Quantcast
Channel: MENTARI SENJA
Viewing all articles
Browse latest Browse all 238

KEUTAMAAN JUM'AT

$
0
0

Al-Faqih berkata: Abul Qasim Abdur Rahman bin Muhammad menceritakan kepada kami, Faris bin Marduwih menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Al-Husain bin Ali Al-Ja'fi menceritakan kepada kami dari Abdur Rahman bin Yazid dari Abul Asy'ats Ash-Shan'ani dari Aus bin Aus, di mana ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya seutama-utama harimu adalah hari Jum'at, di mana pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia matii, pada hari itu akan ditiup sangkakala, dan pada hari itu akan mati semuag makhluk. Oleh karena itu, maka perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada hari itu, karena bacaan shalawatmu itu disampaikan kepadaku." Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimana bacaan shalawat kami disampaikan kepadamu sedangkan engkau telah rusak?" Beliau bersabda: "Apakah kamu kira aku akan rusak? Sesungguhnya Allah Ta'ala mengharamkan atas bumi untuk memakan jasad para Nabi saw."

Dalam riwayat lain disebutkan:
(Para sahabat bertanya): "Bagaimana engkau menjawab salam kami, sedangkan engkau telah hancur?" Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala mengharamkan atas bumi untuk memakan jasad para nabi, dan tidak ada seorang pun yang menyampaikan salam kepadaku, melainkan Allah akan mengembalikan nyawaku, sehingga aku dapat menjawab salamnya."

Al-Faqih berkata: Abdur Rahman bin Ahmad menceritakan kepada kami, Abul Qasim menceritakan kepada kami, Faris bin Marduwih menceritakan kepada kami. Muhammad bin Al-Fudlail menceritakan kepada kami, Al-Husain bin Ali Al-Ju'fi menceritakan kepada kami dari Abdur Rahman bin Yazid dari Abul Asy'ats dari Aus, di mana ia berkata: Rasulullah saw bersabda dalam membicarakan masalah Jum'at:
"Barang siapa yang wudhu dan mandi, serta datang pagi-pagi (ke masjid) dan dekat (dengan imam), lalu memperhatikan khutbah dan tidak berbuat lagha (perbuatan yang mengganggu kekhusyukan dalam mendengarkan khutbah), maka setiap langkah ia mendapatkan pahala seperti pahala puasa dan shalat malam setahun."

Muhammad bin Al-Fudlail berkata: "Saya bertanya kepada Yazid bin Harun tentang sabda Nabi saw gasala dan igtasala, di mana ia menjelaskan bahwa gasala, adalah membasuh anggota wudhu, sedangkan igtasala, adalah membasuh semua badan. Dan saya juga menanyakan tentang bakkara dan ibtakara, di mana ia menjelaskan bahwa bakkara, adalah mandi pagi-pagi, sedangkan ibtakara adalah berangkat ke masjid pagi-pagi."

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fudlail menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ja'far menceritakan kepada kami dari Al-A'la bin Abdur Rahman dari ayahnya dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Matahari tidak terbit dan tidak terbenam pada sesuatu yang lebih utama dari pada hari Jum'at. Tidak ada binatang yang melata di bumi melainkan ia merasa cemas karena hari Jum'at, kecuali jin dan manusia. Pada setiap pintu dari pintu-pintu masjid ada dua malaikat yang mencatat orang-orang yang datang paling dahulu. Orang yang pertama kali datang, adalah seperti orang yang berkurban seekor unta, (yang datang kedua) seperti orang yang berkurban seekor kambing, (yang datang ketiga) seperti orang yang bershadaqah seekor burung, dan (yang datang keempat) seperti orang yang bershadaqah sebutir telur. Apabila imam sudah duduk, maka buku catatan itu dilipat."

Al-A'masy meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Barang siapa yang berwudhu pada hari Jum'at dan menyempurnakan wudhunya, kemudian ia pergi mendatangi Jum'atan, di mana ia mendengarkan dan dekat (dengan khatib) lalu memperhatikan (khutbah), maka diampuni baginya dosa yang dilakukan antara hari itu dengan hari Jum'at berikutnya dan ditambah tiga hari. Dan barang siapa yang memegang-megang batu kerikil, maka ia telah lagha, dan barang siapa yang lagha, maka tidak ada (pahala) Jum'at baginya."

Abu Salamah meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Ssesungguhnya sebaik-baik hari, di mana matahari terbit adalah hari Jum'at, di mana pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu beliau dimasukkan ke dalam surga, pada hari itu beliau diturunkan dari surga, pada hari itu akan terjadi kiamat, dan pada hari itu ada suatu saat, di mana tiada seorang mukmin yang memohon kepada Allah yang bertepatan pada waktu itu, melainkan Allah akan mengabulkan permintaannya itu." Abu Salamah berkata: Abdullah bin Salam berkata: "Saya mengetahui saat itu, yakni akhir sore, di mana pada saat itu Allah menciptakan Nabi Adam as."

Allah Ta'ala berfirman:
"Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa." (QS. Al-Anbiya', 21:37)

Sa'id bin Al-Musayyab berkata: "Bahwasanya mendatangi shalat Jum'at lebih aku sukai daripada mengerjakan haji sunah."

Diriwayatkan dari Ka'bul Ahbar, di mana ia berkata: "Bahwa minuman segelas api lebih aku sukai daripada minum segelas minuman keras, meminum segelas minuman keras itu lebih aku sukai daripada meninggalkan shalat Jum'at, dan meninggalkan shalat Jum'at itu lebih aku sukai daripada melangkahi leher orang."

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, di mana ia berkata: "Sewaktu Rasulullah saw berada di atas mimbar dengan membacakan ayat di atas, Ibnu Mas'ud bertanya kepada Ubay bin Ka'b dengan ucapan: "Kapan ayat itu turun?" Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Abu Darda bertanya kepada Ubay bin Ka'b dengan ucapan: "Kapan ayat itu turun?" Kemudian Ubay memberi isyarat kepadanya. Setelah selesai shalat, Ubay berkata kepadanya: "Sesungguhnya bagian (pahala) dari shalatmu itu telah lagha." Kemudian Abdullah datang kepada Nabi saw menanyakan tentang hal itu, kemudian beliau bersabda: "Ubay benar." Beliau lalu bersabda:
"Tidak ada seseorang yang mandi pada hari Jum'at dan memakai minyak wangi yang dipunyainya, kemudian ia pergi ke shalat Jum'at, lalu ia tidak mengganggu seseorang dan tidak melangkahi leher orang lain, lantas ia mengerjakan shalat sesuai dengan kemampuannya, dan apabila imam keluar (datang ke masjid), ia duduk dan mendengarkan (khutbah), melainkan Allah mengampuni dosanya yang berada di antara dua Jum'at."

Abdur Rahman bin Yazid meriwayatkan dari Abu Lubabah Abdul Mundzir, di mana ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
"Hari Jum'at adalah penghulu segala hari dan hari yang paling agung di sisi Allah. Di sisi Allah, hari itu lebih agung daripada hari raya fitrah dan hari raya kurban. Pada hari Jum'at itu ada lima peristiwa penting; pada hari itu Allah menciptakan Adam, pada hari itu Adam wafat, pada hari itu Allah menurunkan Adam ke bumi, pada hari itu ada suatu saat, di mana tidak ada seseorang yang memohon sesuatu melainkan Allah akan memberikan kepadanya, selama ia tidak memohon yang haram, pada hari itu kiamat akan terjadi, dan tidak ada malaikat yang dekat dengan Tuhannya, baik yang berada di langit maupun yang berada di bumi, melainkan ia merasa sayang pada hari Jum'at."

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra bahwasanya ia berkata:
"Apabila hari Jum'at tiba, maka setan bersama-sama dengan para pembantunya keluar meramaikan pasar-pasar dengan membawa panji-panji, sedangkan malaikat duduk di pintu-pintu masjid mencatat manusia yang datang ke masjid sesuai dengan urutannya sampai imam masuk ke dalam masjid. Barang siapa yang dekat dengan imam, lalu memperhatikan dan mendengarkan khutbah serta tidak lagha, maka ia mendapatkan dua bagian pahala. Dan barang siapa yang jauh dari imam, lalu ia mendengarkan dan memperhatikan khutbah serta tidak lagha, maka ia mendapatkan satu bagian pahala. Barang siapa yang bercakap-cakap, maka ia telah lagha, dan barang siapa yang lagha, maka tidak ada pahala Jum'at baginya." Kemudian Ali melanjutkan perkataannya: "Demikianlah yang saya dengar dari Nabi saw."

Al-Faqih berkata: Saya mendengar ayahku berkata: Kami mendengar bahwa Shalih Al-Murri pada malam Jum'at ingin pergi ke masjid Jami' untuk mengerjakan shalat subuh, lalu ia melewati suatu kubur, lantas berkata: "Aku akan berhenti di sini sampai terbit fajar." Ia lalu masuk kubur itu dan mengerjakan shalat dua raka'at lantas bersandar pada sesuatu kubur dan tertidur di situ. Kemudian ia bermimpi, di mana para penghuni kubur itu keluar dari kubur mereka, lalu duduk berkelompok-kelompok sambil berbincang-bincang, namun ada seorang pemuda dengan pakaian yang kotor duduk sendirian kelihatan sedih sekali. Tidak lama kemudian disuguhkan talam-talam yang tertutup dengan sapu tangan, dan masing-masing orang di antara mereka, setelah menerima talam itu masuk lagi ke dalam kuburnya, sehingga tinggal pemuda itu sendirin, tidak mendapatkan talam itu. Ia lalu berdiri dengan sedih akan masuk ke kuburnya, lantas saya bertanya kepadanya: "Wahai hamba Allah, kenapa saya lihat kamu kelihatan sedih?" Pemuda itu berkata: "Wahai Shalih Al-Murri, apakah kamu melihat talam?" Shalih Al-Murri menjawab: "Ya, lalu apakah maksudnya itu?" Pemuda itu berkata: "Itu adalah kiriman dari orang-orang yang hidup kepada orang-orang yang telah mati berupa shadaqah atau doa, lalu diantar ke sini pada setiap malam Jum'at, sedangkan aku adalah orang dari Sind, aku dibawa ibuku untuk menunaikan ibadah haji, namun ketika sampai di Bashrah, aku meninggal dunia dan ibuku kawin lagi. Ia tidak mengatakan kepada suaminya yang baru bahwa ia mempunyai anak. Ia telah dilalaikan oleh harta bendanya, sehingga tidak pernah mengingat aku lagi. Maka alangkah malang nasibku, karena tidak ada orang yang mengingat aku, sesudah aku mati." Shalih Al-Murri bertanya: "Di mana rumah ibumu?" Pemuda itu menyebutkan alamatnya. Pagi harinya, setelah selesai shalat subuh, Shalih Al-Murri mencari alamat yang disebutkan oleh pemuda itu sampai ia menemukannya. Setelah sampai ke rumah ibunya, ia minta izin untuk masuk, di mana ia berkata di depan pintu: "Nama saya adalah Shalih Al-Murri, perkenankanlah saya masuk ke rumahmu." Ibu pemuda itu mengizinkan saya masuk, maka saya pun masuk ke dalam rumahnya, lalu ia berkata: "Saya ingin berbicara dengan kamu, namun jangan sampai ada orang lain yang mendengarnya." Maka Shalih mendekat kepadanya, sehingga tidak ada jarak lagi antara Shalih dengannya kecuali tabir. Kemudian Shalih berkata: "Semoga Allah mengasihani kamu. Apakah kamu mempunyai anak?" Perempuan itu menjawab: "Tidak." Shalih bertanya lagi: "Apakah kamu dulu mempunyai anak?" Perempuan itu menarik nafas panjang sambil berkata: "Saya dulu pernah mempunyai anak yang sudah menginjak remaja, namun ia mati." Kemudian Shalih menceritakan kisah yang dialaminya kepada perempuan itu, lalu perempuan itu menangis sampai air matanya bercucuran ke pipinya, lantas berkata: "Wahai Shalih, benar ini adalah anakku yang pernah berada di dalam perutku dan meminum air susuku, serta pangkuanku menjadi tempat tidurnya." Kemudian perempuan itu memberikan seribu dirham kepada Shalih, seraya berkata: "Shadaqahkanlah uang ini untuk anak kesayanganku itu dan saya tidak akan melupakannya lagi seumur hidupku untuk berdoa dan bershadaqah untuknya." Kemudian Shalih pergi dan menshadaqahkan uang yang seribu dirham itu. Pada malam Jum'at berikutnya, Shalih pergi ke kubur, lalu mengerjakan shalat dua raka'at dan bersandar pada salah satu kubur lalu tertidur. Dalam tidurnya itu, ia melihat bahwa para penghuni kubur keluar dan ia melihat pemuda itu mengenakan pakaian putih bersih dan kelihatan gembira sekali, kemudian dia mendekat kepada Shalih lantas berkata: "Wahai Shalih Al-Murri, semoga Allah membalas kebaikanmu kepadaku. Hadiah itu telah sampai kepadaku." Shalih bertanya kepadanya: "Apakah kamu mengetahui hari Jum'at?" Pemuda itu menjawab: "Tentu, burung-burung yang berada di angkasa pun mengetahuinya, dan mereka mengucapkan; “Selamat untuk hari yang baik, yakni hari Jum'at.”"

Al-Faqih menceritakan dengan sanad yang dapat dipercaya dari Anas bin Malik ra, di mana ia berkata:
"Jibril as datang kepada Nabi saw dengan membawa benda seperti cermin putih dan di tengah-tengahnya ada bintik hitam." Kemudian Nabi saw bertanya: "Apakah ini wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Ini adalah hari Jum'at yang Allah perlihatkan kepadamu, agar hari itu merupakan hari raya bagimu dan bagi umatmu sepeninggalmu nanti. Pada hari itu, ada keistimewaan bagimu, di mana barang siapa yang berdoa baik yang memang merupakan bagiannya pada hari itu, niscaya Allah akan memberinya dan bila bukan bagiannya, maka Allah menyimpan buatnya (dan ia mendapatkan) yang lebih utama daripadanya. Hari Jum'at bagi kami merupakan hari tambahan, dan kami menyebutnya dengan penghulu segala hari." Beliau bertanya: "Kenapa demikian?" Jibril menjawab: "Karena Allah menjadikan suatu lembah di dalam surga yang di situ ada bukit dari kasturi yang putih, di mana bila hari Jum'at tiba para nabi berdatangan dan duduk di atas podium yang terbuat dari cahaya yang bertahtakan mutiara, kemudian di belakang podium itu dikelilingi dengan kursi-kursi dari cahaya, lantas orang-orang yang benar dan mati syahid berdatangan dan duduk di bukit putih tadi. Kemudian datang ahli surga 'Adn lalu mereka duduk di atas bukit putih itu, lantas Allah Ta'ala berfirman; “Aku adalah Dzat yang telah memenuhi janjiKu sendiri, dan Aku telah menyempurnakan nikmatKu untukmu sekalian. Ini adalah tempat kehormatanKu, maka mintalah kamu sekalian kepadaKu.” Kemudian mereka berkata; “Wahai Tuhan kami, kami mohon keridhaanMu dan surga.” Allah berfirman; “KeridhaanKu adalah Aku tempatkan kamu di daerahKu dan Aku berikan kehormatanKu kepada kamu sekalian.” Maka mereka memohon ridhaNya, lalu Allah memberikannya kepada mereka, dan Allah memberikan kepada mereka lebih dari apa yang mereka inginkan dan mereka angan-angankan. Dan itu terjadi kira-kira masuknya imam untuk shalat Jum'at. Pada saat itu dibukakan bagi mereka apa yang belum pernah terlintas dalam benak seseorang dan belum pernah terlihat oleh mata. Kemudian para nabi, orang-orang yang benar dan yang mati syahid kembali, demikian pula para penghuni kamar kembali ke kamar masing-masing. Mereka merasa tidak ada yang lebih mereka perlukan lagi sampai hari Jum'at agar pada hari Jum'at (yang akan datang), kemuliaan mereka itu bertambah. Oleh karena itu, hari Jum'at dinamakan hari tambahan, dan pada hari itu kiamat akan terjadi.

Anas bin Malik meriwayatkan dari Nabi saw, di mana beliau bersabda:
"Shalat yang lima waktu dengan berjama'ah, dan satu Jum'at sampai Jum'at (berikutnya), merupakan kafarat (penebus) bagi dosa-dosa yang berada di antara semuanya itu selama dosa-dosa besar dijauhi."

Wallahu a'lam.


---o0o---


Viewing all articles
Browse latest Browse all 238

Trending Articles