yang akan membuatmu tampak istimewa.

2989. Hidup berakhir saat kamu berhenti bermimpi. Harapan hilang saat kamu berhenti percaya. Dan cinta gagal saat kamu berhenti peduli.

2990. Tidak ada keberhasilan tanpa kesungguhan. Dan tidak ada kesungguhan tanpa kesabaran.

2991. Bukan yang Anda kerjakan yang akan memperkaya kehidupan Anda, tapi kebaikan yang terkandung di dalam yang Anda kerjakan.

2992. Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu, tapi satu- satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.

2993. Jangan pernah sekalipun engkau menengok kehidupanmu dimasa lalu, tengoklah kehidupanmu dimasa mendatang.

2994. Kesempurnaan itu bukannya tanpa retak, tanpa cacat, namun kesuksesan saat memoles kelemahan-kelemahan itu jadi sesuatu kemenangan.

2995. Bisa memahami, bijak adalah perbedaan dan persamaan tentang nilai-nilai kebaikan dalam persepsi norma-norma kemanusiaan.

2996. Tiap-tiap jiwa yang dilahirkan sudah tertanam dengan benih untuk meraih keunggulan hidup. namun benih itu tak lagi tumbuh kalau tidak dibarengi dengan keberanian.

2997. Hidup itu terlalu pendek untuk selalu khawatir dan terlalu panjang untuk menunggu.

2998. Kemewahan memberikan hati kenyamanan sesaat, kesederhanaan memberikan hati kenyamanan yang abadi.

2999. Bantulah sesama yang sedang membutuhkan, karena suatu saat akan terasa sakit jika tidak ada orang lain yang menolong disaat kita membutuhkan.

3000. Ucapkan syukur kepada Tuhan setiap pagi ketika bangun tidur karena anda masih punya sesuatu untuk dikerjakan, lepas dari anda suka atau tidak.


LARANGAN BERDUSTA

$
0
0

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Al-A'masy dari Syaqiq bin Salamah dari Abdullah bin Mas'ud ra, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Hendaklah kamu selalu jujur, karena kejujuran itu membimbing kepada kebaikan dan kebaikan membimbing ke surga. Seseorang yang selalu benar dan membiasakan kebenaran itu, sehingga ia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang benar. Jauhilah olehmu dusta, karena dusta itu membimbing kepada kejahatan dan kejahatan itu membimbing ke dalam neraka. Seseorang yang selalu dusta dan membiasakan dusta, sehingga ia dicatat di sisi Allah sebagai pendusta."

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Al-A'masy dari Imarah bin Umair dari Abdur Rahman bin Yazid dari Ibnu Mas'ud ra, di mana ia berkata:
"Seseorang itu dapat dikategorikan sebagai orang munafik bila berkata dusta, bila berjanji ia tidak menepati, dan bila bersumpah ia berkhianat." Abdur Rahman mengatakan bahwa pembenaran terhadap pernyataan itu, adalah firman Allah Ta'ala:
"Dan di antara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian dari karuniaNya kepada kami, niscaya kami akan bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang saleh.” Ketika Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karuniaNya, mereka menjadi kikir dan berpaling, dan selalu menentang (kebenaran). Maka Allah menanamkan kemunafikan dalam hati mereka sampai pada waktu mereka menemuiNya, karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan kepadaNya dan (juga) karena mereka selalu berdusta." (QS. At-Taubah, 9:75-77)

Al-Faqih berkata: Abul Qasim bin Muhammad bin Marduwaih menceritakan kepada kami, Isa bin Khatsnam Ats-Tsauri menceritakan kepada kami, Suwaid menceritakan kepada kami dari Malik, bahwasanya ia diberitahu bahwa ketika Lukman Al-Hakij ditanya: "Apakah yang menyebabkan kamu seperti ini?" Ia menjawab: "Selalu berkata benar, menunaikan amanah, dan meninggalkan apa yang tidak berguna bagi saya."

Al-Faqih berkata: Abul Qasim Isa menceritakan kepada kami, Suwaid menceritakan kepada kami dari Malik dari Shafwan bin Sulaim, bahwasanya ia berkata: Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah saw: "Apakah ada orang mukmin yang penakut?" Beliau menjawab: "Ya." Ia bertanya: "Apakah ada orang mukmin yang kikir?" Beliau menjawab: "Ya." Ia bertanya lagi: "Apakah ada orang mukmin yang pendusta?" Beliau menjawab: "Tidak."

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ja'far menceritakan kepada kami dari Umar dari Al-Muththalib bin Hanthab dari Ubbadah bin Ash-Shamit ra, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Buatkanlah jaminan enam hal kepadaku tentang dirimu, maka aku akan menjamin kamu masuk surga, (yaitu); Jujurlah bila kamu berkata, tepatilah bila kamu berjanji, tunaikanlah bila kamu dipercaya, peliharalah kemaluanmu, pejamkanlah matamu, dan jagalah kedua tanganmu."

Al-Faqih berkata bahwa pernyataan Nabi saw mengenai enam hal tersebut meliputi segala kebaikan.

  1. Jujur dalam perkataan, di situ termasuk pula kalimah tauhid dan yang lainnya. Bila seseorang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, maka ia akan jujur baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
  2. Menepati janji, baik janji kepada Allah maupun janji kepada sesama manusia. Janji antara dirinya dengan Allah, yaitu janji untuk selalu berada dalam keadaan iman sampai ia meninggal dunia, sedangkan janji antara dirinya dengan sesama manusia, yaitu menepati segala apa yang telah ia dijanjikan.
  3. Menunaikan apa yang dipercayakan kepadanya. Di sini juga mengandung dua pengertian, yaitu amanah antara dirinya dengan Allah dan amanah antara dirinya dengan sesama manusia. Menunaikan amanah Allah adalah dengan melaksanakan segala apa yang difardhukan oleh Allah kepada hambaNya, di mana ia harus mengerjakan tepat pada waktunya. Sedangkan menunaikan amanah kepada sesama manusia, adalah dengan menjaga apa yang dipercayakan seseorang kepadanya baik berupa harta benda, ucapan maupun yang lain.
  4. Memelihara kemaluan, mengandung dua pengertian, yaitu memelihara kemaluan dari perbuatan yang jelas-jelas haram dan syubhat, dan memelihara kemaluannya untuk tidak dilihat oleh orang lain, karena ada hadits Nabi saw yang berbunyi:
    "Allah mengutuk orang yang melihat dan yang dilihat."
    Oleh karena itu, setiap muslim menjaga kemaluannya sewaktu bersuci supaya tidak dilihat oleh orang yang tidak diperbolehkan untuk melihatnya.
  5. Memejamkan mata dari aurat orang lain dan keelokan wanita yang tidak diperbolehkan untuk melihatnya, dan melihat dunia dengan pandangan ingin memiliki, sebagaimana firman Allah Ta'ala:
    "Dan janganlah engkau tunjukkan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu." (QS. Taha, 20:131)
  6. Menjaga kedua tangan dari perbuatan yang haram, mengambil harta orang lain dan lain sebagainya.

Diriwayatkan dari Hudzaifah bin Al-Yaman ra, bahwasanya ia berkata: "Ada seseorang pada masa Rasulullah saw yang mengucapkan satu perkataan lantas ia menjadi orang munafik, dan kini saya mendengar perkataan itu diucapkan seseorang sepuluh kali dalam satu hari."

Pernyataan di atas memberi penjelasan bahwa apabila seseorang suka berdusta, maka ia adalah orang munafik. Oleh karena itu, setiap muslim wajib untuk menjaga dirinya dari tanda-tanda orang munafik, karena apabila seseorang terbiasa untuk berdusta, maka ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang munafik, dan ia akan dibebani dosa dirinya dan dosa orang-orang yang meniru perbuatannya.

Al-Faqih berkata: Abu Manshur bin Adullah Al-Fara'idly di Samarkand menceritakan kepada kami dengan sanadnya dari Samurah bin Junub, di mang ia berkata:
"Apabila selesai mengerjakan subuh, Rasulullah saw menghadapkan muka ke arah kami lantas bertanya kepada para sahabatnya; “Apakah tadi malam ada salah seorang di antara kamu bermimpi?” Kemudian para sahabat, satu-persatu, menceritakan apa yang dia mimpikan. Pada suatu pagi, seperti biasa beliau bertanya; “Apakah tadi malam ada salah seorang di antara kamu sekalian yang bermimpi?” Kami menjawab; “Tidak.” Beliau bersabda; “Tadi malam aku mimpi, yaitu ada dua orang datang kepadaku lantas memegang tanganku seraya berkata; 'Mari kita pergi.' Maka aku pun pergi bersama mereka, di mana kedua orang ini membawaku ke tanah datar dan kami melihat ada seseorang berbaring dan ada satu orang lagi yang berdiri dengan membawa batu besar yang ia jatuhkan ke kepala orang yang berbaring itu, lantas pecahlah kepala orang yang berbaring itu dan batu itu menggelinding. Lalu batu itu diambil kembali dan dijatuhkan ke kepala orang yang berbaring itu yang waktu itu kepalanya sudah pulih kembali. Demikian diulang terus-menerus. Aku lalu berkata; 'Subhanallah, apakah ini?' akan tetapi kedua orang itu malah berkata; 'Mari kita pergi.' Maka aku pun pergi bersama mereka sampai kami melihat ada seseorang yang telentang sedang yang satunya lagi berdiri dengan membawa garut besi di tangannya yang digunakan untuk merobek pipi orang yang telentang itu dan di tarik sampai ke belakang, kemudian yang sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan. Setelah kembali seperti semula, lalu dirobeknya lagi, dan begitu seterusnya. Aku berkata; 'Subhanallah, apakah ini?' Akan tetapi kedua orang itu malah berkata; 'Mari kita pergi.' Maka kami pun pergi bersama-sama sampai kami melihat ada suatu bangunan yang di atasnya seperti dapur dan bagian bawahnya luas, ketika aku melihat, di dalamnya ada orang laki-laki dan perempuan yang telanjang, di mana bila terasa ada uap api dari bawah mereka naik, dan bila sudah merasa panasnya berkurang, maka mereka akan turun kembali, dan bila api yang menyala-nyala mendatangi mereka, maka mereka menjerit dan naik kembali, sehingga hampir keluar. Aku berkata; 'Subhanallah, apakah ini?' Akan tetapi kedua orang itu malah berkata; 'Mari kita pergi.' Maka kami pun pergi bersama-sama, sehingga kami sampai ke sungai yang melintang yang airnya merah seperti darah. Di situ ada yang berenang, dan di tepi sungai ada orang yang mengumpulkan batu. Jika orang yang berenang itu sampai ke tepi, ia membuka mulut, lalu orang yang berada di tepi sungai itu memasukkan batu ke mulut orang yang berenang tadi. Aku berkata; 'Subhanallah, apakah ini?' Akan tetapi kedua orang itu malah berkata; 'Mari kitag pergi.' Maka kami pun pergi bersama-sama, sehingga kami bertemu dengan seseorang yang dikelilingi api yang sangat besar, di mana ia justru mengobar-ngobarkannya. Aku berkata; 'Subhanallah, apakah ini?' Akan tetapi kedua orang itu malah berkata; 'Mari kita pergi.' Maka kami pun bersama-sama, sehingga kami melihat ada sebuah taman yang penuh buah dan bunga, dan di taman itu ada seseorang yang tinggi yang dikelilingi oleh anak yang banyak sekali. Aku berkata; 'Subhanallah, apakah ini?' Akan tetapi kedua orang itu malah berkata; 'Mari kita pergi.' Maka kami pun pergi bersama-sama sampai kami melihat ada sebuah pohon besar yang banyak rantingnya yang sangat indah, di mana sebelumnya aku belum pernah melihat ada pohon seindah itu. Kami lantas memanjat pohon itu, dan kami sampai ke suatu perkotaan yang dibangun dengan batu emas dan perak. Kami lalu mengetuk pintu gerbang kota itu, namun kedua orang itu menarik aku untuk masuk rumah yang lebih baik dan lebih bagus. Di situ aku melihat ke atas, dan di atas terlihat ada istana yang berwarna putih bagaikan kaca. Kedua orang tadi berkata; 'Itulah tempatmu.' Aku bertanya; 'Apakah boleh aku masuk ke dalamnya?' Kedua orang itu menjawab; 'Sekarang belum boleh, tapi kelak kamu pasti akan masuk ke dalamnya.' Kemudian aku berkata; 'Malam ini aku melihat hal-hal yang cukup mengherankan, apakah arti semua itu?' Kedua orang tadi menjawab; 'Pertama kali yang kamu lihat, yaitu orang yang kepalanya dipukuli dengan batu adalah orang yang mengerti Al-Qur'an, namun ia tidak mengamalkannya bahkan lalai untuk mengerjakan Shalat fardhu. Sedangkan orang yang dirobek pipinya sampai ke belakang, maka ia adalah orang yang suka berkata bohong, dan menyebarluaskannya ke mana-mana. Sedangkan orang laki-laki dan perempuan telanjang yang berada di suatu bangunan yang seperti dapur, maka mereka adalah orang-orang yang berzina. Orang yang berenang di sungai adalah orang yang memakan riba. Orang yang dikelilingi api adalah Malik, malaikat penjaga neraka. Orang tinggi yang berada di taman dengan dikelilingi oleh anak-anak itu adalah Nabi Ibrahim as, dan anak-anak yang berada di sekitarnya itu adalah putra-putri orang yang beriman. Sedangkan rumah yang kau masuki pertama adalah rumah orang-orang beriman secara umum, dan rumah yang lain adalah rumah orang-orang yang mati syahid. Aku adalah Jibril dan ini adalah Mikail.' Ada salah seorang sahabat Nabi saw yang bertanya; “Bagaimana tentang anak-anak orang musyrik?” Beliau bersabda; “Anak-anak orang musyrik juga berada di sekitar Nabi Ibrahim as.” Namun mengenai anak musyrik ini ada beberapa hadits yang berbeda-beda, di mana salah satu di antaranya menyatakan bahwa anak-anak orang musyrik itu menjadi pelayan di surga, dan riwayat yang lain menyatakan bahwa mereka berada di neraka. Wallahu a'lam.

Al-Faqih berkata: Abu Ja'far menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Abu Hudzaifah di Bashrah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Abdur Rahman bin Abbas menceritakan kepada kami, di mana ia berkata: Teman-teman Abdullah bin Mas'ud menceritakan kepadaku, di mana Abdullah berkata:
"Sebenar-benar perkataan adalah firman Allah, semulia-mulia perkataan adalah dzikrullah, dan sejelek-jelek buta adalah buta hati. Sedikit yang mencukupi itu lebih baik daripada banyak, namun melalaikan. Sejelek-jelek penyesalan adalah penyesalan pada hari kiamat, sebaik-baik kaya adalah kaya jiwa, dan sebaik-baik bekal adalah takwa. Minuman keras adalah sumber dosa, perempuan adalah perangkap setan, dan masa muda adalah sebagian dari gila. Seburuk-buruk penghasilan adalah penghasilan hasil riba, dan sebesar-besar dosa adalah lidah yang berdusta.'

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Sufyan bin Abu Hushain memperoloh yang disandarkan kepada Nabi saw, di mana beliau bersabda: Dusta itu tidak pantas kecuali tiga hal, yaitu:

  1. Dalam peperangan, karena sesungguhnya peperangan itu adalah tipuan.
  2. Seseorang yang mendamaikan dua orang yang bertengkar,
  3. Seseorang yang memperbaiki hubungan dirinya dengan istrinya.

Diriwayatkan dari salah seorang tabi'in, bahwasanya ia berkata: Ketahuilah bahwa jujur (benar) adalah perhiasan para wali, sedangkan dusta adalah tanda orang-orang yang celaka, sebagaimana dijelaskan oleh Allah Ta'ala melalui firmanNya:
"Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya." (QS. Al-Ma'idah, 5:119)

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersunahlah kamu dengan orang-orang benar." (QS. At-Taubah, 9:119)

"Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya." (QS. Az-Zumar, 39:33-34)

Allah mencela dan mengutuk orang-orang yang berdusta melalui firmanNya:
"Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta." (QS. Az-Zariyat, 51:10)

"Dan siapakah yang lebih zalij daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah padahal dia diajak kepada (agama) Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. As-Saff, 61:7)


---o0o---

MAKAR KAUM SHALEH TERHADAP ONTA NABI SHALEH AS

$
0
0

makar kaum shaleh terhadap onta nabi shaleh as

Kaum shaleh telah melakukan suatu makar dengan membunuh onta yang menjadi pertanda mu'jizat Nabi Shaleh as.

Dikisahkan bahwa pada suatu hari Nabi Shaleh as memberitahukan kepada kaumnya bahwa pada masa itu akan lahir di tengah-tengah mereka seseorang yang akan menjadi sebab kebinasaan kaum itu.

Maka para pemuka kaum itu mengadakan perundingan untuk membahas persoalan tersebut.

Akhirnya mereka memutuskan;
"Kita harus memisahkan diri dari istri-istri kita, dan bila ada yang hamil, maka kita bunuh anaknya yang laki-laki."

Kemudian keputusan itu mereka laksanakan. Sebanyak 9 kaum telah membunuh anak laki-laki mereka. sebagaimana firman Allah Ta'ala;
"Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikkan." (QS. An-Naml: 48)

Namun ada seorang wanita melahirkan anak laki-laki tidak di bunuhnya, sebab ia belum pernah mempunyai anak.
Anak itu dinamakan Qodaron.

Maka tatkala mereka melihat si Qodaron telah menjadi seorang pemuda, mereka telah menyesal telah membunuh anak-anak mereka.

Kemudian mereka lalu berunding untuk membunuh Nabi Shaleh as, Mereka berkata;
"Sebaiknya kita pergi ke keluar kota dahulu, kemudian kita kembali secara sembunyi-sembunyi, pada saat itulah Shaleh kita bunuh, lalu kita bersumpah dengan nama Allah pada kerabatnya bahwa kita tidak membunuhnya dan kita tidak tahu menahu tentang pembunuhan itu."

Pada waktu itu umur si Qodaron 15 tahun. Ketika mereka sedang minum arak, mereka membutuhkan air, sedangkan pada hari itu adalah giliran onta untuk mendapatkan air.
Mereka mencari air kesana kemari namun tidak mendapatkan, akhirnya si Qodaron bangkit, seraya berkata;
"Menurut pendapatku sebaiknya kita bunuh saja onta Shaleh itu, karena kita dalam kesulitan!"
"Itu benar!" Jawab kawan-kawannya.

Kemudian ia pun mengambil sebilah pedang, lalu keluar dengan sembunyi-sembunyi di rerumputan gunung. Pada waktu itu adalah saat onta kembali dari giliran minum air.
Tatkala onta itu telah mendekat, maka dengan segera si Qodaron menyergap dan membunuhnya. Ketika ia akan membunuh anaknya juga, maka anak onta itu pun lari ke gunung tempat ibunya dahulu keluar, maka dengan kuasa Allah gunung itu terbelah, dan masuklah anak onta itu ke dalamnya.

Ketika Nabi Shaleh as mengetahui terjadinya pembunuhan atas onta mu'jizatnya itu, maka Beliau mengatakan kepada kaumnya;
"Kalian boleh berleha-leha di rumah kalian selama 3 hari, setelah itu akan datang siksaan kepada kalian, alamatnya adalah, muka-muka kalian pada hari pertama akan menjadi kemerahan, dan pada hari kedua menjadi kekuningan, dan pada hari ketiga menjadi hitam legam."

Tatkala mereka melihat tanda-tanda seperti yang diucapkan Nabi Shaleh as, maka mereka berkata;
"Mari kita bunuh Shaleh seperti kita bunuh ontanya."

Mereka lalu menuju ketempat tinggal Nabi Shaleh as.
Kemudian Jibril as datang sambil mengambil tembok-tembok kota itu lalu digoncang-goncangnya dengan keras, setelah itu ia menjerit dengan sekeras-kerasnya, sehingga mereka mati semua.


MENGGUNJING

$
0
0

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ja'far menceritakan kepada kami dari Al-Ala' bin Abdur Rahman dari ayahnya dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bertanya kepada sahabatnya:
"Tahukah kamu, apakah menggunjing itu?" Para sahabat menjawab: "Allah dan RasulNya lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Apabila kamu menyebut saudaramu dengan apa yang tidak ia sukai, maka berarti kamu menggunjingnya." Lalu (beliau) ditanya: "Bagaimana pendapatmu jika pada diri seseorang itu terdapat apa yang saya katakan?" Beliau menjawab: "Jika padanya terdapat apa yang kamu katakan, maka berarti kamu menggunjing, dan jika padanya tidak terdapat yang kamu katakan, maka berarti kamu menuduh yang bukan-bukan."

Al-Faqih mengatakan bahwa diceritakan dari salah seorang yang terdahulu bahwa apabila kita mengucapkan: "Baju si Fulan itu pendek, atau bajunya itu panjang." Maka itu sudah termasuk menggunjing. Lantas bagaimana jika kita menyebutkan tentang keadaan dirinya?

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Yahya bin Sulaim menceritakan kepada kami dari Salman Al-Qadli dari Muhammad bin Al-Fudlail Al-'Abid dari Ibnu Abi Najih, di mana ia berkata:
"Kami mendapatkan informasi bahwasanya ada seorang perempuan pendek masuk kepada Nabi saw. Setelah ia keluar, Aisyah ra berkata: "Alangkah pendeknya orang itu." Nabi saw lalu bersabda: "Kamu telah menggunjingnya." Aisyah berkata: "Aku tidak mengatakan kecuali yang sebenarnya ada padanya." Beliau bersabda: "Kamu telah menyebutkan apa yang paling jelek yang ada padanya."

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami dari Ibrahim, Abdul Wahab bin Atha' dari Muhammad Al-Jammani dari Abu Harun Al-'Abdi dari Abu Said Al-Khudri ra, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Pada malam aku dinaikkan ke langit (malam Isra' dan Mi'raj) aku melewati suatu kaum yang dipotongkan daging pinggangnya, kemudian dimakankan kepadanya, lantas diucapkan kepada mereka; “Makanlah daging saudaramu yang dahulu kamu makan.” Aku bertanya; "Wahai Jibril, siapakah mereka itu?" Jibril menjawab; "Mereka itu adalah umatmu yang suka mengumpat lagi mencela." maksudnya orang-orang yang suka menggunjing."

Al-Faqih berkata: Aku mendengar ayahku bercerita:
"Nabi saw berada di rumah, sementara sahabat-sahabat ahli shuffah berada di masjid, dan Zaid bin Tsabit menceritakan kepada mereka hadits-hadits yang dia dengar dari Nabi saw (saat itu) Nabi saw mendapat kiriman daging, lantas mereka berkata kepada Zaid bin Tsabit; “Masuklah ke rumah Nabi saw dan katakan bahwa kami sudah selian lama tidak makan daging, supaya beliau mengirim sebagian dari daging itu kepada kami.” Ketika Zaid bin Tsabit bangkit dari tengah-tengah mereka, mereka mengatakan tentang apa yang mereka ingin katakan yaitu; "Zaid bertemu dengan Nabi saw seperti halnya kami bertemu dengan beliau (maksudnya tidak ada yang lebih pada diri Zaid), tetapi kenapa dia duduk dan mengajarkan hadits kepada kami?" Ketika Zaid masuk kepada Nabi saw dan menyampaikan pesan (dari ahli shuffah) itu, Nabi saw bersabda (kepada Zaid); “Katakan kepada mereka (bahwa) saat ini mereka sedang makan daging.” Maka Zaid kembali kepada mereka dan memberitahukan hal itu, mereka lalu berkata; “Demi Allah, sudah sekian lama kami tidak makan daging.” Zaid kembali kepada beliau dan memberitahukan hal itu kepada beliau, di mana beliau bersabda; “Mereka saat ini sedang makan (daging).” Zaid pun kembali lagi dan memberitahukan hal itu kepada mereka. Mereka lantas bangkit dan masuk ke rumah Nabi saw, lalu beliau bersabda kepada mereka; “Kamu baru saja makan daging saudaramu, dan bekas daging itu masih berada di gigi-gigimu itu, maka berludahlah kamu supaya kamu dapat melihat merahnya daging itu.” Kemudian mereka meludah darah, lalu mereka bertaubat, mohon ampun dari perbuatannya itu dan minta maaf kepada zaid."

Jabir bin Abdullah ra meriwayatkan, di mana ia berkata: Pada masa Nabi saw, ada bau busuk yang terbawa angin, kemudian beliau bersabda:
"Sesungguhnya ada orang-orang munafik yang menggunjing orang-orang muslim, oleh karena itu bertiuplah angin yang berbau busuk ini."

Ketika ditanyakan kepada salah seorang ahli hukuma: "Apakah sebabnya bahwa bau busuknya menggunjing pada masa Rasul Allah saw tercium dengan jelas, tetapi saat ini tidak tercium?" Dia menjawab: "Karena begitu banyaknya menggunjing pada saat ini, sehingga hidung kita tidak bisa lagi mencium bau busuknya menggunjing, seperti halnya orang yang pertama kali masuk ke tempat tukang masak, maka ia tidak bisa tahan lama kar ena tajamnya bau itu kepada hidungnya, namun bagi tukang masak sendiri dapat makan dan minum di situ, tidak merasakan bau apa-apa, karena hidung mereka sudah penuh dengan bau itu. Demikian juga dengan masalah menggunjing yang saat ini sudah merajalela."

Asbath meriwayatkan dari As-Suddi, di mana ia berkata:
"Salman Al-Farisi beserta orang-orang termasuk Umar ra berada dalam bepergian, kemudian mereka berhenti dan mendirikan tenda serta mempersiapkan makanan, sedangkan Salman tidur, lalu sementara orang berkata: “Apa maksud orang ini, kecuali datang ke tenda yang telah didirikan dan makanan yang telah masak?” Kemudian setelah itu mereka berkata kepada Salman: “Pergilah kepada Nabi saw lalu mintakan lauk pauk kepada beliau.” Salman lantas pergi kepada Nabi saw dan menyampaikan hal itu, kemudian Nabi saw bersabda; “Beritahukanlah kepada mereka bahwasanya mereka sudah makan lauk pauk.” Maka Salman pun memberitahukan hal itu kepada mereka. Mereka berkata; “Sama sekali kami belum makan.” (Salman berkata); “Nabi saw tidak mungkin bohong kepada kamu, maka datanglah kepada beliau.” Kemudian Nabi saw bersabda kepada mereka; “Kamu telah memakan lauk pauk dari saudaramu, ketika kamu mengatakan apa yang kamu katakan sewaktu saudaramu (Salman) sedang tidur.” Kemudian beliau membacakan kepada mereka ayat; “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik.” (Qs. Al-Hujurat, 49:12)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra mengenai turunnya ayat di atas, di mana ia menjelaskan: Ayat ini turun berkenaan dengan dua orang sahabat Nabi saw, di mana waktu itu beliau mengatur bahwa dalam bepergian, setiap dua orang yang kaya dititipi satu orang sahabat yang miskin agar dia bisa makan dan membantu segala keperluan keduanya. Salman diikutsertakan pada kedua temannya, dan pada hari itu Salman tidak membantu sedikit pun kedua temannya itu, lantas keduanya berkata kepada Salman: "Pergilah kepada Nabi saw dan mintakan kepada beliau lauk-pauk." Kemudian ia pergi, dan sewaktu ia sedang pergi, salah seorang di antara keduanya berkata kepada temannya: "Seandainya ia pergi ke sumur, niscaya air sumur itu akan berkurang." Ketika sampai kepada Nabi saw, Salman menyampaikan pesan kedua temannya, lalu Nabi saw bersabda: "Katakan kepada kedua temanmu itu, bahwa keduanya telah memakan lauk-pauk." Salman lantas kembali kepada kedua temannya dan memberitahukan hal itu. Keduanya lantas datang kepada Nabi saw dan berkata: "Kami tidak memakan lauk-pauk apa pun." Beliau bersabda: "Aku melihat merahnya daging pada mulut kalian." Kedua orang itu berkata: "Kami tidak mempunyai lauk-pauk apa pun dan kami tidak makan daging hari ini." Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya kamu baru saja menggunjing saudaramu." Beliau lantas bertanya: "Sukakah kamu makan daging saudaramu?" Keduanya menjawab: "Tidak." Beliau bersabda kepada keduanya: "Bila kamu tidak suka makan daging saudaramu, maka janganlah kamu menggunjing, karena seseorang yang menggunjing saudaranya itu berarti ia makan daging saudaranya." Kemudian turunlah ayat:
"Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebaian yang lain." (QS. Al-Hujurat, 49:12)

Diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri, bahwasanya ada seseorang yang berkata: "Sesungguhnya si Fulan telah menggunjing kamu." Kemudian ia mengirimkan seonggok anggur basah kepada orang yang menggunjingnya seraya berkata: "Aku mendengar bahwa kamu memberikan kebaikanmu kepadaku, maka aku bermaksud untuk membalasnya, namun aku tidak bisa membalas hal yang serupa, maka aku hanya bisa memberikan anggur ini."

Diceritakan dari Ibrahim bin Adham, bahwasanya ia mengundang orang-orang untuk pesta. Setelah mereka duduk di depan hidangan yang disediakan, mereka menggunjing seseorang. Ibrahim lantas berkata: "Orang-orang sebelum kita biasanya makan roti dulu sebelum makan daging, tetapi kamu sekalian makan daging dulu sebelum makan roti."

Diceritakan dari Abu Umamah Al-Bahili, bahwasanya ia berkata: "Kelak pada hari kiamat, ada seseorang yang diberi catatan amalnya, lantas ia melihat bahwa di situ ditulis banyak kebaikan yang ia tidak mengerjakannya. Ia lantas bertanya kepada Allah: "Wahai Tuhanku, dari mana amal-amal kebaikan ini?" Allah menjawab: "Ini adalah akibat dari gunjingan orang padahal kamu sendiri tidak merasakan."

Diceritakan dari Ibrahim bin Adham, bahwasanya ia berkata: "Wahai orang yang suka berdusta, kamu kikir dengan kekayaanmu terhadap teman-temanmu, tetapi tidak kikir (loman) dengan akhiratmu terhadap musuh-musuhmu. Kamu tidak akan beruntung dengan kekikiranmu dan juga tidak akan terpuji karena ketidak-kikiranmu itu."

Diriwayatkan dari salah seorang hukuma, bahwasanya ia berkata: "Megunjing itu adalah makanan kecil bagi para qari', jamuan orang-orang fasik, kesenangan orang-orang perempuan, lauk-pauk anjing-anjing manusia, dan tempat pembuangan bagi orang-orang yang bertakwa."

Anas bin Malik ra meriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Ada empat macam perbuatan yang membatalkan puasa dan wudhu dan merusak (menghapus pahala) amal, yaitu: menggunjing, dusta, mengadu domba, dan melihat keindahan wanita yang tidak halal baginya untuk melihatnya. Keempat hal itu menyuburkan bibit-bibit kejahatan sebagaimana air menyuburkan bibit-bibit tanaman, dan meminum minuman keras itu melebihi dosa-dosa itu."

Ka'bul Akhbar berkata: "Aku membaca pada kitab nabi-nabi terdahulu bahwasanya siapa yang mati baru saja taubat dari menggunjing, maka ia adalah orang yang paling akhir masuk surga, dan siapa yang menggunjing dan tidak bertaubat sampai mati, maka ia adalah orang yang pertama kali masuk neraka."

Diriwayatkan dari Isa bin Maryam, bahwasanya ia bertanya kepada sahabatnya: "Bagaimana pendapatmu, seandainya kamu melihat ada orang yang sedang tidur lalu auratnya terbuka, karena ada angin yang meniupnya, apakah kamu akan menutupinya?" Para sahabatnya menjawab: "Tentu, kami akan menutupinya." Beliau bersabda: "Tetapi kamu justru akan membuka bagian yang belum terbuka." Mereka menjawab: "Subhanallah, bagaimana mungkin kami akan membuka bagian yang belum terbuka?" Beliau bersabda: "Bukankah seandainya ada seseorang menyebutkan tentang kejelekan orang lain, maka kamu akan membukakan aibnya yang lain?"

Khalid Ar-Rab'i berkata: "Sewaktu saya masuk ke masjid jami ada sekelompok orang yang sedang membicarakan kejelekan orang lain, lalu saya melarang mereka, dan mereka pun berhenti. Tidak lama kemudian, mereka membicarakan kesalahan orang yang lain lagi, dan saya ikut terlibat dalam pembicaraan itu. Malam harinya saya mimpi seolah-olah ada seorang hitam tinggi mendatangi saya dengan membawa pinggan yang berisi daging babi seraya berkata: "Makanlah daging ini." Saya menjawab: "Demi Allah, saya tidak akan makan daging babi." Ia lantas membentak dengan sekeras-kerasnya seraya berkata: "Kamu telah makan daging yang lebih jelek daripada daging babi ini." Ia lalu memasukkan tangannya ke mulut saya untuk memaksa saya makan daging babi itu, sampai saya terbangun dari tidur. Demi Allah, sampai tiga puluh sampai empat puluh hari, setiap saya makan masih terasa rasa dan bau busuknya daging babi itu dalam mulut."

Sufyan bin Al-Husain berkata: Aku duduk bersama Iyas bin Mu'awiyah, lalu ada seseorang berjalan, lantas aku menyebutkan kejelekannya. Iyas berkata kepadaku: "Diam." lalu bertanya: "Apakah kamu pernah memerangi Romawi?" Aku menjawab: "Tidak." Ia berkata: "Romawi dan Turki selamat dari gangguanmu, namun saudaramu yang muslim tidak selamat dari gangguanmu." Sufyan lalu menyatakan bahwa setelah itu ia tidak pernah lagi menyebut-nyebut kejelekan orang lain.

Diriwayatkan dari Hatim Az-Zahiq, di mana ia berkata: "Ada tiga hal yang jika berada dalam suatu majlis, maka rahmat akan berpaling dari mereka, yaitu:

  1. Menyebut-nyebut masalah kekayaan dunia,
  2. Tertawa terbahak-bahak, dan
  3. Membicarakan kejelekan orang lain.

Yahya bin Mu'adz Ar-Razi berkata: Agar kamu mendapatkan bagian orang yang beriman, maka hendaklah ada tiga perilaku yang harus kamu kerjakan supaya kamu termasuk kelompok orang yang baik, yaitu:

  1. Jika kamu tidak memberi manfaat kepada seseorang, maka janganlah kamu merugikannya,
  2. Jika kamu tidak dapat menyenangkan orang lain, maka janganlah kamu menyusahkannya,
  3. Jika tidak dapat memuji seseorang, maka janganlah kamu mencelanya.

Diriwayatkan dari Mujahid, bahwasanya ia berkata: "Sesungguhnya bagi setiap manusia ada malaikat yang selalu menyertainya. Apabila ia menyebutkan kebaikan orang lain, maka malaikat itu berkata kepadanya; “Bagimu seperti apa yang kamu sebutkan.” Dan bila ia menyebut kejelekan orang lain, maka malaikat itu berkata kepadanya; “Wahai anak Adam, kamu membukakan aibnya yang selama ini tertutup. Lihatlah dirimu sendiri dan pujilah Allah yang telah menutupi aibmu.”"

Diriwayatkan darh Ibrahim bin Adham, bahwasanya ia diundang ke suatu jamuan makan dan ketika ia duduk, orang-orang yang berada di situ berkata: "Si Fulan belum datang." Ada salah seorang di antara mereka menyahut: "Ia payah." Ibrahim lalu berkata: "Hal semacam inilah yang menjadikan perutku sakit, di mana kamu sedang menghadap makanan, kamu menggunjing seorang muslim." Kemudian Ibrahim pergi dan tidak bisa makan sampai tiga hari.

Seorang hukuma berkata: Jika kamu tidak mam pu mengerjakan tiga hal, maka janganlah kamu melakukan tiga hal, yaitu:

  1. Jika kamu tidak dapat berbuat baik, maka janganlah kamu berbuat jelek.
  2. Jika kamu tidak dapat melakukan yang bermanfaat bagi orang lain, maka janganlah kamu melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.
  3. Jika kamu tidak dapat berpuasa, maka janganlah makan daging manusia.

Diriwayatkan dari Wahb Al-Makki, bahwasanya ia berkata: "Jika aku dapat meninggalkan menggunjing, maka itu lebih baik bagiku daripada mendapat dunia seisinya sejak diciptakan sampai rusak lalu aku gunakan untuk sabilillah. Jika aku dapat menahan mataku dari apa yang diharamkan oleh Allah, maka itu lebih baik bagiku daripada mendapatkan dunia seisinya sejak diciptakan sampai rusak lalu aku gunakan untuk sabilillah. Kemudian ia membaca ayat;
“Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” (QS. Al-Hujurat, 49:12)
Dan ayat:
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya.” (QS. An-Nur, 24:30)"

Al-Faqih berkata: "Orang-orang membicarakan mengenai taubat orang yang menggunjing, apakah sah (diterima) tanpa minta maaf atau dihalalkan dari orang yang digunjingnya? Sebagian di antara mereka mengatakan bahwa taubat itu tidak sah sebelum minta maaf (dihalalkan) dari orang yang bersangkutan. Menurut pendapat kami, dalam masalah ini ada dua hal, yaitu bila apa yang pernah digunjingkan telah sampai pada orang yang bersangkutan, maka taubat orang yang menggunjing itu harus disertai dengan permintaan maaf atau minta dihalalkan dari orang yang digunjing, sedangkan bila apa yang digunjingkan itu tidak sampai pada orang yang bersangkutan, maka cukup mohon ampun kepada Allah Ta'ala dan berjanji di dalam hati, bahwa ia tidak akan mengulanginya lagi."

Diriwayatkan bahwa ada seseorang datang kepada Ibnu Sirin lantas berkata: "Saya pernah menggunjing kamu, maka maafkanlah atau halalkanlah saya." Kemudian Ibnu Sirin berkata: "Bagaimana saya menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah?" Seolah-olah ia mengisyaratkan agar orang itu mohon ampun dan bertaubat kepada Allah Ta'ala di samping minta halal (maaf) kepada orang yang digunjing. Apabila gunjingan itu belum didengar oleh orang yang digunjing, maka cukup mohon ampun dan bertaubat kepada Allah Ta'ala dan tidak usah memberitahu kepada yang digunjing, agar hatinya tidak gelisah.

Apabila seseorang mengucapkan suatu kebohongan, gunjingan yang tidak ada buktinya, maka dalam taubatnya memerlukan adanya tiga persyaratan, yaitu:

  1. Ia harus datang kembali kepada orang-orang yang diberitahu tentang kebohongan itu, lalu mengatakan; "Saya telah menceritakan kepada kamu sekalian mengenai Fulan dengan begini dan begitu. Perlu kamu ketahui bahwa sesungguhnya apa yang saya katakan itu tidak benar, atau dengan kata lain saya telah membuat kebohongan dalam hal itu."
  2. Ia datang kepada orang yang digunjing itu untuk minta maaf atau minta halal daripadanya.
  3. Mohon ampun dan bertaubat kepada Allah Ta'ala, karena sesungguhnya menggunjing yang tanpa bukti itu adalah suatu perbuatan dosa besar.

Perlu diketahui bahwa dosa-dosa yang lain hanya memerlukan satu kali taubat saja, namun dalam gunjingan yang tidak ada buktinya itu memerlukan tiga persyaratan seperti tersebut di atas. Allah bahkan menggandengkan masalah gunjingan yang tiada bukti ini dengan kekufuran, sebagaimana firmanNya;
"Maka jauhilah (penyembahan) berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan dusta." (QS. Al-Hajj, 22:30)

Gunjingan itu tidak dianggap, kecuali bila disebutkan orang yang telah diketahui, atau orang tertentu, sehingga seandainya seseorang mengatakan penduduk negeri itu bakhil atau bangsa yang jelek, maka ucapan itu tidak termasuk gunjingan karena di negeri itu ada orang yang baik dan orang yang jahat. Namun demikian alangkah baiknya seseorang tidak mengucapkan perkataan semacam itu.

Diceritakan bahwa ada orang yang zahid membelikan kapuk untuk istrinya, lalu istrinya berkata: "Sesungguhnya penjual-penjual kapuk itu adalah orang-orang yang jahat, di mana mereka pernah mengkhianati kamu dalam masalah kapuk ini." Kemudian si zahid tadi menceraikan istrinya, lalu ditanya kenapa ia berbuat seperti itu. Si zahid tadi menjawab: "Sesungguhnya aku ini laki-laki yang sangat cemburu, saya khawatir nanti pada hari kiamat penjual-penjual kapuk itu menuntut istriku, di mana mereka akan berkata; “Sesungguhnya istri Fulan itu dituntut oleh penjual-penjual kapuk.” Oleh karena itulah, aku menceraikan istriku itu."

Ada tiga gunjingan yang tidak dianggap yaitu: mengunjing penguasa yang jahat, orang fasik yang suka berbuat maksiat di depan umum, dan orang yang melakukan bid'ah bila yang disebutkan itu perbuatan dan madzhabnya. Bila yang disebutkan cacat tubuhnya, maka itu termasuk menggunjing, namun bila yang disebutkan itu perbuatan atau madzhabnya yang memang menyimpang dari ajaran Islam, maka yang demikian itu tidak ada masalah dengan maksud agar orang-orang lain menjauhi perbuatan bid'ah yang dimaksud.

Menggunjing itu bisa berupa empat macam, yaitu:
(1). Perbuatan kufur,
(2). Perbuatan nifak,
(3). Perbuatan maksiat,
(4). Perbuatan mubah yang justru mendatangkan pahala.

Mengunjing yang merupakan perbuatan kufur, adalah apabila ada seseorang menggunjing saudaranya yang sesama muslim, lalu diperingatkan: "Janganlah kamu menggunjing." tetapi ia malah menjawab: "Ini bukan menggunjing, saya berkata apa adanya." Sikap yang semacam ini berarti ia menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh Allah Ta'ala, dan barang siapa menghalalkan apa yang diharamkan olehNya, maka ia menjadi kafir. Na'uzubillah.

Menggunjing yang merupakan perbuatan yang nifak adalah apabila seseorang menggunjing orang lain tanpa menyebutkan namanya di hadapan lawan bicara yang sebenarnya yang diajak bicara itu mengetahui siapa yang dimaksud, dengan merasa bahwa diri orang yang menggunjing baik dan bersih. Sikap yang semacam ini menyebabkan ia menjadi orang yang munafik.

Menggunjing yang merupakan perbuatan maksiat, adalah apabila seseorang menggunjing orang lain dengan menyebutkan namanya, dan memang orang yang digunjing itu mengerjakan maksiat seperti apa yang dikatakan. Perbuatan semacam itu termasuk perbuatan maksiat, dan orang yang menggunjing itu harus segera bertaubat.

Menggunjing yang merupakan perbuatan mubah yang justru mendatangkan pahala adalah menggunjing orang fasik atau orang yang mengerjakan bid'ah yang perbuatannya diketahui umum dengan maksud agar perbuatan maksiat atau bid'ahnya itu dijauhi orang banyak. Hal ini berdasarkan pada suatu hadits, di mana Rasulullah saw bersabda:
"Sebutkanlah apa yang dikerjakan oleh orang jahat agar orang-orang menjauhinya."

Al-Faqih mengatakan bahwa ayahnya menceritakan kepadanya bahwa para nabi yang tidak menjadi rasul itu ada yana menerima wahyu dalam impian, dan ada yang menerima wahyu hanya dengan mendengar suara tanpa melihat suatu apa pun. Ada seorang nabi yang pada suatu malam bermimpi, di mana diperintahkan kepadanya: "Besok pagi, apa yang kamu jumpai pertama kali maka makanlah, yang kedua kali sembunyikanlah, yang ketiga kali terimalah (lindungilah), yang keempat kali, janganlah kamu memutuskan harapan, dan yang kelima kali, larilah daripadanya." Keesokan harinya, yang pertama kali ia jumpai adalah bukit hitam besar. Ia berhenti dan bingung, seraya berkata: "Aku diperintahkan Tuhanku untuk makan gunung ini." Ia kemudian berkata lagi: "Tuhanku tidak mungkin menyuruh aku sesuatu yang tidak akan mampu untuk mengerjakannya." Namun demikian ia bermaksud untuk memakannya, lalu mendekat ke gunung itu untuk memakannya. Ketika sudah dekat, gunung itu menjadi kecil, dan setelah di depannya, ia dapati gunung itu hanya sebesar satu suap dan rasanya lebih manis dari madu. Maka ia pun memakannya dan memuji kepada Allah Ta'ala. Ia melanjutkan perjalanan, lantas menjumpai bejana dari emas, dan ia teringat bahwa ia harus menyembunyikannya. Ia lalu menggali sumur dan memasukkan bejana itu ke dalamnya, dan ia meninggalkan tempat itu, ketika ia menoleh ke belakang, ia melihat bejana itu muncul lagi ke permukaan, maka ia kembali dan memasukkan kembali bejana itu ke dalam sumur, namun ketika meninggalkan dan menoleh lagi, ternyata bejana itu muncul lagi, kemudian ia berkata: "Aku telah melaksanakan apa yang diperintahkan kepadaku." Ia lalu pergi meninggalkan tetpat itu, dan kemudian ia menjumpai seekor burung yang sedang dikejar oleh elang, dan burung itu berkata: "Wahai nabi Allah, tolonglah aku." Maka nabi pun menangkap burung itu dan dimasukkan ke dalam saku bajunya. Lalu elang itu datang dan berkata: "Wahai nabi Allah, saya lapar dan saya sudah mencari mangsa sejak pagi, dan saya bermaksud untuk menangkap burung itu, maka janganlah engkau memutuskan harapanku untuk memperoleh rezeki." Nabi teringat bahwa ia diperintahkan untuk melindungi apa yang dijumpai pada kesempatan yang ketiga (yakni burung), dan diperintahkan untuk tidak memutuskan harapan apa yang dijumpai pada kesempatan yang keempat (yakni elang). Ia bingung sejenak untuk menentukan sikap yang harus ia kerjakan. Kemudian ia mengambil pisau dan memotong sedikit daging pahanya sendiri lalu diberikan kepada elang, maka elang itu terbang meninggalkannya, lantas ia melepaskan burung tadi. Ia melanjutkan perjalanan, lalu melihat bangkai yang berbau busuk, maka ia lari daripadanya. Malam harinya, ia berdoa: "Wahai Tuhanku, aku telah mengerjakan apa yang Engkau perintahkan kepadaku, maka jelaskanlah kepadaku semua hal yang aku alami tadi." Ia lalu tidur, dan di dalam tidurnya ia bermimpi, di mana dikatakan kepadanya: "Yang pertama, di mana kamu memakannya adalah marah, yang pada mulanya kelihatan besar seperti gunung, namun pada akhirnya bila kamu sabar dan menahan amarahnya, maka akan lebih manis daripada madu. Yang kedua adalah amal shalih, yang malaupun ia menyembunyikannya, ia akan selalu nampak. Yang ketiga adalah bila ada orang yang memberikan amanah kepadamu, maka terimalah (peliharalah), janganlah kamu mengkhianatinya. Yang keempat adalah bila ada orang yang meminta sesuatu kepadamu, maka usahakan dengan sungguh-sungguh untuk memenuhinya, meskipun kamu sendiri membutuhkannya. Yang kelima adalah gunjingan, maka larilah kamu dari orang-orang yang menggunjing orang lain."

Wallahu a'lam.


---o0o---


KATA MUTIARA KEHIDUPAN DAN PERSAHABATAN

$
0
0

kata mutiara kehidupan dan persahabatan

2401~2450. 2451~2500. 2501~2550. 2551~2600. 2601~2650. 2651~2700. 2701~2750. 2751~2800. 2801~2850. 2851~2900. 2901~2950. 2951~3000.

3001. Kesempurnaan itu bukannya tanpa retak, tanpa cacat, namun kesuksesan saat memoles kelemahan-kelemahan itu jadi sesuatu kemenangan.

3002. Akan ada waktu di mana yang jujur itu pasti dapetin keadilan, sabar. Allah Maha Mengetahui.

3003. Kamu mungkin belum sehebat harapanmu, namun kamu tidaklah selemah yang kamu pikirkan.

3004. Hanya karena seseorang pernah melakukan salah di masa lalu, tak berarti dia tak bisa lakukan hal yang baik saat ini.

3005. Segera atasilah masalahmu saat ia masih mudah, sebelum ia tumbuh menjadi terlalu besar bagi kemampuanmu.

3006. Bukan kemewahan yang akan membuatmu bahagia. Tapi kesederhanaan yang akan membuatmu tampak istimewa.

3007. Hidup berakhir saat kamu berhenti bermimpi. Harapan hilang saat kamu berhenti percaya. Dan cinta gagal saat kamu berhenti peduli.

3008. Tidak ada keberhasilan tanpa kesungguhan. Dan tidak ada kesungguhan tanpa kesabaran.

3009. Bukan yang Anda kerjakan yang akan memperkaya kehidupan Anda, tapi kebaikan yang terkandung di dalam yang Anda kerjakan.

3010. Jangan pernah sekalipun engkau menengok kehidupanmu dimasa lalu, tengoklah kehidupanmu dimasa mendatang.

3011. Mereka yang berani bertindak serinbgkali didatangi kesuksesan, tapi mereka yang penakut dan tidak berani mengambil konsekuensi jarang dihinggapi kesuksesan.

3012. Jangan buang air matamu untuk mereka yang tak pernah menghargai ketulusan hatimu.

3013. Masa lalu adalah pembelajaran tuk lebih dewasa dalam menyikapi masalah yang mungkin sama dengan yang kita alami dimasa lalu.

3014. Seiring waktu dan berjalannya hari, cinta dan kasihmu tak terhitung lagi, teruslah disampingku dan kita hadapi bersama setiap rintangan, mencoba bahagia bersama dan menikmati momen indah setiap waktu.

3015. Karena jarak yang jauh rasa hubungan percintaan akan semakin renggang, ini tidak berlaku dalam persahabatan, jauh dekat tidak mempengaruhi.

3016. Walau kadang cobaan yang kita hadapi terlihat berat, namun akan selalu ada sesuatu yang indah di balik itu semua.

3017. Sabar itu nggak gampang lho, jangan ngetes kesabaran orang, sampai akhirnya dia berhenti bersabar.

3018. Belajar memang hal yang melelahkan, tapi akan lebih lelah jika kelak nanti saat ini tidak belajar.

3019. Ide sederhana yang memicu antusiasme lebih baik dari ide hebat yang tak menginspirasi.

3020. Persahabatan sering dihadapkan dengan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama.

3021. Pertemanan itu kadang kala seperti kartun si tom dan si jerry, sering iseng satu sama lain, namun mereka tak bisa berpisah.

3022. Persahabatan itu tidak selalu melakukan hal-hal penuh manfaat dan serius, tetapi juga menertawakan kelakuan "gila" dan konyol saat bersama.

3023. Orang bijaksana selalu melengkapi kehidupannya dengan banyak persabahatan.

3024. Ketidaksempurnaanku ini yang membutuhkanmu untuk menjadikan aku lebih sempurna dari sebelumnya sahabat.

3025. Persahabatan yang dibangun dalam bisnis lebih baik daripada bisnis yang dibangun dalam persahabatan.

3026. Siapa yang ingin bersama Anda ketika tidak ada satu pun yang dapat Anda berikan, merekalah sahabat-sahabat Anda.

3027. Sahabat itu selalu ada bersamamu, di saat yang lain meninggalkanmu begitu tau kekuranganmu.

3028. Jangan pernah membicarakan tentang kekalahan. Lebih baik gunakan kata kata seperti harapan, keyakinan, kepercayaan dan kemenangan.

3029. Seringkali mencintai berarti mampu menahan gengsi dan berani minta maaf.

3030. Visi tanpa eksekusi merupakan sebuah lamunan, tapi eksekusi tanpa misi merupakan sebuah mimpi buruk.

3031. Ketekunan dan kesabaran jika digabungkan menjadi modal yang sangat besar untuk meraih sukses.

3032. Keinginan yang kuat untuk meraih kesuksesan, ditentukan oleh besarnya mimpi dan kekuatan untuk mengatasi kekecewaan yang pernah dialami.

3033. Kegagalan membuat kita menjadi lebih hebat jika kita selalu bekerja keras, pantang untuk menyerah.

3034. Ada tiga hal yang harus dimiliki dalam hidup, Perubahan, Pilihan dan Prinsip.

3035. Masa kejayaan ada dihadapan kita, karena ia bukanlah hal yang telah berlalu.

3035. Jangan berkecil hati. Seringkali anak kunci yang bisa membuka kunci adalah anak kunci terakhir dalam rentengan.

3036. Dalam hidup ini, ada yang namanya "kata", tak mengenal waktu. Ucapkanlah dan Tuliskan kata yang baik, karena tulisan dan perkataan akan abadi bahkan ketika tubuh tak lagi ada didunia ini.

3037. Saat anda menginginkan kemewahan, terkadang justru hanya kesederhanaan yang bisa membawanya kepada anda.

3038. jangan takut untuk membuka. Anda perlu berbicara untuk didengar!

3039. Semakin banyak kita bersyukur, semakin banyak kebahagiaan yang kita dapatkan.

3040. Hanya orang yang berada dalam kebenaranlah orang yang bebas.

3041. Jadilah orang baik, karena Tuhan menyukai kebaikan.

3042. Pengetahuan dan keterampilan adalah alat, yang menentukan sukses adalah tabiat.

3043. Tidak ada sebuah kesuksesan tanpa pengorbanan dan tidak ada kesuksesan tanpa kesulitan.

3044. Saya belajar banyak dari kekalahan. Dan kekalahan-kekalahan itu membuat saya semakin tabah.

3045. Kelemahan manusia adalah melakukan kesalahan. tapi belajar dari kesalahan adalah kelebihan manusia.

3046. Hidup itu indah dan memang indah. Hidup susah adalah ketika memaknai hidup sebagai sebuah penderitaan. Ubah mindset tentang kehidupan, karena hidup itu memang indah dan sungguh indah.

3047. Saat kita mencintai seseorang dengan tulus, kita sedang mensyukuri anugerah yang Tuhan beri.

3048. Jangan pernah pedulikan orang yang membenci kamu, karena jika kamu peduli, dia akan semakin membenci kamu.

3049. Renungilah kesalahan hari ini. Dan yakinkan dirimu tuk tidak mengulanginya di hari berikutnya.

3050. Bukan seberapa pintar seseorang dengan ilmu yang ia miliki, tapi seberapa banyak orang yang juga akan pintar dengan ilmu yang ia bagikan.

ADU DOMBA (Fitnah)

$
0
0

Al-Faqih berkata: Al-Khalil bin Ahmad menceritakan kepada kami, Abu Ja'far Ad-Dabili menceritakan kepada kami, Abu Abdillah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Manshur dari Ibrahim bin Hamman bin Al-Harts dari Hudzaifah, di mana ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
"Orang yang suka mengadu domba tidak akan masuk surga."

Al-Faqih berkata: Al-Khalil bin Ahmad menceritakan kepada kami, Abu Ja'far Ad-Dabili menceritakan kepada kami, Abu Abdillah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Abul Wadak dari Al-A'raj dari Abu Hurairah ra, bahwasanya ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
"Tahukah kamu, siapakah orang yang paling jahat di antara kamu sekalian?" Para sahabat menjawab: "Allah dan RasulNya lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Orang yang paling jahat di antara kamu sekalian adalah orang yang mempunyai dua muka, yang mana ia datang ke suatu kelompok dengan muka yang satu dan (datang) ke kelompok yang lain dengan muka yang lain."

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Al-A'masy dari Mujahid dari Thawus dari Ibnu Abbas ra, di mana ia berkata:
"Nabi saw berjalan melewati dua kubur yang masih baru, lantas beliau bersabda; “Sesungguhnya keduanya sedang disiksa, dan keduanya itu disiksa bukan karena masalah (yang kelihatannya) besar. Salah seorang di antara keduanya itu tidak bersih (sewaktu bersuci) dari kencingnya, dan yang lainnya biasa ke sana kemari untuk mengadu domba.” Kemudian beliau mengambil dahan pohon yang masih hijau, lalu di belah menjadi dua dan menancapkan pada masing-masing kubur itu satu belahan. Para sahabat bertanya; “Wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan hal ini?” Beliau bersabda; “Semoga Allah meringankan keduanya keduanya selama kedua dahan ini belum kering.”"

Al-Faqih menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan "masalah (yang kelihatannya) besar" adalah masalah yang biasanya dianggap remeh oleh manusia, namun di hadapan Allah dianggap besar, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Hudzaifah bahwasanya, "Orang yang suka mengadu domba itu tidak akan masuk surga." Apabila seseorang tidak masuk surga, maka tempatnya tidak lain adalah neraka karena di akhirat tidak ada tempat kecuali surga dan neraka. Jika seseorang tidak akan masuk surga, maka sudah jelas tempatnya adalah neraka. Oleh karena itu, orang yang suka mengadu domba atau membuat fitnah wajib segera bertaubat kepada Allah Ta'ala, karena sesungguhnya orang yang suka mengadu domba itu hina sewaktu hidup di dunia, mendapatkan siksaan kubur setelah mati, berada di neraka pada hari kiamat, serta ia tidak bisa mengharapkan ampunan dari Allah. Sedangkan bila ia mau bertaubat sebelum mati, maka Allah akan menerima taubatnya.

Al-Hasan meriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Termasuk orang-orang jahat adalah orang yang mempunyai dua muka, di mana ia datang ke suatu kelompok dengan muka yang satu dan (datang) ke kelompok yang lain dengan muka yang lain. Dan barang siapa yang mempunyai dua lidah di dunia, maka nanti pada hari kiamat Allah akan memberinya dua lidah dari api."

Diriwayatkan dari Qatadah, bahwasanya ia berkata: "Termasuk hamba yang paling jahat adalah orang yang suka menghina, mencaci-maki, dan mengadu domba."

Diceritakan bahwa siksa kubur itu disebabkan karena tiga bagian, sebagian karena menggunjing, sebagian karena kencing (yang tidak bersih sewaktu bersuci), dan sebagian lagi karena mengadu domba.

Diriwayatkan dari Hammad bin Salamah, bahwasanya ia berkata:
"Ada seseorang menjual budak, dan berkata kepada orang yang mau membelinya; “Budak ini baik, tidak ada cacatnya, hanya saja ia suka mengadu domba.” Orang yang akan membeli itu menganggap ringan masalah itu, lantas ia membelinya. Setaelah beberapa hari di rumah majikannya, budak itu berkata kepada istri majikannya; “Suami tuan putri sudah tidak mencintai tuan putri lagi, dan beliau ingin kawin lagi, maka apakah tuan putri ingin agar beliau tetap menyayangi tuan putri?” Istri majikan itu menjawab; “Ya.” Budak itu lalu berkata; “Ambillah pisau cukur untuk mencukur jenggot suami tuan bagian dalam (yang di leher) bila suami tuan sedang tidur.” Kemudian budak itu mendatangi majikannya (yang laki-laki) dan berkata; “Istri tuan main dengan laki-laki lain dan bermaksud untuk membunuh tuan. Apakah tuan ingin membuktikannya?” Majikan itu berkata; “Ya.” Si budak itu lalu berkata; “Cobalah pura-pura tidur!” Dan tidak lama kemudian istrinya datang dengan membawa pisau cukur dengan maksud untuk mencukur jenggot suaminya. Akan tetapi suami mengira bahwa istrinya mempunyai maksud untuk membunuhnya, maka ia merebut pisau dari tangan istrinya, lalu membunuh istrinya itu. Kemudian sanak kerabat istrinya itu datang dan membunuh suami itu, lantas sanak kerabat suami itu juga datang, maka terjadilah pertengkaran di antara kedua belah pihak.

Yahya bin Aktsam berkata: "Orang yang suka mengadu domba itu lebih jahat daripada tukang sihir. Orang yang suka mengadu domba itu bisa melakukan suatu pekerjaan dalam sesaat yang mana pekerjaan itu tidak bisa dilakukan oleh tukang sihir dalam waktu satu bulan." Ada yang mengatakan: "Perbuatan orang yang suka mengadu domba itu lebih berbahaya daripada setan, karena perbuatan setan itu hanya dengan khayalan dan bisik-bisik, sedangkan perbuatan orang yang suka mengadu domba itu langsung berhadap-hadapan dan terang-terangan."

Di dalam menafsirkan ayat:
"Pembawa kayu bakar (penyebar fitnah)." (QS. Al-Lahab, 111:4)
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kayu bakar itu adalah adu domba atau fitnah. Adu domba itu dinamakan kayu bakar, karena adu domba itu dapat menyebabkan permusuhan dan perkelahian, maka fungsinya sama dengan kayu bakar yang bisa menyalakan api.

Aktsam bin Shaifi berkata: "Orang yang hina itu ada empat, yaitu; orang yang suka mengadu domba, orang yang suka berdusta, orang yang berhutang, dan anak yatim."

'Utbah bin Abu Lubabah meriwayatkan dari Abu Ubaidullah Al-Qurasyi, di mana ia berkata:
"Ada seseorang yang mengikuti seseorang dengan berjalan 700 pos untuk menanyakan tujuh masalah. Ketika orang itu sampai ke tujuan, ia bertanya; “Aku datang kepadamu, karena engkau adalah orang yang dikaruniai ilmu yang banyak oleh Allah, maka beritahukanlah kepadaku tentang sesuatu yang lebih besar daripada langit, tentang sesuatu yang lebih luas dari bumi, tentang sesuatu yang lebih keras daripada batu, tentang sesuatu yang lebih panas daripada api, tentang sesuatu yang lebih dingin daripada zamharir (air yang dingin di neraka) , sesuatu yang lebih dalam daripada lautan, dan sesuatu yang lebih lemah daripada anak yatim.” Dalam riwayat lain disebutkan; “Dan tentang sesuatu yang lebih berbahaya daripada racun.” Orang pandai yang ditanya menjawab; “Menuduh kepada orang yang tidak melakukan itu lebih berat daripada langit, kebenaran itu lebih luas daripada bumi, hati yang qana'ah (menerima apa adanya) itu lebih dalam daripada lautan, rakus untuk diri sendiri itu lebih panas daripada api, hajat kepada sanak kerabat bila tidak dipenuhi itu lebih dingin daripada zamharir, hati orang kafir itu lebih keras daripada batu, adu domba bila diketahui pada orang yang melakukannya itu lebih lemah (atau lebih hina) daripada anak yatim.” Dalam riwayat lain disebutkan; “Lebih berbahaya dari pada racun.”"
Maksudnya dalam membinasakan orang yang melakukannya.

Diriwayatkan dari Nafi' dari Ibnu Umar ra dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Ketika Allah menciptakan surga. Dia berfirman kepada surga; “Bicaralah kamu.” Surga itu berkata; “Berbahagialah orang yang memasuki aku.” Allah Yang Maha Perkasa, Maha Agung dan Maha Tinggi lalu berfirman; “Demi kemuliaan dan keagunganKu, ada delapan kelompok manusia yang tidak akan tinggal di dalamnya, yaitu; Orang yang selalu meminum minuman keras, orang yang senantiasa melakukan perbuatan zina, orang yang mengadu domba, dayyuts yakni orang yang membiarkan istrinya berbuat zina, polisi (yang curang), waria (orang laki-laki yang berlagak perempuan), orang yang memutus tali persaudaraan, dan orang yang mengucapkan; 'Aku sanggup menerima ancaman Allah jika aku tidak melakukan ini dan itu', kemudian ia tidak menepati apa yang diucapkannya.”"

Diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri, bahwasanya ia berkata: "Siapa yang menyampaikan apa yang dikatakan orang lain kepadamu, maka ketahuilah bahwa ia juga akan menyampaikan apa yang kamu katakan kepada orang lain."

Diceritakan dari Umar bin Abdul Aziz, bahwasanya ia didatangi oleh seseorang, lalu orang itu menceritakan keadaan orang lain kepada Umar, lalu Umar berkata kepadanya: "Bila perlu aku akan menyelidiki kebenaran apa yang kamu katakan, dan jika kamu berdusta maka kamu termasuk dalam pengertian ayat;
“Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya.” (QS. Al-Hujurat, 49:6)
Dan jika kamu benar, maka kamu termasuk dalam pengertian ayat;
“Suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah.” (QS. Al-Qalam, 68:11)
Atau bila kamu kehendaki, maka kami akan memaafkan kamu. Kemudian orang itu berkata: "Wahai Amirul Mukminin, saya mohon maaf, dan tidak akan mengulangi lagi perbuatan semacam ini."

Diriwayatkan dari Abdullah bin Al-Mubarak, bahwasanya ia berkata: "Anak zina itu tidak bisa menyimpan pembicaraan, dan orang yang berkepribadian di tengah-tengah bangsanya itu tidak akan menyakiti tetangganya." Maksudnya orang yang tidak bisa menyempan pembicaraan orang lain, di mana ia berjalan kian kemari menceritakan pembicaraan orang, maka ia sama dengan anak zina, karena seandainya tidak ada zina niscaya pembicaraan itu tidak akan tersebar luas. Masalah ini diambil dari maksud firman Allah:
"Suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah, yang merintangi segala yang baik, yang melampaui batas dan banyak dosa, yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya." (QS. Al-Qalam, 68:11-13)

Yang dimaksud oleh ayat ini adalah Al-Walid bin Al-Mughirah, di mana ia adalah orang yang suka berjalan ke sana kemari untuk mengadu domba, menghalang-halangi dari perbuatan baik, durhaka, kasar, dan kejam, dan dia itu sebagai anan zina. Demikianlah apa yang dijelaskan oleh sebagian ahli tafsir.

Diriwayatkan bahwa ada seorang yang bijaksana didatangi salah seorang kawannya, kemudian kawannya itu menceritakan tentang keadaan kawan mereka, lantas orang yang bijaksana itu berkata kepada kawannya: "Pahala kunjunganmu kesini telah sirna, dan kamu datang kesini menimbulkan tiga kejelekan;
(1). Kamu mengajak aku untuk membenci kawanku,
(2). Kamu merisaukan fikiranku yang sedang tenang, dan
(3). Kamu menjadikan aku menuduh kamu berkata bohong."

Diriwayatkan dari Ka'bul Ahbar bahwasanya ia berkata:
"Pada suatu saat Bani Israil mengalami kemarau panjang, maka Nabi Musa membawa Bani Israil untuk berdoa minta hujan sampai tiga kali, namun belum juga hujan. Kemudian Nabi Musa mengadu kepada Tuhan; “Wahai Tuhanku, hamba-hambaMu telah berdoa tiga kali, akan tetapi Engkau tidak mengabulkan doa mereka.” Allah lalu memberikan wahyu kepada Nabi Musa dengan firmanNya; “Sesungguhnya Aku tidak mengabulkan doamu dan orang-orang yang bersama kamu, karena di antara mereka ada seseorang yang suka mengadu domba dan selalu menggunjing ke sana kemari.” Nabi Musa berkata; “Siapakah dia, sehingga saya bisa mengusirnya dari tengah-tengah kami.” Tuhan berfirman; “Wahai Musa, Aku melarang kamu dari mengadu domba, maka bertaubatlah kamu semua.” Lalu mereka bertaubat, maka turunlah hujan.

Diceritakan bahwa Sulaiman bin Abdul Malik Amirul Mukminin sedang duduk, dan di situ ada Az-Zuhri, lantas ada seseorang datang kepadanya, lalu Sulaiman berkata kepadanya: "Aku mendengar bahwa kamu telah menceritakan kejelekanku dengan mengatakan begini dan begitu." Orang itu menjawab: "Saya tidak melakukan apa yang engkau tuduhkan, dan saya tidak mengatakan yang demikian itu." Sulaiman berkata kepadanya: "Orang yang memberitahukan kepadaku itu adalah orang yang jujur." Kemudian Az-Zuhri berkata: "Orang yang suka mengadu domba itu bukanlah orang jujur." Sulaiman berkata kepada Az-Zuhri: "Kamu benar." Lalu berkata kepada orang yang datang kepadanya itu: "Kamu boleh pergi dengan tenang."

Seorang cerdik berkata: "Siapa yang menceritakan kepadamu bahwa ada seseorang yang mencaci-maki kamu, maka sesungguhnya dia sendiri yang suka mencaci-maki, bukan orang lain yang dimaksud itu yang mencaci-maki kamu."

Wahb bin Munabbih berkata: "Barang siapa yang memuji kamu dengan apa yang tidak ada padamu, maka janganlah kamu merasa aman dari celaan orang itu tentang dirimu dengan apa yang tidak ada padamu."

Al-Faqih berkata: "Bila ada seseorang datang kepadamu dan memberitahukan bahwa si Fulan menjelek-jelekan kamu dengan mengatakan begini dan begitu, maka kamu harus menanggapinya dengan enam hal:

  1. Janganlah kamu mempercayainya, karena di dalam Islam persaksian orang yang suka mengadu domba itu tidak bisa diterima. Allah Ta'ala berfirman;
    “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatan itu.” (QS. Al-Hujurat, 49:6)
  2. Kamu harus mencegah orang itu dari perbuatannya mengadu domba, karena ingatlah bahwa nahi munkar itu wajib, sebagaimana firman Allah; “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar.” (QS. Ali 'Imran, 3:110)
  3. Kamu harus membenci kepadanya karena Allah, karena ia telah berbuat maksiat, dan memaenci orang yang berbuat maksiat itu wajib karena Allah Ta'ala membencinya.
  4. Janganlah kamu mempunyai prasangka yang tidak baik kepada saudaramu yang tidak di situ, karena prasangka yang tidak baik kepada sesama muslim itu haram. Allah Ta'ala berfirman;
    “Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.” (QS. Al-Hujurat, 49:12)
  5. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, karena Allah Ta'ala melarang hal yang demikian itu, sebagaimana firmanNya;
    “Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (QS. Al-Hujurat, 49:12)
  6. Apa yang tidak kamu senangi dari perbuatan mengadu domba ini, maka janganlah sekali-kali kamu melakukan hal yang sama, yakni janganlah kamu memberitahu kepada siapa pun tentang apa yang dikatakan orang yang datang dengan mengadu domba kepadamu itu."

Wabillahit-taufiq.


---o0o---


ONTA YANG MEMATAHKAN RENCANA ABU JAHAL

$
0
0

onta yang mematahkan rencana abu jahal

Setelah berbagai usaha oleh kaum Quraisy untuk menyekat dan menghapuskan penyebaran agama Islam menemui kegagalan, maka Abu Jahal semakin membenci Rasulullah saw. Kebencian Abu Jahal ini tidak ada bandingnya, malah melebihi kebencian Abu Lahab terhadap Rasulullah saw.

Melihat agama Islam semakin tersebar, Abu Jahal pun berkata kepada kaum Quraisy dalam suatu perkumpulan;
"Hai kaumku! Janganlah sekali-kali Muhammad menyebarkan agama barunya dengan semau hatinya. Ini berarti dia telah menghina agama nenek moyang kita, dia mencela Tuhan yang kita sembah. Demi Tuhan, aku berjanji kepada kalian, bahwa esok aku akan membawa batu ke Masjidil Haram untuk dilemparkan ke kepala Muhammad ketika dia sujud. Selepas itu, terserah kepada kalian, kalau mau menyerahkan aku kepada keluarganya atau kalian membela aku dari ancaman kaum kerabatnya. Biarlah orang-orang Bani Hasyim berbuat yang mereka mau!"
Tatkala mendengar pidato dari Abu Jahal, maka orang-orang yang menghadiri perkumpulan tersebut itu berkata serentak kepadanya;
"Demi Tuhan, kami tidak akan sekali-kali menyerahkan engkau ke keluarga Muhammad. Teruskan niatmu!"
Orang-orang yang menghadiri perkumpulan itu merasa bangga mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Abu Jahal bahwa dia akan membunuh Muhammad karena jika Abu Jahal berhasil membunuh Nabi Muhammad saw berarti akan terhapus segala keresahan dan kesusahan mereka selama ini yang di sebabkan oleh kegiatan Rasulullah saw menyebarkan agama Islam di kalangan mereka.

Para hadirin disitu telah mengira-ngira perbelanjaan untuk mengadakan pesta sekiranya Nabi Muhammad saw berhasil dibunuh.

Dalam pandangan mereka adalah mudah untuk membunuh Nabi Muhammad saw yang di kasihi Allah SWT serta penghuni langit. Padahal Allah SWT sekali-kali tidak akan membiarkan kekasihNya di ancam dan diperlakukan seperti binatang.

Keesokan paginya, Abu Jahal terus pergi ke Ka'bah yaitu tempat biasa Nabi Muhammad saw Shalat.
Dengan langkah seperti satria, dia berjalan dengan membawa batu besar di tangan dengan diiringi oleh beberapa orang Quraisy yang rapat dengannya.
Tujuan dia mengajak teman-temannya untuk menyaksikan bagaimana dia akan melemparkan batu itu ke kepala Nabi Muhammad saw.
Sepanjang perjalanan itu dia membayangkan bagaimana keadaan Nabi Muhammad saw nanti setelah kepalanya di hantam batu itu. Dia tersenyum sendirian membayangkan kepala Nabi Muhammad saw pecah dan tidak bergerak lagi. Dan juga membayangkan bagaimana kaum Quraisy akan menyambutnya sebagai pahlawan yang telah berhasil membunuh musuh nomer satu mereka.

Sebentar saja Abu Jahal tiba di pekarangan Masjidil Haram, dilihatnya Rasulullah saw baru saja sampai dan hendak mengerjakan Shalat.
Rasulullah saw tidak menyadari akan kehadiran Abu Jahal dan kawan-kawannya disitu. Baginda tidak pernah terfikir apa yang hendak dilakukan oleh Abu Jahal terhadap dirinya.

Abu Jahal melihat Rasulullah mulai Shalat. Dia berjalan berlahan-lahan dari belakang ke arah Nabi Muhammad saw.
Abu Jahal melangkah dengan hati-hati, setiap geraknya dijaga, takut diketahui oleh Rasulullah saw.

Dari jauh teman-teman Abu Jahal memperhatikan dengan perasaan cemas bercampur gembira, dalam hati mereka berkata;
"Kali ini akan musnahlah engkau hai Muhammad!"

Begitu Abu Jahal hendak menghampiri Nabi Muhammad saw dan melemparkan batu yang di pegangnya itu, tiba-tiba secepat kilat dia mundur ke belakang. Batu yang di pegangnya juga jatuh ke tanah. Mukanya yang tadi merah kini menjadi pucat pasi seolah-olah tidak berdarah lagi. Kawan-kawannya yang amat senang melihat Nabi Muhammad saw terbunuh, tercengang dan saling berpandangan.
Kaki Abu Jahal seolah terpaku ke bumi. Dia tidak dapat melangkahkan kaki walau setapak. Melihat keadaan itu kawan-kawannya segera menarik Abu Jahal dari situ sebelum di ketahui oleh Rasulullah saw.

Abu Jahal masih terheran-heran dengan keadaan yang dialaminya.
Kawan-kawannya tidak sabar untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Mereka bertanya;
"Apa sebenarnya yang terjadi pada engkau? Mengapa engkau tidak melemparkan batu itu ke kepala Muhammad ketika dia sedang sujud tadi?"
Akan tetapi Abu Jahal tetap membisu, kawan-kawannya semakin keheranan. Abu Jahal yang mereka kenal selama ini seorang yang lantang berpidato dan menyumpah serapah Nabi Muhammad saw, kini diam membisu.
Abu Jahal masih terbayang-bayang kejadian yang baru saja terjadi. Dia seolah-olah tidak percaya apa yang dialaminya.

Setelah mereka menghujani berbagai pertanyaan barulah Abu Jahal bersuara;
"Wahai saudaraku! Untuk kalian ketahui, waktu aku menghampiri Muhammad dan hendak melemparkan batu ke kepalanya, tiba-tiba muncul seekor onta yang besar hendak menendangku. Aku amat terkejut karena belum pernah melihat onta yang sebesar itu seumur hidupku. Kalau aku teruskan niatku, niscaya aku akan mati di tendang onta itu, sebab itulah aku mundur dan membatalkan niatku."

Kawan-kawan Abu Jahal merasa amat kecewa mendengar penjelasan itu, mereka tidak menyangka orang yang selama ini gagah dan berencana hendak membunuh Nabi Muhammad saw hanya tinggal kata-kata saja. Orang yang selama ini diharapkan untuk membunuh Nabi Muhammad saw dan ternyata hanya omong kosong belaka.

Setelah mendengar penjelasan dari Abu Jahal yang tidak memuaskan itu, maka mereka pun berkata kepada Abu Jahal;
"Ya Abu Jahal, sewaktu engkau menghampiri Muhammad tadi, kami memperhatikan engkau dari jauh, tetapi tidak ada onta yang engkau katakan itu, malah bayangannya pun tidak nampak."
Kawan-kawan Abu Jahal mulai ragu dengan segala keterangan yang di berikan Abu Jahal. Mereka menyangka Abu Jahal hanya ngarang cerita saja. Mereka mulai hilang kepercayaan terhadapnya.
Akhirnya segala kata-kata Abu Jahal tidak mereka indahkan lagi.


DENGKI

$
0
0

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Al-A'masy dari Yazid Ar-Raqqasyi dari Al-Hasan dari Nabi saw, di mana beliau bersabda:
"Sesungguhnya iri hati dan dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar."

Dengan sanad seperti tersebut di atas, Ibrahim bin Aliyyah meriwayatkan dari Ubbad bin Ishaq dari Abdur Rahman bin Mu'awiyah, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Ada tiga hal yang seseorang tidak selamat dari ketiganya, yaitu; Prasangka, dengki, dan takut sial karena sesuatu." Ditanyakan; "Wahai Rasulullah, apakah yang bisa menyelamatkan dari ketiganya?" Beliau bersabda: "Apabila kamu dengki maka janganlah kamu lanjutkan, apabila kamu berprasangka maka jangan kamu buktikan, dan apabila kamu merasa takut sial karena sesuatu, maka jangan kamu hiraukan."

Maksudnya, apabila ada rasa dengki di dalam hatimu maka janganlah kamu nyatakan dan janganlah kamu mengucapkan sesuatu tentang apa yang kamu dengkikan itu karena Allah tidak akan menghukum kamu dengan apa yang ada di dalam hati selama belum kamu ucapkan dengan lisan atau kamu kerjakan dengan perbuatan.

Mengenai prasangka, bila kamu mempunyai prasangka yang tidak baik kepada sesama muslim, maka janganlah kamu berusaha untuk menyelidikinya selama hal itu tidak kelihatan. Dan mengenai prasangka takut sial karena sesuatu, maka apabila kamu hendak bepergian kemudian kamu mendengar suara burung hantu, atau burung gagak, atau kamu merasa ragu-ragu, maka janganlah kamu hiraukan perasaan ragu-ragu atau perasaan yang akan mendapatkan sial. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw menyukai ucapan yang baik dan membenci perasaan akan mendapatkan nasib yang sial karena burung atau yang lain, dan beliau menjelaskan bahwa perasaan semacam itu adalah kebiasaan orang-orang Jahiliyyah, sebagaimana firman Allah Ta'ala:
"Mereka menjawab, 'Kami mendapat nasib yang malang disebabkan oleh kamu dan orang-orang yang bersamamu'."

Pada ayat yang lain disebutkan:
"Mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu'."

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, di mana ia berkata: Apabila kamu mendengar suara burung, maka ucapkanlah;
"Wahai Allah, tidak ada burung kecuali burungMu, dan tidak ada kebaikan kecuali kebaikanMu. Tidak ada Tuhan kecuali Engkau, serta tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ja'far menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Amr dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Janganlah kamu saling membenci, dengki-mendengki dan janganlah menawar barang untuk menjerumuskan orang lain, dan jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara."

Diriwayatkan dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan ra, bahwasanya ia berkata kepada anaknya: "Wahai anakku, jauhilah olehmu dengki karena sesungguhnya dengki itu akan nampak pada dirimu sebelum bahayanya nampak pada musuhmu."

Al-Faqih berkata: Tidak ada sesuatu yang lebih jahat daripada dengki, karena dengki akan mengakibatkan lima macam bencana kepada orang yang dengki, sebelum menimpa kepada orang yang dihasud. Kelima macam bencana itu, adalah;

  1. Kegelisahan yang terus-menerus.
  2. Musibah yang tiada berpahala.
  3. Celaan yang tiada terpuji.
  4. Murka dari Tuhan.
  5. Pintu pertolongan tertutup baginya.

Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Ingatlah bahwa bagi nikmat-nikmat Allah itu ada musuhnya. Beliau ditanya; "Wahai Rasulullah, siapakah musuh nikmat-nikmat Allah itu?" Beliau bersabda; "Orang-orang yang dengki terhadap orang-orang yang diberi karunia oleh Allah Ta'ala."

Diriwayatkan dari Malik bin Dinar, bahwasanya ia berkata: "Saya dapat menerima persaksian para pembaca Al-Qur'an kepada semua makhluk, namun saya tidak dapat menerima persaksian mereka kepada sesama pembaca Al-Qur'an, karena saya mendapatkan rasa dengki di tengah-tengah mereka."

Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Enam kelompok (manusia) nanti pada hari kiamat akan masuk neraka sebelum hisab karena enam perbuatan." Ditanyakan: "Wahai Rasulullah, siapakah mereka?" Beliau bersabda: "Para penguasa yang sesudah aku karena curang, bangsa Arab karena fanatik golongan, kepala daerah karena sombong, pedagang karena khianat, orang dusun karena bodoh, dan orang pandai karena dengki."

Orang-orang pandai yang dengki adalah mereka yang sewaktu mencari ilmu hanya karena dunia semata, di mana mereka merasa dengki dan iri hati antara yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, di dalam menuntut ilmu hendaknya ditujukan karena akhirat. Bila orang menuntut ilmu karena akhirat, maka tidak akan ada rasa dengki di antara mereka, dan sebaliknya bila tujuannya hanya karena dunia, maka mereka akan mempunyai rasa dengki, sebagaimana yang disinyalir oleh Allah Ta'ala mengenai ulama Yahudi, melalui firmanNya:
"Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya?" (QS. An-Nisa', 4:54)

Maksudnya, orang-orang Yahudi merasa dengki kepada Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya, di mana mereka berkata: "Muhammad berbuat seperti itu karena banyaknya perempuan yang mengelilinginya." Jadi kedengkian orang-orang Yahudi itu adalah karena kenabian dan perempuan.

Seorang yang bijaksana berkata: "Jauhilah rasa dengki itu karena kedengkian itu adalah dosa yang pertama di langit dan juga dosa yang pertama di bumi." Yang dimaksud dengan dosa di langit adalah penolakan iblis untuk sujud kepada Adam, seraya berkata:
"Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS. Al-A'raf, 7:12)
Iblis merasa dengki kepada Adam lalu Allah mengutuknya.

Sedangkan yang dimaksud dengan dosa pertama di bumi yang disebabkan karena rasa dengki adalah perbuatan Qabil, ketika ia membunuh saudaranya yang bernama Habil, sebagaimana firman Allah:
"Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.”"

Diriwayatkan dari Al-Ahnaf bin Qais bahwasanya ia berkata: "Orang yang suka dengki tidak akan tenang hidupnya, orang yang bakhil itu tidak akan memenuhi janji, orang yang lekas jemu itu tidak mempunyai kawan dekat, orang yang suka dusta itu tidak akan dihormati, orang yang suka berkhianat tidak akan dipercaya perkataannya, dan orang yang berperangai jelek tidak akan berbuat baik."

Seseorang yang bijaksana berkata: "Saya belum pernah melihat orang yang menganiaya itu serupa dengan orang yang dianiaya, melainkan dalam masalah dengki."

Muhammad bin Sirin berkata: "Saya tidak pernah mempunyai rasa dengki sedikit pun kepada penduduk dunia ini. Apabila ia calon penghuni surga, maka apa gunanya saya merasa dengki kepadanya, toh ia akan ke surga juga. Dan apabila ia calon penghuni neraka, maka untuk apa saya merasa dengki kepadanya, toh ia akan ke neraka juga."

Al-Hasan Al-Bashri berkata: "Wahai anak Adam, kenapa kamu merasa dengki kepada saudaramu. Jika saudaramu dikaruniai kemuliaan oleh Allah, maka kenapa kamu merasa dengki kepada orang yang memang dimuliakan oleh Allah? Dan jika orang itu bukanlah orang yang baik, maka tidak sepantasnya kamu merasa dengki kepada orang yang akan masuk ke neraka."

Al-Faqih berkata: "Ada tiga kelompok manusia yang doanya tidak akan dikabulkan, yaitu; orang yang memakan makanan haram, orang yang menggunjing, dan orang yang di dalam hatinya ada rasa dengki atau iri hati kepada sesama muslim."

Ibnu Syihab meriwayatkan dari Salim dari ayahnya, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Tidak boleh ada rasa dengki kecuali pada dua macam, yaitu;

  1. Orang yang dikaruniai Allah (kepandaian tentang) Al-Qur'an, sedangkan ia senantiasa mengamalkannya malam dan siang hari,
  2. Dan orang yang dikaruniai Allah harta, sedangkan ia senantiasa menginfakkannya malam dan siang hari."

Al-Faqih menjelaskan bahwa seseorang hendaknya bersungguh-sungguh untuk berusaha mengerjakan apa yang dikerjakan oleh kedua macam orang yang disebutkan di dalam hadits di atas, yaitu dalam mengerjakan shalat malam dan shadaqah. Dengki atau iri hati yang semacam itu adalah dengki yang terpuji. Sedangkan dengki yang lain, yakni dengki yang mengharapkan agar rahmat yang ada pada orang lain lenyap, maka itu adalah tercela. Jadi, apabila seseorang melihat kekayaan atau apa pun yang ada pada orang lain, kemudian ia berharap agar hal itu lenyap dari orang yang memilikinya, maka itu adalah perbuatan yang tercela, sedangkan bila ia ingin mendapatkan rahmat seperti orang yang memiliki harta atau apa pun yang lain tanpa mempunyai harapan agar lenyap dari orang yang memilikinya, maka itu tidak tercela, boleh-boleh saja. Perhatikan firman Allah yang berbunyi:
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain." (QS. An-Nisa', 4:32)

Pada ayat selanjutnya Allah berfirman:
"Mohonlah kep ada Allah sebagian dari karuniNya." (QS. An-Nisa', 4:32)

Dengan demikian, tidaklah pantas bila seorang muslim merasa iri hati atas kelebihan yang dikaruniakan Allah kepada orang yang lain. Seyogyanya ia bermohon kepada Allah agar dikaruniakan rahmat, sebagaimana yang diberikan kepada orang yang mempunyai kelebihan itu.

Setiap muslim wajib menjauhkan diri dari rasa dengki karena orang yang dengki itu menentang hukum Allah, ia harus rela menerima hukum Allah. Nabi saw bersabda:
"Ingatlah bahwasanya agama itu adalah nasehat."

Oleh karena itu, setiap muslim harus menerima apa adanya (dengan tanpa meninggalkan usaha), bisa menjadi contoh bagi sesama muslim, dan tidak mempunyai rasa dengki di dalam hatinya.

Al-'Ala bin Abdur Rahman meriwayatkan dari ayahnya dari Abu Hurairah ra, bahwasanya ia bertanya kepada Nabi saw mengenai hak seorang muslim atas muslim yang lain, di mana beliau bersabda:
"Hak muslim atas muslim (yang lain) itu ada enam." Ditanyakan (kepada beliau): "Apa saja wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Apabila kamu bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam, apabila di mengundang kamu, maka sambutlah (datangilah), apabila dia minta nasehat kepadamu, maka berilah dia nasehat, apabila dia bersin lalu membaca alhamdu lillah, maka sahutlah dengan ucapan yarhamukallah, apabila dia sakit, maka jenguklah, dan apabila ia meninggal dunia, maka iringkanlah jenazahnya."

Al-Faqih berkata: Ayahku menceritakan kepada kami, Hamman An-Nasafi menceritakan kepada kami, Isa bin Ahmad Al-Asqalani menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Muhammad Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, di mana dia berkata: Saya mendengar Anas bin Malik ra berkata:
"Aku melayani Rasulullah saw sejak berusia delapan tahun. Pertama yang beliau ajarkan kepadaku adalah; “Wahai Anas, tepatkanlah wudhumu untuk shalatmu, niscaya malaikat yang menjaga kamu akan mencintaimu dan umurmu akan ditambah. Wahai Anas, mandilah karena jinabat dan sempurnakanlah di dalam mandi itu karena di bawah setiap rambut itu terkena jinabat pula.” Anas berkata: “Aku bertanya; 'Wahai Rasulullah, bagaimana aku harus menyempurnakan mandi jinabat itu?'” Beliau bersabda; “Sampaikan air hingga pokok-pokok rambutmu dan bersihkan (gosok) kulitmu, niscaya kamu keluar dari tempat mandimu sedangkan dosamu telah diampuni. Wahai Anas, janganlah kamu tidak mengerjakan shalat dhuha, karena shalat dhuha itu adalah shalat orang-orang yang bertaubat kepada Allah. Perbanyaklah shalat di waktu malam dan siang, karena selama kamu mengerjakan shalat para malaikat senantiasa memohonkan rahmat untuk kamu. Wahai Anas, apabila kamu mendirikan shalat, maka mantapkanlah dirimu di hadapan Allah Ta'ala. Apabila kamu rukuk, maka letakkan kedua telapak tanganmu pada kedua lututmu dan renggangkan jari-jarimu serta renggangkan pula kedua lengan tanganmu dari kedua pinggangmu. Apabila kamu bangun dari rukuk, maka tegaklah sehingga setiap anggota kembali kepada tempatnya. Apabila kamu sujud, maka letakkan wajahmu di tanah dan janganlah menyucuk sebagaimana burung gagak menyucuk dan janganlah kamu bentangkan kedua lenganmu seperti bentangan pelanduk. Apabila kamu mengangkat kepala dari sujud, maka janganlah kamu seperti duduknya anjing, dan letakkan kedua bokongmu di antara kedua kaki dan letakkan bagian atas kedua telapak kaki di tanah, karena sesungguhnya Allah Ta'ala tidak melihat shalat yang tidak sempurna rukuk dan sujudnya. Jika kamu mampu untuk selalu berada dalam keadaan wudhu sepanjang siang dan malam, maka lakukanlah, karena bila mati mendatangi kamu sedangkan kamu dalam keadaan wudhu, niscaya kamu tidak luput dari mati syahid. Wahai Anas, apabila kamu masuk rumahmu, maka ucapkanlah salam, maksudnya untuk anggota keluargamu, niscaya barakahmu dan barakah rumahmu akan bertambah banyak, niscaya manisnya iman akan masuk ke dalam hatimu, dan apabila sewaktu keluar kamu mempunyai dosa, maka ketika kamu pulang sudah diampuni dosamu itu. Wahai Anas, janganlah kamu berada pada waktu malam dan siang sedangkan di dalam hatimu ada perasaan dengki kepada seorang muslim, karena hal itu termasuk sunahku dan barang siapa yang mengikuti sunahku berarti ia cinta kepadaku, maka ia nanti akan bersama-sama aku di dalam surga. Wahai Anas, jika kamu mengerjakan itu semua dan memelihara wasiatku ini, maka tidak ada sesuatu yang lebih kamu sukai daripada mati, karena sesungguhnya di dalam mati itulah masa kesejahteraanmu.”"

Diriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya membersihkan rasa dengki dari dalam hati itu termasuk sunah Nabi. Oleh karena itu, setiap muslim wajib membersihkan rasa dengki dan iri hati dari dalam hatinya, karena sesungguhnya perbuatan itu termasuk perbuatan yang utama.

Al-Faqih berkata: Aku mendengar ayahku bercerita kepadaku dengan sanad dari Anas bin Malik, di mana ia berkata:
"Pada suatu waktu ketika kami duduk bersam a-sama dengan Nabi saw, tiba-tiba beliau bersabda; “Akan datang di tengah-tengah kita seseorang yang termasuk penghuni surga dengan membawa kedua sandal pada kedua tangan kirinya.” Tidak begitu lama, ada seseorang masuk lantas mengucapkan salam duduk di tengah-tengah para sahabat. Keesokan harinya, Rasulullah saw bersabda seperti itu, dan setelah itu, orang itu pun datang. Ketika pada hari ketiga, di mana beliau juga bersabda seperti itu dan orang itu pun datang, maka setelah Rasulullah saw meninggalkan majlis itu, Abdullah bin Amr bin Al-'Ash pergi mengikuti orang yang dinyatakan oleh Nabi saw termasuk ahli surga itu, seraya berkata; “Aku baru saja bertengkar dengan ayahku dan aku bersumpah untuk tidak masuk ke rumah selama tiga hari, bagaimana pendapatmu bila aku bermalam di rumahmu selama tiga malam?” Orang itu menjawab; “Silahkan.” Anas melanjutkan ceritanya: "Abdullah bin Amr bin Al-'Ash menceritakan bahwa pada malam pertama ia bermalam di rumah orang itu, ternyata orang itu tidak bangun malam, hanya saja semaktu hendak tidur, orang itu berdzikir dan takbir kepada Allah Ta'ala lantas tidur sampai pagi. Bila berwudhu dan mengerjakan shalat, orang itu mengerjakannya dengan sempurna, dan di waktu siang hari, orang itu tidak mengerjakan puasa." Abdullah berkata; "Aku perhatikan perilakunya sampai tiga hari, tidak lebih dari itu, hanya saja ia tidak pernah berkata-kata kecuali yang baik. Setelah tiga hari, di mana aku menganggap bahwa amal perbuatannya itu biasa-biasa saja, maka aku berkata kepadanya; “Sesungguhnya tidak ada pertengkaran antara aku dengan ayahku dan aku pun tidak bersumpah untuk tidak pulang selama tiga hari. Akan tetapi di dalam tiga hari berturut-turut Rasulullah saw menyatakan bahwa akan datang salah seorang ahli surga, dan yang datang adalah kamu, maka aku ingin menginap di sini supaya aku bisa melihat langsung apa yang biasa kamu kerjakan, sehingga aku bisa mengikuti jejakmu. Namun, aku tidak melihat kamu melakukan amal yang banyak. Oleh karena itu, aku ingin tahu amalan apakah yang kamu lakukan sehingga Nabi saw menyatakan seperti itu.” Orang itu berkata; “Tidak ada amal lain yang aku kerjakan selain apa yang kamu ketahui.” Kemudian aku (Abdullah) meninggalkan orang itu, namun setelah aku pergi, orang itu memanggil aku seraya berkata; “Amalku memang hanya seperti apa yang kamu ketahui, hanya saja aku tidak pernah merasa dengki atau iri hati kepada seorang pun di antara umat Islam atas nikmat yang Allah karuniakan kepadanya.” Abdullah berkata; "Aku berkata; “Inilah yang menyebabkan kamu termasuk ahli surga sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah saw, dan itu adalah sikap yang aku tidak mampu untuk mengerjakannya.”"

Seorang yang bijaksana mengatakan bahwa orang yang dengki itu menentang Tuhannya dalam lima hal, yaitu:

  1. Ia membenci setiap nikmat yang ada pada orang lain.
  2. Ia merasa tidak cukup atas nikmat yang dikaruniakan kepadanya, di mana ia berkata kepada Tuhannya; "Kenapa Engkau hanya memberikan yang begini kepadaku?"
  3. Ia kikir terhadap karunia Allah Ta'ala.
  4. Ia menghina kekasih Allah, karena ia ingin agar kekasih Allah itu kehilangan nikmat.
  5. Ia membantu musuh Allah, yakni iblis.

Ada yang mengatakan bahwa orang yang dengki itu tidak akan memperoleh sesuatu di dalam pergaulan, melainkan celaan dan hinaan, tidak memperoleh apa pun dari malaikat, melainkan kutukan dan kebencian, tidak memperoleh apa pun dalam kesunyian, melainkan risau dan sedih, tidak memperoleh apa pun ketika menghadapi sakaratul maut, melainkan kesulitan dan malapetaka, tidak memperoleh apa pun ketika di Padang Mahsyar, melainkan rasa malu dan rasa takut, dan di neraka akan merasakan panasnya api neraka dan tempat bakarannya.

Wallahu a'lam.


---o0o---



KUMPULAN KATA-KATA BIJAK PENUH MAKNA

$
0
0

kumpulan kata-kata bijak penuh makna

2451~2500. 2501~2550. 2551~2600. 2601~2650. 2651~2700. 2701~2750. 2751~2800. 2801~2850. 2851~2900. 2901~2950. 2951~3000. 3001~3050.

3051. Semakin ingin menunjukan diri kita agar diakui, dihormati, maka semakin tertekan, tegang dan melelahkan bathin, dan biasanya makin tak disukai.

3052. Wirausaha sejati hanya ingin kesempatan yang baik bukan uang yang banyak.

3053. Hidup ini dijalani sekali dan tak pernah berganti, jangan sampai kita tak dihormati lalu disesali.

3054. Tidak ada batas dalam menjelajahi dunia, karena itu bulat.

3055. Jika mulut berkata jujur, maka akan baik perilakunya. Jika niatnya baik, maka Allah akan menambah rejekinya. Jika mencintai dan berbuat baik kepada keluarganya, maka Allah akan baik pula padanya.

3056. Percaya pada hati nurani, bukan peraturan.

3057. Yang paling sempurna percaya dalam iman adalah orang yang karakter terbaik dan yang paling baik kepada istrinya.

3058. Satu itu hanya angka, sedangkan cinta itu perasaan. Jadi tak ada hanya satu cinta, yang ada cinta sejati.

3059. Orang yang terkaya adalah orang yang menerima pembagian (takdir) dari Allah dengan senang hati.

3060. Rezeki tidak akan datang pada orang yang malas.

3061. Saya mengerjakan hal terbaik yang saya tahu.

3062. Hakim tidak akan bisa menghakimi manusia lebih dari Tuhan.

3063. Perasaanku sama kamu udah gak seperti dulu lagi, anggap aja kemaren, lusa dan masa lalu menjadi sebuah kenangan yang cukup indah.

3064. Berimajinasi itu penting, tetapi fokus jauh lebih baik.

3065. Di dalam hutan tropis terdapat peperangan dan tanaman yang tidak mampu tumbuh dengan cepat, akan tergilas oleh tanaman lainnya.

3066. Takdir itu yang bisa menentukan hanya kamu dan juga Tuhan.

3067. Memiliki hidup yang lebih baik itu adalah pilihan antara mau terus mencoba atau terus mengeluh.

3068. Orang-orang hanya peduli dengan hasil yang kau miliki, bukan pengorbananmu.

3067. Setiap yang kita lakukan biarlah jujur karena kejujuran itu telalu penting dalam sebuah kehidupan.Tanpa kejujuran hidup sentiasa menjadi permainan.

3068. Hidup ini Cuma ada dua masalah, kamu dan ulahmu.

3069. Kita selalu menghindari kerugian dan hasil yang tetap sama terus menerus juga merupakan kerugian, jadilah orang atau organisasi yang bertumbuh.

3070. Percuma punya uang kalau berkelakuan buruk.

3071. Kamu tidak harus memilih, hidup bukan pilihan, tetapi sebuah cerita.

3072.Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar.

3073. Kebaikan adalah bibit kecil yang akan bertumbuh menjadi sebuah Kebaikan Besar untukmu.

3074. Visi tanpa eksekusi adalah lamunan. Eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk.

3075. Salah satu hal yang membuat seseorang sulit menerima sebuah kejujuran adalah kenyataan bahwa kebohonganlah yang ingin dia dengarkan.

3076. Hidup ini singkat. Tidak ada waktu untuk meninggalkan kata-kata penting tak terkatakan.

3077. Bukan rasa sakit yang buat kamu nggak bisa bertahan, tapi ingatan, kenangan, dan masa lalu.

3078. Cara memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai melakukan.

3079. Pikiran kita ibarat parasut, hanya berfungsi ketika terbuka.

3080. Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir.

3081. Kadang kita khawatir akan masa depan anak-anak kita sampai melupakan jika saat ini dia adalah seorang individu seperti kita.

3082. Anda tidak mencintai seorang wanita karena kecantikannya, dia menjadi cantik karena anda mencintainya.

3083. Kemampuan individu seorang ninja memang penting, tetapi yang lebih penting adalah kerjasama tim.

3084. Hati seorang ibu adalah ruang kelas tempat anaknya belajar.

3085. Kegelapan tidak dapat mengusir kegelapan, hanya cahaya yang bisa melakukannya.

3086. Sebuah tujuan tanpa rencana hanyalah angan-angan.

3089. Kebencian tidak dapat mengusir kebencian; hanya cinta yang dapat melakukannya.

3090. Sebuah tujuan tanpa perencanaan hanya menjadi harapan.

3091. Tujuan hidup kita adalah untuk merasa bahagia.

3092. Cinta dari sebuah keluarga adalah berkah terbaik kehidupan.

3093. Manusia tak kan pernah bisa menang dari rasa kesepian.

3094. Teman yang benar-benar baik susah ditemukan, sulit ditinggalkan dan tidak mungkin untuk dilupakan.

3095. Musafir yang dahaga di gurun pasir masih bisa bertahan. Namun jika hati yang dahaga akan cinta bisa mati perlahan dalam kesepian.

3096. Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah dengan mencintai apa yang Anda lakukan, walaupun sebenarnya anda membencinya.

3097. Cinta adalah memberikan perhatianmu yang tak terbagikan kepada seseorang.

3098. Jangan putus asa. Seringkali ini adalah kunci terakhir dalam sekumpulan kunci yang membuka pintu keberhasilan.

3099. Pernikahan bukan merupakan sebuah kata benda; melainkan kata kerja. Karena itu, pernikahan bukanlah sesuatu yang Anda dapatkan, tetapi sesuatu yang Anda usahakan melalui mencintai pasangan Anda setiap hari.

3100. Kebahagiaan itu terletak pada kemenangan berperang melawan hawa nafsu dan menahan keinginan yang berlebih-lebihan.

SOMBONG

$
0
0

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Al-Fadl bin Dikkin menceritakan kepada kami dari Ka'bul Ahbar ra, di mana ia berkata:
"Orang-orang yang sombong itu nanti pada hari kiamat berupa orang-orang yang sekecil semut yang diliputi oleh kehinaan dari segala tempat. Mereka masuk neraka dan diberi minuman darah yang bercampur nanah penghuni neraka."

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Sufyan bin Mas'ar menceritakan kepada kami, bahwasanya ia berkata:
"Aku memperoleh informasi tentang Al-Husain bin Ali kw, bahwasanya ia berjalan melewati orang-orang miskin yang sedang makan roti di atas kain, lalu mereka berkata; “Wahai Abu Abdullah, silahkan makan.” Kemudian ia mendekati mereka sambil berkata; “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong,” lalu ia makan bersama-sama mereka. Setelah selesai makan, ia berkata kepada mereka; “Aku telah memenuhi undanganmu, maka kini kamu harus memenuhi undanganku.” Kemudian mereka pergi bersama-sama dengan Al-Husain, ia berkata kepada pelayannya; “Keluarkanlah semua apa yang kita punyai.”

Diriwayatkan dari Sufyan dari Abu Hazim dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Ada tiga kelompok manusia yang nanti pada hari kiamat Allah tidak akan mengajak bicara dan tidak mau melihat kepada mereka serta mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih. Yang pertama, adalah orang tua yang berzina, lalu raja yang berdusta, dan orang miskin yang sombong."

Al-Faqih berkata: Abu Ja'far menceritakan kepada kami, Muhammad bin Musa menceritakan kepada kami, Muhammad bin Rabbah menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami dari Hisyam Ad-Dastawa'i dari Yahya bin Abu Katsir dari Amir Al-'Ugaili dari ayahnya dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Telah diperlihatkan kepadaku tiga macam orang yang pertama-tama masuk surga dan tiga macam orang yang pertama-tama masuk neraka. Adapun tiga orang yang pertama-tama masuk surga adalah; Orang yang mati syahid, budak yang posisi kebudakannya di dunia itu tidak mengesampingkan untuk taat kepada Tuhannya, dan fakir yang lemah yang mempunyai keluarga. Sedangkan tiga macam orang yang pertama-tama masuk neraka, adalah penguasa yang kejam, orang yang mempunyai kekayaan yang tidak menunaikan zakatnya, dan orang yang fakir yang sombong."

Nabi saw juga bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala membenci tiga macam orang, dan kebencianNya kepada macam orang di antara mereka itu lebih mendalam, yaitu;

  1. Allah membenci orang-orang yang sombong, dan kebencianNya pada orang-orang fakir yang sombong lebih mendalam,
  2. Allah membenci orang-orang yang fasik, dan kebencianNya kepada orang tua yang fasik lebih mendalam,
  3. Allah membenci orang-orang yang kikir, dan kebencianNya kepada orang kaya yang kikir lebih mendalam.
Allah mencintai tiga macam orang dan kecintaanNya kepada tiga macam di antara mereka itu lebih mendalam, yaitu;
  1. Allah mencintai orang-orang yang bertakwa, dan kecintaanNya kepada orang muda yang bertakwa lebih mendalam,
  2. Allah mencintai orang-orang pemurah, dan kecintaanNya kepada orang fakir yang pemurah lebih mendalam,
  3. Allah mencintai orang-orang yang merendahkan diri, dan kecintaanNya kepada orang kaya yang merendahkan diri lebih mendalam."

Diriwayatkan dari Habib bin Abu Tsabit dari Yahya bin Ju'lah, bahwasanya Nabi saw bersabda;
"Tidak akan masuk surga yang di dalam hatinya ada seberat atom dari rasa sombong." Seseorang bertanya: "Wahai Rasulullah, saya sangat menyenangi pakaian yang bersih, tali sandal dan tali cambuk yang bagus, apakah itu termasuk kesombongan?" Kemudian Nabi saw bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala itu indah, menyukai keindahan. Allah suka bila mengaruniakan suatu nikmat hambaNya untuk melihat bekas nikmat itu kepada hambaNya. Allah membenci kemelaratan dan berlagak melarat, akan tetapi kesombongan itu mengabaikan kebenaran dan menghina makhluk."

Al-Hasan meriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Barang siapa yang menjahit sandalnya dan menambal bajunya serta menyungkurkan mukanya dalam bersujud, maka terlepas dari kesombongan."

Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Barang siapa yang memakai pakaian bulu, memakai sandal yang dijahit, memakai keledai, memerah (susu) kambingnya, makan bersama-sama dengan anggota keluarganya, dan duduk bersama-sama dengan orang-orang yang miskin, maka Allah telah menghapus kesombongan daripadaNya."

Diceritakan bahwa ketika Nabi Musa as bermunajat kepada Allah Ta'ala, di mana ia berkata:
"Wahai Tuhanku, siapakah makhluk yang paling Engkau benci?" Allah menjawab: "Wahai Musa, yaitu orang yang hatinya sombong, lidahnya (ucapannya) kasar, keyakinannya lemah dan tangannya kikir."

Urwah bin Az-Zubair berkata: "Rendah hati adalah salah satu sarana untuk mencapai kemuliaan. Setiap orang yang mempunyai nikmat dihasud kecuali rendah hati."

Salah seorang yang bijaksana berkata: "Buah daripada qana'ah (menerima apa adanya) adalah kesejahteraan, dan buah daripada tawadhu' (rendah hati) adalah disayang orang."

Diceritakan bahwa Al-Muhallab bin Abu Shufrah, seorang kapten dari tentara Al-Hajjaj, pada suatu hari dengan berpakaian sutera menampakkan keangkuhannya dalam perjalanan, kemudian Mutharrif bin Abdullah bin Syakhir berkata kepadanya: "Wahai hamba Allah, cara jalan yang seperti itu dimurkai oleh Allah dan RasulNya." Al-Muhallab lalu berkata: "Apakah kamu belum mengetahui siapa aku?" Mutharrif berkata: "Aku mengetahui siapa kamu. Kamu diciptakan dari mani yang keji, dan kelak akan menjadi bangkai yang busuk dan menjijikan, dan di antara keduanya itu (maksudnya selama hidup di dunia) kamu selalu membawa kotoran (tahi) ke mana-mana." Mendengar yang demikian itu, Al-Muhallab langsung merubah cara jalannya.

Salah seorang cendekiawan berkata: "Kebanggaan seseorang yang beriman adalah dengan Tuhannya, dan kemuliaannya dengan agamanya. Sedangkan kebanggaan orang yang munafik adalah derajat (pangkat)nya, dan kemuliaannya dengan harta kekayaannya."

Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra dari Rasulullah, bahwasanya beliau bersabda:
"Apabila kamu melihat orang-orang yang merendah, maka merendahlah kamu kepada mereka, dan bila kamu melihat orang-orang yang sombong, maka bersikaplah sombong kamu terhadap mereka, karena yang demikian itu merupakan penghinaan dan kehinaan buat mereka dan merupakan shadaqah bagi kamu."

Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Tiadalah seseorang yang merendahkan diri kepada Allah, melainkan Allah Ta'ala mengangkat derajatnya."

Diriwayatkan dari Umar ra, bahwasanya ia berkata: "Pokok daripada sikap rendah hati adalah memulai mengucap salam kepada setiap muslim yang kamu jumpai, merasa senang duduk di mana saja di majlis, dan tidak senang bila disebut-sebut kebaikan dan ketakwaannya."

Al-Faqih mengatakan bahwa sombong itu termasuk perangai orang-orang kafir dan Fir'aun, sedangkan rendah hati adalah termasuk akhlak para nabi dan orang-orang shalih, karena Allah Ta'ala melukiskan orang-orang kafir dengan kesombongan, di mana Allah Ta'ala berfirman:
"Sungguh, apabila dikatakan kepada mereka, “La ilaha illallah” (Tidak ada Tuhan selain Allah), mereka menyombongkan diri." (QS. As-Saffat, 37:35)

Dalam ayat-ayat yang lain, Allah Ta'ala berfirman:
"Dan (juga) Qarun, Fir'aun, dan Haman. Sungguh, telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa) keterangan-keterangan yang nyata. Tetapi mereka berlaku sombong di bumi, dan mereka orang-orang yang tidak luput (dari azab Allah)." (QS. Al-'Ankabut, 29:39)

"Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembahKu dan akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina-dina." (QS. Al-Mu'min, 40:60)

"“Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, (kamu) kekal di dalamnya.” Maka (neraka Jahannam) itulah seburuk-buruk tempat tinggal bagi orang-orang yang menyombongkan diri." (QS. Zumar, 39:74)

"Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang yang sombong." (QS. An-Nahl, 16:23)

Allah memuji hamba-hambaNya yang beriman yang rendah hati, sebagaimana firmanNya:
"Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati." (QS. Al-Furqan, 25:63)

Allah memuji sikap mereka dan memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk rendah hati, melalui firmanNya:
"Dan berendah hatilah engkau terhadap orang yang beriman." (QS. Al-Hijr, 15:88)

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu." (QS. Asy-Syu'ara', 26:215)

Pada ayat yang lain, Allah memuji Nabi saw dengan akhlaknya yang mulia:
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur." (QS. Al-Qalam, 68:4)

Di antara budi pekerti beliau adalah: Rendah hati, dan diriwayatkan dalam hadits, bahwasanya beliau biasa naik keledai dan memenuhi undangan budak.

Dengan demikian jelaslah bahwa rendah hati termasuk akhlak yang sangat baik, dan orang-orang shalih terdahulu senantiasa merendahkan diri. Oleh karena itu, kita wajib mengikuti jejak mereka.

Ada satu kisah tentang pribadi Umar bin Abdul Aziz, yaitu pada suatu malam ia kedatangan seorang tamu, dan seperti biasanya, setelah shalat isya ia menulis sesuatu, sedangkan tamunya yang berada di situ menyaksikan bahwa lampunya kedap-kedip hampir mati, lalu tamunya berkata: "Wahai Amirul Mukminin, bolehkah saya memperbaiki lampu itu?" Umar menjawab: "Bukankah sikap orang baik bila mempekerjakan tamunya." Tamunya berkata: "Apakah perlu saya beritahukan kepada pelayan?" Umar menjawab: "Tidak usah, dia baru saja tidur." Kemudian Umar bangkit mengambil minyak, lalu mengisi lampunya itu. Tamunya lantas berkata: "Wahai Amirul Mukminin, kenapa engkau sendiri yang mengerjakannya?" Umar menjawab: "Ketika aku bangkit, aku adalah Umar, dan ketika kembali pun aku tetap Umar. Sebaik-baik manusia di hadapan Allah adalah orang yang rendah hati."

Diriwayatkan dari Qasis bin Abu Hazim, bahwasanya ia berkata: "Ketika Umar bin Khaththab ra tiba di Syam, disambut oleh para ulama dan pembesar di sana, lantas diminta untuk naik kereta supaya dilihat orang banyak. Ketika Umar berkata: "Kamu kira bahwa urusan ini dari sini, sesungguhnya urusan ini adalah dari sana." sambil menunjukkan tangannya ke langit, "maka biarkanlah aku menentukan caraku sendiri."

Dalam riwayat lain diceritakan bahwa ketika Umar bin Khaththab hendak berangkat ke Syam, ia naik unta dan ia bergantian dengan pelayannya berjalan satu farsakh (sekitar 8 km), lalu turun berganti yang menuntun unta dan mengendarainya, dan sewaktu hendak masuk Syam, kebetulan giliran pelayan itu yang mengendarai dan Umar menuntun untanya, tiba-tiba di situ ada genangan air, lalu ia berjalan di genangan air itu sambil mengepit di ketiaknya seraya menuntun unta. Maka keluarlah Abu Ubaidah yang menjadi gubernur Syam seraya berkata: "Wahai Amirul Mukminin, para pembesar Syam semuanya akan keluar menyambut kedatanganmu, maka tidak baik bila mereka melihat engkau dalam keadaan seperti ini." Umar ra lalu menjawab: "Allah memuliakan kami dengan Islam, maka kami tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang."

Ada cerita tentang diri Salman Al-Farisi ra, yaitu ketika ia menjabat gubernur di Mada'in, ada seorang pejabat di sana membeli sesuatu, kebetulan Salman lewat di situ, dan pejabat itu menyangka bahwa Salman adalah seorang kuli, lalu berkata: "Mari ke sini, bawakan barang ini." Maka Salman memanggul barang itu, dan setiap bertemu dengan orang-orang, mereka berkata: "Semoga Allah memperbaiki nasib Pak Gubernur, mari kami bawakan barang itu," namun Salman menolak untuk memberikannya. Pejabat yang menyuruhnya berkata dalam hati: "Celaka saya ini, selama ini saya tidak pernah menganggap hina seseorang melainkan kepada Pak Gubernur." Ia lantas minta maaf kepada Salman seraya berkata: "Saya sama sekali tidak tahu. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kebaikan kepada Pak Gubernur." Ia meminta agar Salman meletakkan barang itu, namun Salman menolaknya dan membawanya sampai ke rumah pejabat itu. Setelah sampai di rumah, ia berkata kepada Salman: "Saya tidak akan menghina orang lagi sejak peristiwa ini untuk selama-lamanya."

Diceritakan tentang Ammar bin Yasir, bahwa ketika ia menjabat gubernur di Kufah, pada suatu hari, ia keluar untuk membeli makanan ternaknya, kemudian si penjual mengikatkan rumput, di mana si penjual memegang ujung tali yang sebelah dan Ammar memegang ujung tali sebelahnya lagi, lantas si penjual itu meletakkan rumput ke atas bahu Ammar, dan Ammar pulang dengan memikul rumput itu sampai ke rumahnya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya ketika ia dikirim oleh Umar bin Khaththab sebagai gubernur di Bahrain, dia masuk Bahrain dengan kendaraan keledai, dan penduduk Bahrain tidak menyangka bahwa dia adalah gubernur mereka, sehingga mereka berjejal memadati jalan, sehingga Abu Hurairah berkata: "Berilah jalan untuk gubernur, berilah jalan untuk gubernur." Demikianlah perilaku para sahabat Nabi saw, di mana mereka rendah hati, tidak sombong sama sekali, padahal mereka mulia di tengah-tengah masyarakat, mulia di sisi malaikat dan di sisi Allah SWT.

Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Harta itu tidak akan berkurang karena shadaqah, dan tidak ada seseorang yang memaafkan penganiayaan (orang lain), melainkan ditambah kemuliaannya oleh Allah Ta'ala."

Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya ketika beliau berada di rumah Aisyah ra sedang makan dendeng (daging yang dikeringkan) sambil duduk bertekuk lutut, tiba-tiba ada seorang perempuan yang jahat mulutnya, di mana tidak peduli apakah yang ia jumpai orang laki-laki ataupun perempuan. Ketika ia melihat Nabi saw duduk seperti itu, ia berkata: "Lihatlah, orang itu duduk seperti duduknya hamba sahaya." Maka beliau menjawab: "Aku memang seorang hamba. Oleh karena itu, aku duduk seperti duduknya hamba, dan aku makan seperti makannya hamba." Beliau bersabda kepada perempuan itu: "Makanlah." Ia menjawab: "Tidak, kecuali bila engkau memberikan makan kepadaku dengan tanganmu." Kemudian beliau hendak memberinya makan dengan tangan beliau sendiri, namun ia berkata: "Tidak, kecuali engkau memberikan makan kepadaku dari mulutmu." Waktu itu di mulut beliau ada daging yang ototnya masih dikunyah, lalu dikeluarkan dari mulut beliau dan diberikan kepada perempuan itu, dan ketika sudah masuk ke dalam perut, perempuan itu merasa sangat malu, sehingga ia tidak bisa melihat seseorang, dan sejak kejadian itu tidak terdengar lagi kata-kata keji yang diucapkan oleh perempuan itu sampai ia meninggal dunia.

Diriwayatkan dari Al-Hasan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Aku telah diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi, lantas aku disuruh memilih antara menjadi seorang hamba yang nabi atau seorang raja, kemudian Jibril memberi isyarat kepadaku agar aku merendahkan hati dan menjadi hamba, lalu aku memilih untuk menjadi hamba yang nabi, maka yang demikian itu diberikan kepadaku, dan sesungguhnya aku adalah orang yang pertama kali keluar dari bumi, dan orang yang pertama kali memberikan syafa'at."

Ibnu Mas'ud berkata: "Barang siapa yang merendahkan hatinya karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya nanti pada hari kiamat, dan barang siapa yang membesar-besarkan dirinya, maka Allah Ta'ala akan merendahkan derajatnya nanti pada hari kiamat."

Disebutkan dari Qatadah, bahwasanya ia berkata: "Diriwayatkan kepada kami, bahwasanya Nabi saw bersabda;
“Barang siapa yang nyawanya berpisah dengan jasadnya,” dalam riwayat yang lain disebutkan; “Barang siapa yang berpisah dengan dunia (mati), sedangkan ia bebas dari tiga hal, maka ia masuk surga, yaitu; Dari rasa sombong, khianat, dan hutang.”

Al-Faqih berkata: Ayahku menceritakan kepadaku dengan sanadnya dari Thalhah bin Zaid dari Abu Abdillah bin Abu Ja'far, di mana ia berkata; "Ali bin Abu Thalib kw masuk ke pasar untuk membeli baju yang besar seharga enam dirham. Kemudian ia berkata kepada pelayannya; “Wahai orang hitam, pilihlah dua potong yang kamu sukai.” Maka pelayannya memilih dua potong yang dianggapnya paling baik, dan ia memakai salah satu di antara kedua potong baju itu, namun kedua ujung lengan bajunya itu kepanjangan, lalu dipotong dengan pisau. Kebetulan hari itu adalah hari Jum'at, dan ia berkhutbah di depan orang banyak, dan benang lengan bajunya itu kelihatan di telapak tangannya. Pada saat itu ia melihat ada seseorang yang memakai kain sampai di bawah tumit, lalu ia berkata kepada orang itu; “Wahai Fulan, naikkan kainmu karena sesungguhnya yang demikian itu akan menjadikan kainmu lebih bersih, hatimu lebih bertakwa dan kain itu akan lebih awat.”"

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Allah Ta'ala berfirman; “Kebesaran itu adalah pakaianKu, dan kesombongan itu adalah selendangKu. Oleh karena itu, siapa yang menyaingi Aku pada salah satu di antara keduanya itu, maka Aku akan melemparkannya ke dalam neraka.”"

Al-Faqih menjelaskan bahwa kebesaran dan kesombongan itu termasuk sifat-sifat Allah, sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur'an:
"Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan." (QS. Al-Hasyr, 59:23)
Oleh karena kedua sifat tersebut di atas termasuk sifat-sifat Allah, maka tidak selayaknya manusia yang lemah ini memiliki rasa sombong.


---o0o--


FIRASAT UTSMAN BIN AFFAN RA

$
0
0

firasat utsman bin affan ra

Utsman bin Affan ra sedang membaca Al-Qur'an ketika beberapa orang merangsek masuk ke dalam kamarnya.
Ia membaca ayat-ayat suci itu dengan khusyu dan suara bergetar. Suaranya tidak terlalu terdengar jelas, juga tidak terlalu pelan.

Para durjana yang masuk itu memaksanya menghentikan tilawahnya. Tiba-tiba salah seorang dari mereka loncat ke hadapan Utsman dan berteriak;
"Antara aku dan engkau ada Kitabullah." Sambil menebaskan pedang.
Utsman menangkisnya hingga tangannya terputus. Darah mengucur dari tangan membasahi mushaf yang ada dihadapan Utsman, tepat mengenai firman Allah SWT:
“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu beriman kepadaNya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk: dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah yang maha mendengar lagi maha mengetahui” (QS. 2;137)

Seorang durjana lain maju menyabetkan pedangnya. Nailah bint al-Farafashah yang ada didekat Utsman menangkap sabetan pedang itu hingga jari-jarinya putus. Orang itu kembali mengayunkan pedangnya ke arah perut Utsman. Lalu Kinanah ibn Basyar maju memukul keningnya dengan sepotong besi. Utsman pun jatuh tersungkur. Kemudian giliran Sawdan ibn Hamram al-Maradi memukulnya. Terakhir, Amr ibn al-Hama lompat ke tubuh Utsman dan menghujamkan senjatanya sebanyak 7 kali.

Rasa rindu Utsman kepada junjungan terkasih, Rasulullah SAW segera terobati, sudah lama ia menantikan saat-saat ini.

Pagi ini, ia merasa bahwa harapannya akan menjadi kenyataan. Ia sudah punya firasat sebab tadi malam sang kekasih, sang mertua, dan junjungannya yang mulia Rasulullah menemui Utsman dalam mimpinya. Rasulullah berkata;
"Malam ini, makanlah bersama kami, wahai Utsman."
Utsman menyadari bahwa akhir perjalanannya telah tiba dan ujung pengembaraannya telah mendekat sehingga ia mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Saat maut menjemput ia dalam keadaan berpuasa dan telah membebaskan 20 orang budak. Bahkan ia meminta pakaian yang panjang, khawatir auratnya tersingkap ketika para durjana itu membunuhnya.

Itulah hari terakhir dan perjumpaan terakhir antara Utsman dan keluarga serta para sahabatnya.

Para perawi meriwayatkan bahwa hari itu adalah hari Jum'at.
Itulah Jum'at kelabu dalam sejarah Islam.
Untuk kali pertama, seorang pemimpin umat, Amirul Mukminin, pemimpin kaum beriman, dibunuh oleh sebagian golongan.
Inilah awal petaka yang akan menghancurkan keutuhan dan kesatuan umat.

Sejak saat ini pula berbagai kelompok umat Islam mulai saling curiga dan saling berperang. Fitnah besar mencerai beraikan keutuhan umat, dan Utsman menjadi korbannya. Lebih menyedihkan lagi, ia tewas ditangan sebagian golongan Muslim.

Wallahu 'alam bis shawab.


MENIMBUN BAHAN MAKANAN UNTUK DIJUAL MAHAL

$
0
0

Al-Faqih berkata: Abul Hasan Al-Hakim As-Saradi menceritakan kepada kami, Bakr bin Al-Mutsana menceritakan kepada kami, Hani bin An-Nadhr menceritakan kepada kami, Ahmad bin Khalid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ibrahim dari Sa'id bin Al-Musayyab dari Ma'mar bin Abdullah bin Al-Adawi, di mana ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
"Tidak menimbun bahan makanan melainkan orang yang salah."

Dari Ibnu Umar ra dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Barang siapa yang menimbun bahan makanan selama 40 hari, maka ia terlepas dari (rahmat) dan Allah melepaskan daripadanya."

Diriwayatkan dari Sa'id bin Al-Musayyab dari Umar bin Al-Khaththab ra dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Orang yang mendatangkan bahan makanan itu diberi rezeki (yang banyak), sedangkan orang yang menimbun bahan makanan itu dikutuk."

Yang dimaksud dengan orang yang mendatangkan bahan makanan, adalah orang yang membeli bahan makanan dari tempat lain, kemudian ia membawa ke tempat di mana mereka tinggal lantas di jual lagi dengan segera.

Orang yang seperti itu akan dikaruniai rezeki yang banyak, karena orang-orang di sekitarnya dapat memperoleh manfaat atas usahanya itu, maka ia akan mendapatkan berkah doa kaum muslimin. Sedangkan orang yang menimbun bahan makanan itu dengan maksud supaya harganya menjadi mahal, maka ia dikutuk karena merugikan orang banyak.

Asy-Sya'bi meriwayatkan bahwa ada seseorang yang bermaksud menyerahkan anaknya untuk suatu pekerjaan, lantas ia mohon petunjuk kepada Nabi saw, maka beliau bersabda:
"Janganlah kamu menyerahkan anakmu kepada penjual gandum, tukang jagal dan penjual kaik kafan. Adapun penjual gandum, sekiranya ia menghadap Allah Ta'ala dalam keadaan berzina atau meminum minuman keras itu lebih baik baginya daripada ia menghadap Allah Ta'ala dalam keadaan menimbun bahan makanan selama 40 hari. Mengenai tukang jagal, karena ia suka menyembelih (binatang), sehingga hilanglah rasa sayang dari lubuk hatinya. Sedangkan penjual kain kafan, maka ia akan mengharapkan adanya kematian dari umatku, padahal lahirnya seorang anak dari umatku itu lebih aku sukai daripada dunia dan isinya."

Al-Faqih menjelaskan yang dimaksud dengan menimbun bahan makanan, adalah apabila seseorang memborong bahan makanan di daerahnya lantas ia menimbunnya, tidak mau menjualnya lagi, sehingga orang banyak sangat membutuhkannya. Itulah penimbunan bahan makanan yang dilarang. Sedangkan apabila seseorang membeli bahan makanan dari daerah lain, maka itu bukan dikategorikan penimbunan, namun sekiranya orang-orang di sekitarnya membutuhkannya, maka alangkah baiknya bila ia menjualnya. Jika ia tidak mau menjualnya, maka ia telah berbuat kejahatan, karena dilandasi oleh i'tikad yang tidak baik dan tidak merasa kasihan kepada sesama kaum muslimin. Jadi, orang yang menimbun bahan makanan itu sebaiknya dipaksa untuk menjualnya, dan apabila ia tidak mau menjual, maka ia bisa dihukum ta'zir, diajar, dan tidak boleh menentukan harga seenaknya sendiri, ia harus menjual dengan harga wajar.

Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Aku tidak menentukan harga, karena sesungguhnya Allah Ta'ala yang menentukan harga."

Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Mahal dan murah itu adalah dua di antara serdadu-serdadu Allah Ta'ala, satu di antara keduanya itu keinginan, dan yang satunya lagi bernama ketakutan. Apabila Allah Ta'ala bermaksud memurahkannya, maka Ia memasukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang, lantas Ia mengeluarkan dari simpanan mereka, maka harganya menjadi murah. Dan apabila Allah Ta'ala hendak memahalkannya, maka Ia memasukkan kesenangan ke dalam hati orang-orang lantas mereka menyimpan apa yang ada pada mereka."

Disebutkan dalam suatu hadits, bahwasanya ada seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil, di mana ia berjalan pada bukit pasir, kemudian ia berkata di dalam hati: "Seandainya bukit pasir ini menjadi tepung, maka aku akan membagi-bagikan kepada segenap Bani Israil, sehingga mereka menjadi kenyang, tidak berada dalam kelaparan yang kini sedang menimpa mereka." Kemudian Allah Ta'ala berfirman: "Katakan kepada Fulan; “Sesungguhnya Allah Ta'ala menetapkan untukmu pahala sebagaimana apa yang kamu katakan, yaitu seandainya bukit pasir itu menjadi tepung, maka kamu akan menshadaqahkannya.” Jadi, dengan niatnya itu ia mendapat pahala sebanyak yang ia niatkan itu. Oleh karena itu, setiap muslim hendaknya merasa sayang, belas kasihan kepada segenap kaum muslimin.

Diriwayatkan bahwa ada seseorang datang kepada Abdullah bin Abbas ra, di mana orang itu berkata: "Berilah aku wasiat." Kemudian Abdullah berkata: "Aku berwasiat kepadamu enam hal, yaitu:

  1. Yakinlah hatimu terhadap segala sesuatu yang telah Allah jaminkan untukmu.
  2. Laksanakanlah kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
  3. Hendaklah lidahmu selalu basah dalam dzikir kepada Allah Ta'ala.
  4. Janganlah menuruti kemauan setan, karena setan itu merasa dengki kepada manusia.
  5. Janganlah memakmurkan dunia karena merusak akhiratmu.
  6. Hendaknya kamu senantiasa memberi nasehat kepada sesama muslim.

Al-Faqih mengatakan bahwa setiap muslim hendaknya senantiasa memberi nasehat kepada kaum muslimin, merasa sayang kepada mereka, karena yang demikian itu termasuk tanda-tanda akan mendapatkan kebahagiaan. Sedangkan tanda-tandanya itu ada 11, yaitu:

  1. Hati-hati terhadap masalah dunia, karena ingin mendapatkan kebahagiaan akhirat.
  2. Minatnya tertuju kepada ibadah dan membaca Al-Qur'an.
  3. Sedikit bicara dalam hal yang tidak perlu.
  4. Menjaga shalat yang lima waktu.
  5. Sangat berhati-hati terhadap barang yang haram.
  6. Pergaulannya dengan orang-orang yang shalih.
  7. Rendah hati, tidak sombong.
  8. Pemurah, suka memberi/bershadaqah.
  9. Merasa sayang, belas kasihan kepada sesama makhluk.
  10. Bermanfaat kepada sesama makhluk.
  11. Selalu ingat mati.

Sedangkan tanda-tanda orang yang celaka juga ada 11, yaitu:

  1. Rakus untuk mengumpulkan harta.
  2. Minatnya tertuju kepada syahwat dan kelezatan dunia.
  3. Keji mulutnya, banyak bicara dalam hal-hal yang tidak perlu.
  4. Mudah meninggalkan shalat yang lima waktu.
  5. Biasa makan barang haram, dan bergaul dengan orang-orang yang jahat.
  6. Berbudi pekerti yang tercela.
  7. Sombong.
  8. Tidak memberi manfaat sama sekali kepada sesama manusia.
  9. Hanya sedikit saja mempunyai rasa belas-kasihan kepada kaum muslimin.
  10. Kikir.
  11. Lupa akan mati. Maksudnya, bila seseorang ingat mati, maka ia tidak akan menimbun bahan makanan dan merasa belas-kasihan kepada kaum muslimin.

Diceritakan dari salah seorang yang sangat berhati-hati terhadap dunia, di mana ia mempunyai gandum di rumahnya, kemudian datanglah musim paceklik, lalu ia segera menjual semua gandum yang dimilikinya. Lantas ada seseorang berkata kepadanya: "Kenapa kamu tidak menyimpan untuk keperluanmu sendiri?" Ia menjawab: "Saya ingin bersama-sama dengan orang banyak dalam kesulitan."

Wallahul-muwaffiqu bi mannihi wa karamih.


---o0o---


KATA MUTIARA DARI ORANG-ORANG TERKENAL DI DUNIA

$
0
0

kata-kata mutiara dari para orang terkenal

2501~2550. 2551~2600. 2601~2650. 2651~2700. 2701~2750. 2751~2800. 2801~2850. 2851~2900. 2901~2950. 2951~3000. 3001~3050. 3051~3100.

3101. Semua mimpi kita bisa menjadi kenyataan, bila kita memiliki keinginan untuk mengejarnya. (Walt Disney)

3102. Mimpi hari ini adalah dasar dari realitas hari esok. (Unknown)

3103. Rahasia dari kehidupan adalah bukan melakukan apa yang kamu suka, tetapi menyukai apa yang kamu lakukan. (Unknown)

3104. Saya menemukan bahwa keberuntungan itu dapat diprediksi. Jika Anda menginginkan lebih banyak keberuntungan, ambillah lebih banyak kesempatan. Jadilah lebih aktif. Publikasikan diri Anda lebih sering. (Brian Tracy)

3105. Sekedar tahu tidak ada gunanya. Menerapkan yang anda tahu adalah segalanya. (Bruce Lee)

3106. Saya tidak takut pada orang yang berlatih sekali untuk 10.000 tendangan, tapi sa ya takut pada orang yang berlatih satu tendangan sebanyak 10.000 kali. (Bruce Lee)

3107. Jangan melebih-lebihkan apa yang sudah Anda terima, atau iri dengan orang lain. Dia yang iri terhadap orang lain tidak mendapatkan ketenangan pikiran. (Buddha)

3108. Apa yang menjadikan anda saat ini berdasarkan apa yang anda lakukan selama ini. Apa yang menjadikan anda di masa depan berdasarkan apa yang anda lakukan saat ini. (Buddha)

3109. Semua yang ada pada kita sekarang adalah hasil dari apa yang sudah kita pikirkan terdahulu. (Buddha)

3110. Ribuan lilin dapat dinyalakan dari satu lilin, dan lilin kehidupan tidak dapat dipersingkat. Kebahagiaan tidak pernah berkurang dengan berbagi. (Buddha)

3111. Jangan memikirkan masa lalu, jangan memimpikan masa depan, konsentrasikan pikiran pada saat sekarang. (Buddha)

3112. Batu permata tak dapat mengeluarkan kilaunya yang indah tanpa adanya gesekan, de mikian juga manusia, tidak dapat disempurnakan tanpa adanya ujian. (Chinese Proverb)

3113. Selalu berterima kasih siapapun kamu , dimana kamu berada, bagaimanapun kamu, beruntunglah kamu. (Chinese proverb)

3114. Perlakukan keluargamu seperti memasak ikan kecil dengan penuh kelembutan dan kehati-hatian. (Chinese Proverb)

3115. Layang-layang terbang tinggi melawan angin bukan bersama angin. (Winston Churchill)

3116. Sikap adalah hal kecil yang membuat perbedaan besar. (Winston Churchill)

3117. Sukses, adalah tetap menghadapi kekalahan demi kekalahan tanpa kehilangan semangat. (Winston Churchill)

3118. Pelajaran terbesar dalam hidup ini adalah mengetahui bahwa orang bodoh pun kadang kala dapat melakukan yang benar. (Winston Churchill)

3119. Bagaikan menyalakan api dengan salju, sama seperti memadamkan api cinta dengan kata-kata. (William Shakespeare)

3120. Ada 3 kalimat untuk menjadi sukses: lebih tau dari orang lain, kerja lebih dari orang lain, dan berharap kurang dari orang lain. (William Shakesphere)

3121. Seseorang seharusnya tidak mengabaikan keluarganya demi bisnis. (Walt Disney)

3122. Semua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya. (Walt Disney)

3123. Perbedaan antara menang dan kalah yang paling sering adalah Tidak berhenti. (Walt Disney)

3124. Mengerjakan sesuatu yang tidak mungkin itu menyenangkan. (Walt Disney)

3125. Cara untuk memulai adalah dengan berhenti berbicara dan memulai melakukan sesuatu. (Walt Disney)

3126. Kekuatiran seperti halnya menaruh bayangan raksasa pada hal yang kecil. (Swedish proverb)

3127. Cintailah aku di saat-saat aku paling tidak layak untuk dicintai, karena saat itulah aku sangat membutuhkan untuk dicintai. (Swedish Proverb)

3128. Kasihilah orang lain saat ia sedang tampak tidak layak mendapatkannya karena sesungguhnya itulah saat terbaik baginya untuk merasakan cinta. (Swedish Proverb)

3129. Orang bijak mengatakan, bukan karena kurangnya kasih yang merusak perkawinan/hubungan, tapi karena kurangnya persahabatan. (Rev Run)

3130. Suami dan Istri melihat kedalam cermin. Istri berkata: apa yang kau lihat? Suami menjawab Sisa Hidup Saya. (Rev Run)

3131. Belajarlah mendayung sampanmu sendiri. (Proverb)

3132. Daripada mengeluh bahwa mawar itu penuh duri, bergembiralah bahwa semak duri itu memiliki bunga mawar. (Proverb)

3133. Berbaik hatilah pada sesama karena setiap orang yang kita temui sedang menghadapi perjuangan yang lebih berat.

3134. Saat paling bahagia dalam hidupku sedikitnya adalah saat aku menghabiskan waktu dirumah dalam pelukan keluargaku. (Thomas Jefferson)

3135. Kemarahan pasti ada alasannya, tapi bukan alasan yang baik. (Benjamin Franklin)

3136. Manusia terbagi ke dalam tiga golongan: Mereka yang tidak dapat digerakkan, mereka yang dapat digerakkan, dan mereka yang bergerak. (Benjamin Franklin)

3137. Bukalah matamu lebar-lebar sebelum pernikahan, dan setengah tertutup sesudahnya. (Benjamin Franklin)

3138. Kamu mungkin bisa menunda waktu, tapi waktu tidak akan bisa. (Benjamin Franklin)

3139. Waktu adalah uang. (Benjamin Franklin)

3140. Perbedaan kecil dalam kinerja Anda dapat menyebabkan perbedaan besar dalam hasil Anda (Brian Tracy)

3141. Semua orang sukses adalah pemimpi besar. Mereka membayangkan apakah masa depan mereka akan menjadi ideal dari semua segi kebaikan, dan mereka bekerja setiap hari mengarah pada impian mereka yang tinggi yakni cita-cita atau tujuan. (Brian Tracy)

3142. Jika kamu mampu menarik berat badanmu sendiri, kamu mampu menarik 5 persen lagi. (Proverb) Bagi seekor semut, beberapa tetes air hujan adalah Banjir. (Proverb)

3143. Apakah anda tahu siapa anda sebenarnya? Jangan tanyakan. Lakukanlah! Perbuatan anda akan menggambarkan dan menentukan siapa anda. (Thomas Jefferson)

3144. Saya sangat percaya pada keberuntungan dan saya menemukan semakin keras saya bekerja, semakin saya mendapatkan banyak keberuntungan. (Thomas Jefferson)

3145. Saya disebut presiden termiskin di dunia, tetapi saya tak merasa miskin. Orang miskin adalah mereka yang bekerja hanya untuk menjaga gaya hidup mewahnya dan selalu menginginkan lebih. (Presiden Urugay – Jose Mujica)

3146. Jangan pernah ragu dengan potensi yang ada dalam diri anda. Cobalah lihat kupu-kupu, seandainya saja ia memiliki keraguan-keraguan, maka ia akan hidup dan mati sebagai seekor ulat bulu yang hanya bisa merangkak. (Larispique Philidor)

3147. Jika Anda tidak bergerak untuk mulai membangun mimpi anda, seseorang justru akan memperkerjakan anda untuk membantu membangun mimpi mereka. (Tony Gaskins)

3148. Sejuta kata makanan, tidak akan mengenyangkan. (Tan Malaka)

3149. Marilah kita selalu berbuat lebih baik, karena sampai saat ini kita belumlah berbuat apa-apa. (St. Fransiskus dari Asisi)

3150. Marah itu gampang. Tapi marah kepada siapa, dengan kadar kemarahan yang pas, pada saat dan tujuan yang tepat, serta dengan cara yang benar itu yang sulit. (Aristoteles)

Viewing all 238 articles
Browse latest View live