Al-Faqih berkata: Ayahku menceritakan kepada kami, Abu Bakr Ibrahim menceritakan kepada kami, Salim bin Abu Muqatil Al-Qadli menceritakan kepada kami dari Abu Ma'syar dari Muhammad bin Ka'ab dari Abu Hurairah ra, di mana ia berkata:
"Barang siapa yang dikaruniai lima hal, maka tidak akan terhalang dari lima.
Barang siapa yang dikaruniai syukur, maka tidak akan terhalang dari tambahan, karena ada firman Allah yang menyatakan:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim, 14:7)
Barang siapa yang dikaruniai kesabaran, maka ia tidak akan terhalang dari pahala, Karena ada firman Allah yang menyatakan;
“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar, 39:10)
Barang siapa yang dikaruniai taubat, maka ia tidak akan terhalang dari penerimaan, karena ada firman Allah yang menyatakan;
“Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hambaNya.” (QS. Asy-Syura', 42:25)
Barang siapa yang dikaruniai istighfar (mohon ampun), makag ia tidak akan terhalang dari pengampunan, karena ada firman Allah yang menyatakan;
“Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha Pengampun.” (QS. Nuh, 71:10)
Barang siapa yang dikaruniai doa, maka ia tidak akan terhalang dari dikabulkan, karena ada firman Allah yang menyatakan;
“Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimug” (QS. Al-Mu'min, 40:60)
Dalam riwayat lain menyebutkan yang keenam, yaitu barang siapa yang dikaruniai berinfak, maka ia tidak akan terhalang dari ganti, karena ada firman Allah yang menyatakan;
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya.” (QS. Saba', 34:39)
Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far meriwayatkan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami dari Laits dari Ziyad bin Al-Mughirah dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda
"Tidak ada seorang muslim yang berdoa melainkan akan dikabulkan, adakalanya disegerakan di dunia, adakalanya disimpankan untuknya di akhirat, dan ada kalanya digunakan untuk menghapuskan dosa-dosanya sesuai dengan kadar doa yang ia ucapkan, selama ia tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan tali persaudaraan."
Diriwayatkan dari Yazid Ar-Raqqasy ra, bahwasanya ia berkata:
"Nanti pada hari kiamat Allah Ta'ala akan memperlihatkan setiap doa yang dipanjatkan oleh setiap orang sewaktu di dunia yang tidak Allah kabulkan, di mana Allah berfirman; “HambaKu, pada hari anu kamu memanjatkan doa kepadaKu namun Aku tahan doamu itu, maka inilah pahala sebagai pengganti doamu itu.” Orang yang berdoa terus-menerus diberi pahala, sehingga ia berharap kiranya semua doanya itu hanya dibalas di akhirat saja, dan tidak diberikan di dunia."
An-Nu'man bin Basyir ra meriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Doa itu adalah ibadah. Kemudian beliau membaca firman Allah Ta'ala; "Dan Tuhanmu berfirman; “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”" (QS. Al-Mu'min, 40:60)
Abu Dzarr Al-Ghiffari berkata:
"Doa itu melengkapi amal kebajikan sebagaimana garam melengkapi makanan."
Diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Seseorang itu senantiasa berada dalam kebajikan selama ia tidak tergesa-gesa." Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang itu tergesa-gesa?" Beliau menjawab: "Ia berkata; “Aku telah berdoa kepada Allah, namun Allah tidak mengabulkan doaku.”"
Diceritakan dari Al-Hasan bahwasanya ia mengunjungi Abu Utsman An-Nahdi yang sedang sakit, lalu dikatakan kepada Abu Utsman: "Wahai Abu Utsman, berdoalah kepada Allah dengan doa yang telah kamu ketahui orang sakit." Kemudian Abu Utsman mengucapkan hamdalah dan memuji kepada Allah, membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan membaca shalawat atas Nabi saw, lantas mengangkat tangannya, dan kami pun ikut mengangkat tangan bersama-sama dengannya, ketika kami selesai mengangkat tangan, ia berkata: "Terimalah berita gembira, demi Allah, Allah telah mengabulkan doamu." Al-Hasan lalu berkata: "Kamu berani menyatakannya dengan menyebut nama Allah?" Ia menjawab: "Benar wahai Hasan, seandainya kamu menceritakan kepadaku suatu hadits tentu aku mempercayainya, maka bagaimana aku tidak percaya kepada Allah, sedangkan Allah telah berfirman; “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.” (QS. Al-Mu'min, 40:60). Ketika mereka keluar, Al-Hasan berkaja: "Sungguh ia lebih pandai daripada aku."
Diriwayatkan bahwasanya Nabi Musa as bertanya kepada Tuhan, di mana beliau mengucapkan:
"Wahai Tuhanku, mana saat yang baik saya berdoa kepadaMu supaya Engkau mengabulkannya kepada saya?" Tuhan berfirman: "Kamu adalah hambaKu dan Aku adalah Tuhanmu. Kapan pun kamu berdoa kepadaKu, maka Aku akan mengabulkannya." Musa mengulangi lagi pertanyaanya. Tuhan berfirman: "Berdoalah kepadaKu pada tengah malam, maka Aku akan mengabulkannya, meskipun yang berdoa kepadaKu itu orang yang suka menagih pajak."
Diceritakan bagwa Rabi'ah Al-'Adawiyah keluar ke kubur kemudian ia bertemu dengan seseorang, lalu orang itu berkata kepada Rabi'ah: "Doakanlah aku kepada Allah." Rabi'ah berkata: "Semoga Allah mengasihani kamu. Taatlah kepada Allah lalu berdoalah, karena sesunguhya Allah negabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan manakala ia berdoa kepadaNya."
Al-A'masy meriwayatkan dari Malik bin Al-Harts, di mana ia berkata: Allah Ta'ala berfirman:
"Barang siapa yang sibuk berdzikir kepadaKu, sehingga lupa untuk bermohon kepadaKu, maka Aku akan memberikan kepadanya seutama-utama apa yang Aku berikan kepada orang-orang yang bermohon."
Diriwayatkan dari Ja'far bin Barqan dari Shalih bin Yasar, di mana ia berkata: Allah Ta'ala berfirman:
"Kamu berdoa kepadaKu namun hatimu berpaling daripadaKu, maka betapa palsu apa yang kamu lakukan."
Ada seorang yang bijaksana ditanya: "Kami telah berdoa kepada Allah, akan tetapi doa kami tidak dikabulkan padahal Allah telah berfirman; “Berdoalah kepadaKu niscaya akan Aku perkenankan bagimu.” (QS. Al-Mu'min, 40:60). Kemudian orang yang bijaksana itu berkata: "Karena pada dirimu ada tujuh hal yang menyebabkan doamu tertahan." Ditanyakan: "Apakah tujuh hal tersebut?" Ia menjawab:
- Kamu melakukan perbuatan yang menyebabkan Allah murka, dan kamu tidak bertaubat, dan menyesali apa yang telah kamu lakukan itu.
- Kamu berkata; “Kam adalah hamba Allah,” akan tetapi kamu tidak mengerjakan sebagaimana layaknya hamba itu bekerja. Maksudnya, hamba (budak) itu senantiasa mengerjakan segala apa yang diperintahkan majikannya, dan tidak pernah membangkang."
- Kamu membaca Al-Qur'an, akan tetapi kamu tidak memikirkan dan mengangan-angankan tentang apa yang terkandung di dalamnya.
- Kamu berkata; “Kami adalah umat Muhammad,” akan tetapi kamu tidak mengamalkan sunahnya. Artinya, kamu masih memakan makanan yang haram dan syubhat serta tidak bertaubat daripadanya.
- Kamu berkata; “Dunia di sisi Allah tidaklah menyamai sayap nyamuk,” akan tetapi kamu merasa puas dan tenang bila memilikinya.
- Kamu berkata; “Dunia akan sirna,” akan tetapi kamu beramal seperti amalnya orang-orang yang akan kekal selama-lamanya di dunia.
- Kamu berkata; “Akhirat itu lebih baik daripada dunia,” akan tetapi kamu tidak bersungguh-sungguh di dalam mencarinya, dan kamu lebih memilih mencari dunia dari pada akhirat."
Al-Faqih berkata: "Orang yang berdoa kepada Allah hendaknya perutnya bersih dari barang-barang yang haram, karena sesungguhnya barang yang haram itu menjadi penghalang dari dikabulkannya doa."
Diriwayatkan dari Sa'ad bin Abu Waqqash ra, bahwasanya ia berkata:
"Wahai Rasulullah, saya berdoa kepada Allah namun Allah tidak mengabulkan doaku." Beliau bersabda:
"Wahai Sa'ad, jauhilah perbuatan haram karena sesungguhnya setiap perut yang di dalamnya terdapat sesuap dari yang haram, maka doanya tidak diterima selama 40 hari."
Orang yang berdoa hendaknya jangan tergesa-gesa, karena sesungguhnya orang yang berdoa kepada Allah, niscaya akan dikabulkan segera atau lambat. Kadangkala permohonannya itu dikabulkan seketika, kadangkala dikabulkan pada waktu yang agak lama, kadangkala tidak dikabulkan di dunia, dan nanti akan diganti dengan pahala di akhirat.
Diriwayatkan dalam satu kisah bahwasanya Nabi Musa as berdoa untuk kebinasaan Fir'aun dan kaumnya serta diaminkan oleh Nabi Harun as, kemudian Allah Ta'ala menurunkan wahyu kepada keduanya yang menyatakan bahwa doanya itu dikabulkan dan keduanya supaya tetap teguh hatinya. Ibnu Abbas ra menyatakan bahwa jarak antara doa dan dikabulkannya doa itu adalah 40 tahun.
Yazid Ar-Raqasy menyatakan, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
"Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah menurunkan cobaan baginya, sebagaimana unta yang terasing dijauhkan dari air, agar supaya ia dikasihani oleh penghuni langit."
Setiap doa yang dipanjatkan oleh seseorang, niscaya akan dikabulkan oleh Allah dengan tiga alternatif seperti telah disebutkan di atas.
Seorang ahli hikmah berkata: "Empat macam orang tidak akan merasakan bahagia, yaitu:
- Orang yang kikir untuk mengucapkan shalawat dan salam atas Nabi Muhammad saw.
- Orang yang tidak menjawab adzan.
- Orang yang diminta kebajikan, akan tetapi ia tidak mau membantunya.
- Orang yang tidak mau berdoa untuk dirinya, dan untuk segenap orang-orang yang beriman setelah selesai shalat."
Abdullah Al-Inthaki berkata: "Obat hati itu ada lima, yaitu:
- Bergaul dengan orang-orang yang shalih.
- Membaca Al-Qur'an.
- Membersihkan perut dari yang haram.
- Mengerjakan shalat malam.
- Dzikir dan berdoa kepada Allah pada waktu subuh."
Ibnu Abbas ra meriwayatkan, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Apakah kamu memohon kepada Allah, maka bermohonlah dengan menengadahkan tangan (dengan perut telapak tangan), dan janganlah dibalik, dan (setelah selesai berdoa) usapkanlah telapak tangan itu ke mukamu."