Al-Faqih berkata: Abu Ja'far menceritakan kepada kami, Abu Bakr bin Ahmad bin Muhammad bin Sahl Al-Qadli menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Khunais menceritakan kepada kami dari ayahnya dari Isma'il ra, di mana ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
"Hendaklah kamu senantiasa bersikat gigi, karena di dalamnya terdapat sepuluh keutamaan, yaitu; Membersihkan mulut, menyebabkan ridha Tuhan, menyenangkan malaikat, menerangkan mata, memutihkan gigi, menguatkan gusi, menghilangkan karang (gudal), membantu pencernaan makanan, menghilangkan lendir (dahak), memperlipat pahala shalat, menyegarkan pernafasan, dan ia adalah jalan Al-Qur'an."
Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dan Al-Auza'i dari Hasan bin 'Athiyyah yang merafa'kannya kepada Nabi saw, di man beliau bersabda:
"Wudhu itu adalah bagian dari iman, dan bersikat gigi juga bagian dari iman. Seandainya aku tidak khawatir mempersulit umatku, niscaya aku memerintahkan mereka untuk menyikat gigi setiap shalat. Dua raka'at yang dilakukan oleh seseorang dengan bersikat gigi itu lebih utama daripada 70 raka'at yang tanpa bersikat gigi."
Al-Faqih berkata: Muhammad bin Ahmad bin Hamdan menceritakan kepada kami, Al-Husain bin Ali Ath-Thusi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Syaukah menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq dari Muhammad bin Ibrahim At-Taimi dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Lima (perbuatan) termasuk fitrah, yaitu; Menggunting kumis, memotong kuku, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, dan bersikat gigi."
Ibnu Umar ra berkata: "Bersikat gigi sesudah makan itu lebih baik, daripada mendapatkan dua budak perempuan."
Diriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Jibril selalu berpesan kepadaku (untuk berbuat baik) dengan tetangga, sehingga aku menyangka bahwa Jibril akan menetapkan warisan untuknya. Jibril selalu berpesan kepadaku (untuk berbuat baik) dengan budak-budak beliau, sehingga aku menyangka bahwa Jibril akan menentukan waktu untuk memerdekakan mereka. Jibril selalu bepesan kepadaku untuk bersikat gigi, sehingga aku menyangka bahwa Jibril (akan memerintahkan) untuk menghabiskan gusiku. Jibril selalu berpesan kepadaku (untuk berbuat baik) dengan istri, sehingga aku menyangka bahwa Jibril akan mengharamkan perceraian. Dan Jibril selalu berpesan kepadaku untuk shalat malam, sehingga aku menyangka bahwa sebaik-baik umatku adalah orang-orang yang tidak tidur malam."
Diriwayatkan dari Al-A'masy dari Mujahid, bahwasanya ia berkata:
"Jibril agak lambat datang kepada Nabi saw, kemudian akhirnya ia datang juga, lantas beliau bertanya; “Wahai Jibril, ada halangan apa?” Ia menjawab; “Bagaimana kami akan datang kepadamu sedangkan kamu belum memotong kuku-kukumu, belum menggunting kumismu, belum membersihkan tepi-tepi kuku jari-jarimu, dan juga belum menyikat gigi.” Kemudian ia melanjutkan perkataannya; “Kami tidak turun melainkan atas perintah Tuhanmu.”"
Diriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Hak atas setiap muslim untuk mandi pada hari Jum'at, bersikat gigi, dan memakai harum-haruman."
Dari Humaid bin Abdur Rahman, ia berkata: "Barang siapa yang memotong kuku-kukunya pada hari Jum'at, maka Allah menghilangkan penyakit daripadanya dan memasukkan obat ke dalamnya."
Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya ketika beliau memasuki surga pada malam Isra' dan Mi'raj, beliau dijemput oleh bidadari-bidadari yang cantik jelita lalu mereka berkata kepada beliau; “Wahai Muhammad, perintahkan kepada umatmu untuk selalu bersikat gigi, karena bila mereka bersikat gigi, maka kami akan bertambah cantik.”"
Ibnu Syihab meriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Barang siapa yang memotong kuku-kukunya pada hari Jum'at, maka ia aman dari penyakit kusta."
Dalam salah sebuah hadits diriwayatkan, bahwasanya Nabi saw menentukan waktu untuk mencukur bulu kemaluan setiap 40 hari, dan memotong kuku setiap hari Jum'at.
Dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Sedapkanlah bau mulutmu, karena mulutmu adalah jalan keluarnya Al-Qur'an."
Al-Faqih menerangkan bahwa bersikat gigi itu ada tiga macam, yaitu adakalanya karena mengharapkan ridha Allah dan melaksanakan sunah, adakalanya untuk kesehatan dirinya, dan adakalanya karena ingin dipuji orang lain. Orang yang bersikat gigi, karena mengharapkan ridha Allah dan melaksanakan sunah, maka ia mendapat pahala dari setiap shalatnya sebanding dengan 70 kali shalat sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. Orang yang bersikat gigi dengan tujuan untuk kesehatan dirinya, maka ia tidak mendapatkan pahala. Sedangkan orang yang bersikat gigi dengan tujuan agar dipuji oleh orang lain, maka ia berdosa.
Diriwayatkan dari Thawus dari Ibnu Abbas ra, bahwa di dalam menafsirkan ayat yang berbunyi:
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman; “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.”" (QS. Al-Baqarah, 2:124)
Ia menyatakan bahwa yang dimaksud dengan ujian itu adalah kebersihan; lima di kepala dan lima di badan. Adapun lima yang di kepala, adalah mencukur kumis, berkumur, menghirup air ke hidung, bergosok gigi dan menyisir rambut. Sedangkan lima yang di badan, adalah; memotong kuku, berkhitan, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan dan cebok dengan air.