Al-Faqih berkata: "Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al-Fadl Adl-Dlabbi menceritakan kepada kami dari Imarah bin Al-Qa'qa' dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Ada dua kalimat yang ringan di lidah, berat dalam timbangan, sangat dicintai oleh Dzat Yang Maha Pemurah (yaitu); “Subhanallahi wa bi hamdihi - Subhanallahil-'azimi wa bi hamdih (Maha Suci Allah dan dengan memuji kepadaNya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung dan dengan memuji kepadaNya)”"
Al-Faqih berkata: "Orang yang dapat dipercaya menceritakan kepadaku dengan sanadnya dari Khalid bin Imran, bahwasanya Nabi saw keluar kepada kaumnya lantas bersabda:
"Siapkanlah perisaimu." Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah ada musuh datang?" Beliau bersabda: "Tidak, namun (perisai) dari api neraka." Mereka bertanya: "Apakah perisai kami dari api neraka itu?" Beliau bersabda: "Subhanallahi wal-hamdu lillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil-'aliyyil-'azim (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan tidak ada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Luhur lagi Maha Agung). Bacaan tersebut nanti pada hari kiamat akan datang mendahului (membimbing ke surga), menghindarkan (dari api neraka) dan menjaga (keselamatannya)"
Al-Faqih berkata: "Orang yang dapat dipercaya menceritakan kepadaku dengan sanadnya dari Adl-Dlahhak dari Ibnu Abbas ra di mana ia berkata;
"Malaikat Israfil as datang kepada Nabi saw dan berkata; “Wahai Muhammad, ucapkanlah: Subhanallahi wal-hamdu lillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil-'aliyyil-'azimi 'adada ma 'alimallahu wa zinata ma 'alimallahu ta'ala wa mil uma 'alimallahu ta'ala (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan tidak ada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Luhur lagi Maha Agung sebanyak apa yang diketahui Allah, seberat apa yang diketahui oleh Allah dan sepenuh apa yang diketahui oleh Allah.)” Barangsiapa yang mengucapkannya satu kali, maka Allah mencatat untuknya limg macam, (yaitu): (1) dicatat termasuk orang-orang yang berdzikir banyak, (2) ia merupakan orang berdzikir yang paling utama pada waktu malam dan siang, (3) bacaan itu merupakan tanaman baginya di dalam surga, (4) dosa-dosanya berguguran sebagaimana daun pohon yang kering berguguran, (5) Allah melihat kepadanya, dan barangsiapa yang dilihat oleh Allah, maka Allah tidak akan menyiksanya."
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, bahwasanya ia berkata:
"Sesungguhnya ketika Allah menciptakan 'Arasy, Dia memerintahkan kepada malaikat untuk mengangkatnya dan mereka merasa berat, lalu Dia menyuruh mereka untuk membaca; “Subhanallah,” sampai Allah menciptakan Nabi Adam as. Ketika Nabi Adam as bersin, beliau mendapatkan ilham supaya membaca; “Al-Hamdulillah,” lantas Allah menjawabnya; “Yarhamuka rabbuka, (dan karena inilah Aku menciptakan kamu.)” Kemudian malaikat berkata; “Kalimat yang kedua ini sangat baik dan mulia. Kami tidak boleh melewatkannya.” maka mereka senantiasa mengucapkan; “Subhanallahi wal-hamdu lillah,” sampai Allah mengutus Nabi Nuh as. Karena kaum Nuh as adalah kaum yang mula pertama menyembah berhala, maka Allah memberikan wahyu kepada beliau untuk memerintahkan kaumnya supaya membaca ;“La ilaha illallah,” supaya Allah meridhai mereka. Kemudian malaikat berkata; “Kalimat yang ketiga ini sangat baik dan mulia, kami tidak boleh melewatkannya,” maka mereka menggabungkannya dengan dua kalimat yang terdahulu, sehingga mereka senantiasa mengucapkan; “Subhanallahi wal-hamdu lillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar.” sampai Allah mengutus Nabi Ibrahim as. Beliau diperintahkan oleh Allah supaya berkurban yang kemudian diganti dengan kibas. Ketika beliau melihat kibas itu, karena kagum dan gembira, beliau mengucapkan; “Allahu akbar.” Kemudian malaikat berkata; “Kalimat yang keempat ini sangat baik dan mulia.” maka mereka menggabungkannya dengan ketiga kalimat terdahulu, sehingga mereka senantiasa mengucapkan; “Subhanallahi wal-hamdu lillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar.” Sewaktu malaikat Jibril menceritakan hal ini kepada Nabi saw, beliau sangat kagum lantas mengucapkan; “La haula wa la quwwata illa billahil-'aliyyil-'azim.” Malaikat Jibril lantas berkata; “Saya gabungkan kalimat ini dengan keempat kalimat yang terdahulu.” Jadi kalimat-kalimat yang diucapkan oleh malaikat secara lengkap adalah; “Subhanallahi wal-hamdu lillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil-'aliyyil-'azim.”
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud ra bahwasanya ia berkata:
"Sesungguhnya Allah membagi di antara kamu akhlakmu sebagaimana Allah membagi rezeki. Allah mengaruniakan harta kepada orang yang dicintai maupun orang yang tidak dicintai. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah mengaruniakan iman kepadanya. Barang siapa yang merasa sayang untuk menafkahkan hartanya, atau takut untuk berperang dengan musuh, atau berat beribadah di waktu malam, maka hendaknya ia memperbanyak ucapan: "La ilaha illallahu wallahu akbaru wa subhanallahh wal-hamdu lillah."
Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Sungguh bila aku membaca; Subhanallahi wal-hamdu lillahi wa la ilaha illallahu akbar, itu lebih aku sukai daripada (mendapatkan) bumi yang matahari terbit di atasnya."
Diriwayatkan dari Samurah bin Jundub dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Ucapan yang paling utama adalah; Subhanallahi wal-hamdu lillahi wa la ilaha illallahu akbar. Tidak mengapa bagimu ucapan mana yang kamu dahulukan."
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud ra, bahwasanya apabila ia mendengar ada orang yang meminta-minta sambil membaca; "Man zal-lazi yuqridullahu gardan hasana (Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baika.)" (QS. Al-Baqarah, 2:245), maka Ibnu Mas'ud mengucapkan: "Subhanallahi wal-hamdu lillahi wa la ilaha illallahu akbar." dan berkata: "Ini adalah pinjaman yang baik."
Al-Faqih berkata: "Apabila seseorang berada dalam kemiskinan, tidak mempunyai sesuatu untuk dishadaqahkan, maka ia hendaknya mengucapkan rangkaian kalimat tersebut di atas, maka ia akan mendapatkan keutamaan bershadaqah." Diriwayatkan dalam salah sebuah hadits disebutkan sebagai berikut:
"Bahwasanya Nabi saw menganjurkan sahabat-sahabat untuk bershadaqah, dan orang-orang pun bershadaqah. Sedangkan Abu Umamah Al-Bahili tetap duduk di dekat Nabi saw sambil menggerak-gerakkan bibirnya, kemudian beliau bertanya kepadanya; “Kamu menggerak-gerakkan bibirmu, apa yang sedang kamu baca?” Abu Umamah Al-Bahili berkata; “Wahai Rasulullah, saya melihat orang-orang bershadaqah, sedangkan saya tidak mempunyai sesuatu yang bisa saya shadaqahkan, maka saya membaca; Subhanallahi wal-hamdu wa la ilaha illallahu wallahu akbar.” Kemudian Nabi saw bersabda; “Wahai Abu Umamah, untaian kalimat itu lebih baik bagimu daripada shadaqah satu mud emas kepada orang-orang mikin.”"