Quantcast
Channel: MENTARI SENJA
Viewing all articles
Browse latest Browse all 238

SYUKUR

$
0
0

Al-Faqih berkata: Abu Ja'far menceritakan kepada kami, Abul Qasim Ahmad bin Ham menceritakan kepada kami, Muhammad bin Salamah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, dari Zakariya bin Abu Za'idah dari Sa'id bin Abu Burdah dari Anas bin Malik ra dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala ridha pada hamba, yang jika ia memakan makanan atau meminum minuman, maka atas makanan dan minuman (yang dimakan dan diminum itu) ia memuji kepadaNya."

Al-Faqih berkata: Abu Ja'far menceritakan kepada kami, Muhammad bin 'Aqii menceritakan kepada kami, 'Ayyasy Ad-Dauri menceritakan kepada kami, 'Amr bin Hafsh menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, dari Abdur Rahman bin Ishaq dari Shahr bin Hausyab dari Asma binti Yazid, di mana ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
"Ketika Allah mengumpulkan makhluk yang awal sampai akhir, datanglah seruan yang menyerukan dengan suara yang dapat didengar oleh makhluk (yang menyatakan); “Hari ini semua makhluk akan mengetahui siapakah orang yang mendapatkan kemuliaan.” Bangkitlah orang-orang yang biasa merenggangkan pinggangnya dari tempat tidur (biasa mengerjakan shalat malam), maka bangkitlah mereka, dan hanya sedikit. Kemudian ada seruan lagi; “Bangkitlah orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli dari mengingat Allah,” maka bangkitlah mereka, dan hanya sedikit. Kemudian ada seruan; “Bangkitlah orang-orang yang selalu memuji Allah Ta'ala baik dalam keadaan senang maupun susah,” maka bangkitlah mereka, dan hanya sedikit. Kemudian diadakan hisab untuk orang-orang lain."

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Dawud menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far Al-Karabisi menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ubaid menceritakan kepada kami, dari Yusuf bin Maimun dari Al-Hasan, di mana ia berkata: Nabi Musa as berkata kepada Tuhannya:
"Wahai Tuhanku, bagaimana Adam dapat mensyukuri nikmat yang Engkau anugerahkan kepadanya, di mana Engkau menciptakannya dengan tanganMu, Engkau tiupkan nyawa ke dalam dirinya, Engkau tempatkan dia di dalam surgaMu, Engkau perintahkan malaikat untuk bersujud kepadanya, maka mereka pun bersujud kepadanya?" Tuhan berfirman: "Wahai Musa, Adam mengetahui bahwa semuanya itu dari Aku, maka dia memuji kepadaKu atas yang demikian itu. Yang demikian itu merupakan rasa syukur terhadap apa yang telah Aku perbuat kepadanya."

Diriwayatkan dari Sa'id Qatadah bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Empat hal siapa yang diberi kesemuanya itu, maka ia benar-benar diberi kebaikan dunia dan akhirat, yaitu; lisan yang selalu berdzikir, hati yang selalu bersyukur, badan yang selalu sabar, dan istri yang mukminah lagi shalihah."

Ada yang meriwayatkan bahwa di antara doa Nabi Dawud as adalah:
"Wahai Allah sesungguhnya saya memohon kepadaMu empat hal, dan berlindung diri kepadaMu dari empat hal. Wahai Allah sesungguhnya saya memohon kepadaMu lisan yang selalu berdzikir, hati yang selalu bersyukur, badan yang selalu sabar, dan istri yang menolong kepada saya dalam urusan dunia dan akhirat. Dan saya berlindung kepadaMu dari anak yang menguasai saya, istri yang menyegerakan saya beruban sebelum datang waktunya, harta yang membahayakan kepada saya, dan dari tetangga yang bila melihat kebaikan saya lalu menutup-nutupinya, akan tetapi bila melihat kejelekan yang saya perbuat lalu menyiar-nyiarkannya."

Diriwayatkan dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan, bahwasanya ia berkata kepada teman-temannya:
"Apakah yang kamu ketahui tentang kesejahteraan?" Masing-masing di antara teman-temannya itu mempunyai pendapat yang berbeda-beda, kemudian Mu'awiyah berkata: "Kesejahteraan bagi laki-laki ada empat macam, yaitu; rumah unvk bertempat tinggal, kehidupan yang cukup, istri yang selalu menyenangkan, dan apa yang kami tidak mengenalnya kemudian kami tidak menyakitinya." Hal ini diucapkan olehnya karena dia adalah seorang khalifah dan penguasa.

Dari Sufyan Ats-Tsauri bahwasanya ia berkata:
"Ada dua macam nikmat yang jika kamu dikaruniainya maka bersyukurlah kepada Allah, yaitu jauh dari pintu penguasa dan jauh dari pintu dokter."

Dari Bakr Abdullah Al-Muzanni bahwasanya ia berkata:
"Barang siapa yang memeluk Islam sedangkan badannya sehat, maka telah terhimpun baginya puncak kenikmatan dunia dan puncak kenikmatan akhirat, karena sesungguhnya puncak kenikmatan dunia itu adalah kesehatan dan puncak kenikmatan akhirat itu adalah Islam."

Dari Ibnu Abbas ra dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Ada dua macam kenikmatan yang kebanyakan dari manusia tertipu keduanya, yaitu; kesehatan dan kesempatan."

Diriwayatkan dari salah seorang tabi'in bahwasanya ia berkata:
"Barang siapa yang merasa mendapatkan nikmat, maka hendaklah ia banyak mengucapkan Al-hamdu lillah. Barang siapa yang banyak risau hendaklah ia banyak-banyak membaca istighfar. Barang siapa yang merasa tertekan oleh kemiskinan, maka hendaklah ia mengucapkan La haula wa la quwwata illa billahil-'aliyyil-'azim."

Diriwayatkan dari Nabi saw bahwasanya beliau bersabda:
"Apabila di dalam makanan itu terdapat empat hal, maka sempurnalah segala-galanya, yaitu: (1) apabila makanan itu adalah dari hasil usaha yang halal, (2) apabila (mulai) memakannya, maka atas makanan itu ia menyebut nama Allah, (3) banyak orang yang ikut memakannya, (4) apabila selesai memakannya, maka ia memuji kepada Allah."

Al-Hasan meriwayatkan dari Nabi saw bahwasanya beliau bersabda:
"Allah tidak memberikan nikmat kepada seseorang suatu nikmat baik sedikit maupun banyak, lalu ia mengucapkan Alhamdu lillah, melainkan ia akan diberi yang lebih utama daripada apa yang telah ia peroleh."

Dari Nabi saw bahwasanya beliau bersabda:
"Aku kagum terhadap urusan orang mukmin, di mana semua urusannya itu baik baginya, apabila mendapatkan kebaikan (kesenangan), lalu ia bersyukur, maka itu baik baginya, dan apabila ditimpa kesulitan lalu ia bersabar, maka itu baik baginya."

Dari Makhul bahwasanya ia ditanya tentang firman Allah Ta'ala:
"Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan." (QS. At-Takasur, 102:8)
Kemudian ia menjawab: "Minuman yang segar, rumah tempat berteduh, perut yang kenyang, ketampanan, ketampanan, dan tidur yang nyenyak."

Diriwayatkan dari Nabi Isa as bin Maryam as, bahwasanya pada suatu hari ia mendatangi para sahabatnya dengan pakaian yang serba dari bulu dengan menangis dan berubah mukanya karena lapar, bibirnya kering karena haus, rambut dada dan tangannya panjang-panjang, lalu berkata:
"Assalamu 'alaikum, sayalah yang menurunkan dunia ini pada tempatnya atas izin Allah, dan bukanlah suatu keajaiban dan kebanggan. Wahai Bani Isra'il, sepelekanlah masalah dunia supaya tidak ada beban bagimu, remehkanlah dunia ini supaya mulia bagimu akhirat, dan jangan menganggap remeh masalah akhirat lantas memuliakan dunia, karena sesungguhnya dunia itu bukanlah tempat kemuliaan, karena setiap hari dunia itu selalu mendatangkan fitnah dan kerugian. Apabila kamu benar-benar kawan dan sahabatku, maka mantapkanlah dalam hatimu untuk membenci dan memusuhi dunia, dan jika tidak demikian, maka kamu bukanlah kawan dan sahabatku. Wahai Bani Isra'il, jadikanlah masjid sebagai rumahmu, kubur sebagai tempat kembalimu. Jadilah kamu seperti tamu. Bukankah kamu melihat burung-burung di angkasa tidak pernah bercocok tanam dan tidak pernah mengetam, akan tetapi Allah mengaruniakan rezeki untuk burung-burung itu di angkasa. Wahai Bani Isra'il, makanlah kamu roti tepung dan sayur-mayur. Ketahuilah bahwa kamu tidak akan sanggup mensyukuri itu, maka bagaimana kamu akan mensyukuri yang lebih dari itu?"

Diriwayatkan dari Said bin Jubair berkata:
"Orang yang pertama kali masuk surga adalah orang yang selalu memuji kepada Allah, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah."

Al-Faqih menerangkan bahwa memuji dan syukur kepada Allah itu adalah ibadah orang-orang yang terdahulu dan terkemudian, ibadah para malaikat, ibadah para nabi, ibadah penghuni bumi, dan ibadah penghuni surga.

Mengenai ibadah para nabi, yaitu bahwasanya Nabi Adam as ketika bersin mengucapkan "Alhamdu lillah." Nabi Nuh as ketika diselamatkan oleh Allah bersama dengan orang-orang yang beriman dari bahaya banjir, Allah memerintahkannya untuk mengucapkan "Alhamdu lillah" sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:
"Dan apabila engkau dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas kapal, maka ucapkanlah, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zhalim.”" (QS. Al-Mu'minun, 23:28)

Nabi Ibrahim as mengucapkan:
"Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Isma'il dan Ishaq. Sungguh, Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa" (QS. Ibrahim, 14:39)

Nabi Dawud as mengucapkan:
"Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak hamba-hambaNya yang beriman." (QS. An-Naml, 27:15)

Ahli surga itu memuji kepada Allah dalam enam tempat, yaitu:

  1. Sewaktu berpisah dengan orang-orang yang berbuat jahat, sebagaimana yang dijelaskan oleh firman Allah Ta'ala:
    "Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir); “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa.”" (QS. Yasin, 36:59)

    Pada saat itu orang mukmin mengucapkan:
    "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zhalim." (QS. Al-Mu'minun, 23:28)

  2. Sewaktu melewati shirath (titian), di mana mereka mengucapkan:
    "Sepala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri." (QS. Fatir, 35:34)
  3. Ketika mandi dengar air kehidupan, sewaktu mereka melihat surga, di mana mereka mengucapkan:
    "Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk, sekiranya Allah tidak menunjukkan kami." (QS. Al-A'raf, 7:43)
  4. Sewaktu mereka masuk surga, di mana mereka mengucapkan:
    "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janjiNya kepada kami, dan telah memberikan tempat ini kepada kami." (QS. Az-Zumar, 39:74)
  5. Sewaktu mereka telah menempati tempatnya masing-masing, di mana mereka mengucapkan:
    "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri. Yang dengan karuniaNya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga)." (QS. Fatir, 35:34-35)
  6. Sewaktu selesai makan, di mana mereka mengucapkan:
    "Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam." (QS. Al-Fatihah, 1:2)

Seorang cendekiawan berkata:
"Saya tidak henti-hentinya mensyukuri empat macam kenikmatan, yaitu:

  1. Allah Ta'ala menciptakan berbagai jenis makhluk, dan saya lihat makhluk yang paling mulia adalah manusia, dan saya diciptakan menjadi manusia.
  2. Allah Ta'ala melebihkan laki-laki atas wanita, dan saya termasuk orang laki-laki.
  3. Saya melihat bahwa Islam adalah agama yang paling utama, dan dicintai oleh Allah, dan saya termasuk orang muslim.
  4. Saya lihat bahwa umat Muhammad saw adalah umat yang paling mulia, dan saya termasuk umat Muhammad saw."

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala menjadikan makhluk ketika Dia menciptakannya terdiri dari empat kelompok, yaitu; malaikat, jin, manusia dan setan. Allah menjadikan mereka itu menjadi sepuluh bagian, sembilan di antaranya adalah malaikat, sedangkan yang satu bagian terdiri dari jin, manusia dan setan."

Ada yang berpendapat bahwa makhluk itu ada sepuluh bagian, sembilan di antaranya berupa jin dan setan, sedangkan satu di antaranya adalah manusia. Kemudian Allah menjadikan manusia itu 125 kelompok, seratus di antaranya Ya'juj dan Ma'juj, Satuj, Maluq, dan yang lainnya yang kesemuanya kafir, dan tempat kembalinya adalah neraka. Sedangkan yang 25 kelompok manusia yang lain, 12 di antaranya adalah bangsa Rum, Khazr, Siglab dan yang lainnya, 6 di antaranya berada di belahan barat yaitu Zith, Habasy, Zinj dan yang lainnya, 6 di antaranya berada di belahan timur yaitu Turki, Khaqan, Ghazu, Taghr, Keling, Kimak, Yamk yang pada umumnya masuk neraka kecuali yang masuk Islam. Yang masih tersisa adalah sekelompok kaum muslimin yang terdiri dari 125 golongan. Oleh karena itu, setiap orang mukmin wajib memuji kepada Allah atas hal ini, dan memahami nikmat ini serta menyadari bahwa Allah Ta'ala telah menjadikannya termasuk makhluk yang diciptakan, dan termasuk kelompok orang yang beriman. Kemudian kaum muslimin itu dijadikan menjadi 73 golongan, di mana yang 72 golongan mengikuti hawa nafsu, dan semuanya berada dalam kesesatan, dan 1 golongan yang mengikuti sunnah Rasul.

Diriwayatkan dari Muhammad bin Ka'b, bahwasanya ia berkata:
"Syukur itu adalah amal perbuatan, sebagaimana firman Allah Ta'ala;
“Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah).” (QS. Saba', 34:13). Maksudnya adalah bekerja yang merupakan manifestasi dari rasa syukur."

Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Ada dua sifat yang apabila keduanya berada pada diri seseorang, maka Allah mencatat orang itu sebagai orang yang syukur dan sabar. Yang pertama adalah hendaknya ia melihat kepada orang yang berada di atasnya dalam masalah agama lalu mengikuti jejaknya, dan (yang kedua adalah) hendaknya ia melihat orang yang berada di bawahnya dalam masalah dunia lalu ia bersyukur kepada Allah."

Al-Faqih menjelaskan bahwa kesempurnaan syukur itu berada dalam tiga hal, yaitu:

  1. Apabila Allah mengaruniai sesuatu kepadamu, maka perhatikanlah siapa yang mengaruniai kamu, lalu kamu memuji kepadaNya.
  2. Merasa puas atas nikmat yang Allah berikan kepadamu.
  3. Selama sesuatu itu bermanfaat bagimu, dan badanmu sehat, maka janganlah kamu melakukan maksiat kepadaNya.

Maimun bin Mahran meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, bahwasanya ia berkata:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala mempunyai orang-orang yang menjadi pilihan di antara makhluk-makhlukNya, di mana apabila berbuat baik maka mereka bergembira, dan apabila melakukan kejahatan maka mereka mohon ampun, apabila mendapat nikmat maka mereka bersyukur, dan apabila mendapatkan cobaan maka mereka bersabar."

Diriwayatkan dari Muhammad bin Ka'b Al-Quradhi, di mana ia berkata:
"Sewaktu Nabi Sulaiman bin Dawud as sedang menaiki kendaraannya, sekelompok kaumnya datang kepadanya seraya berkata; “Wahai Rasulullah, kamu telah dikaruniai oleh Allah sesuatu yang tidak dikaruniakan kepada seorang pun sebelum kamu.” Nabi Sulaiman as bersabda;
“Ada empat hal yang apabila ada pada diri seseorang, maka ia benar-benar telah dikaruniai sesuatu yang lebih baik daripada karunia dunia yang diberikan kepada keluarga Dawud, yaitu; (1) takut kepada Allah, baik secara rahasia maupun terang-terangan, (2) bersikap sederhana, baik dalam keadaan kaya maupun miskin, (3) berlaku adil, baik dalam keadaan marah maupun ridha, (4) memuji kepada Allah, baik dalam keadaan senang maupun susah.”"

Diriwayatkan dari Abu Dzarr Al-Ghiffari ra, bahwasanya ketika ditanyakan kepadanya: "Manusia macam apakah yang paling banyak mendapatkan nikmat?" Ia menjawab: "Badan di kubur apabila aman dari siksa, dan menantikan pahala."


---o0o---



Viewing all articles
Browse latest Browse all 238

Trending Articles