Quantcast
Channel: MENTARI SENJA
Viewing all articles
Browse latest Browse all 238

MALU

$
0
0

Al-Faqih berkata: Al-Khalil bin Ahmad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Mu'adz menceritakan kepada kami, Nashr menceritakan kepada kami dari Al-Hajjaj dan Mak-hul dari Abu Ayyub Al-Anshari ra, bahwasanya Nabi saw bersabda:
"Empat perbuatan termasuk sunnah para rasul, yaitu memakai harum-haruman, nikah, bersikat gigi, dan malu."

Al-Faqih berkata: Al-Khalil bin Ahmad menceritakan kepada kami, Al-Masirjisi menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, dari Manshur dari Rib'i bin Kharrasy dari Uqbah bin 'Amr ra dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Sesungguhnya di antara apa yang orang-orang dapatkan dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah; “Apabila kamu tidak malu, maka berbuatlah sesuka hatimu.”"

Al-Faqih berkata: Al-Hakim Abul Hasan menceritakan kepada kami, Ishaq menceritakan kepada kami, Bakr bin Munir menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al-Haitsam menceritakan kepada kami, Abu Utsman menceritakan kepada kami dari Hisyam dari Sufyan dari Aban bin Ishaq dari Ash-Shabbah bin Muhammad dari Murrah dari Abdullah bin Mas'ud ra, di mana ia berkata: Rasul Allah saw bersabda:
"Malulah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar malu." Para sahabat berkata: "Kami sudah malu kepada Allah, dan segala puji bagi Allah." Beliau bersabda: "Bukan demikian itu, akan tetapi siapa yang malu kepada Allah dengan sebenar-benar malu, maka hendaknya ia menjaga kepala dan anggota tubuh yang berada di kepala (yakni mata, hidung, telinga dan mulut), perut, dan yang berada di rongga dada, dan hendaklah ia ingat mati, dan kerusakan. Dan barang siapa yang menginginkan akhirat, maka ia harus meninggalkan kesenangan kehidupan dunia. Maka barang siapa yang telah mengerjakan yang demikian itu, niscaya ia telah benar-benar malu kepada Allah dengan sebenar-benar malu."

Dari Al-Hasan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Malu itu termasuk iman, dan iman itu berada di surga. Kasar itu termasuk kerendahan budi, dan kerendahan budi itu berada di dalam neraka."

Dari Salman Al-Farisi ra, bahwasanya ia berkata:
"Seandainya aku mati kemudian hidup lagi, lalu mati dan hidup lagi, sampai tiga kali, itu lebih aku sukai daripada aku melihat aurat seseorang atau seseorang melihat auratku."

Dari Ali kw, bahwasanya ia berkata:
"Allah mengutuk kepada orang yang melihat aurat dan yang dilihat auratnya."

Dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Tidak halal bagi seseorang untuk masuk ke pemandian, kecuali dengan sarung."

Al-Hasan Al-Bashri berkata:
"Seseorang tidak layak untuk masuk ke tempat pemandian, kecuali dengan dua sarung, satu sarung untuk menutup auratnya, dan yang satu sarung lagi untuk menutup matanya dari melihat aurat orang lain."

Diriwayatkan dari Nabi Isa bin Maryam as, di mana beliau bersabda:
"Jauhilah melihat, karena melihat itu menanamkan syahwat di dalam hati, dan cukuplah melihat itu sebagai fitnah bagi orang yang melihat."

Salah seorang cendekiawan ditanya: "Siapakah orang yang fasik itu?" Ia menjawab: "Yaitu orang yang tidak memejamkan matanya dari pintu, dan aurat orang lain."

Diriwayatkan dari Atha', bahwasanya ia berkata: Nabi saw berjalan melewati orang yang sedang mandi, kemudian beliau bersabda:
"Wahai manusia, sesungguhnya Allah pemalu, sabar, suka menutup. Allah menyukai malu, dan tutup, oleh karena apabila salah seorang di antara kamu mandi, maka hendaklah ia menutup diri dari pandangan orang lain."

Dari Anas bin Malik ra bahwasanya apabila Nabi saw akan buang air, maka beliau tidak mengangkat (menyisingkan) pakaiannya sebelum dekat dengan tanah."

Al-Faqih berkata:
"Malu itu ada dua macam, yaitu malu kepada sesama manuria, dan malu kepada Allah Ta'ala. Malu kepada sesama manusia itu adalah dengan memejamkan mata dari segala apa yang tidak halal bagimu, sedangkan malu kepada Allah dengan menyadari nikmat yang diterima dariNya, lalu merasa malu untuk berbuat maksiat kepadaNya."

Diriwayatkan dari Umar ra, bahwasanya ia masuk ke rumah Nabi saw lalu mendapatkan beliau sedang menangis, kemudian Umar bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah, apakah yang menyebabkan engkau menangis?" Beliau bersabda:
"Jibril as memberitahukan kepadaku bahwasanya Allah Ta'ala malu untuk menyiksa seseorang yang beruban (sudah tua) dalam Islam. Akan tetapi kenapa orang yang sudah tua tidak malu kepada Allah, untuk berbuat dosa sesudah ia beruban dalam Islam."

Bahz bin Hakim meriwayatkan dari ayahnya dari kakeknya, di mana ia berkata: Saya berkata: "Wahai Rasulullah, apakah yang harus kami perbuat terhadap aurat dan apa yang harus kami jauhi?" Beliau menjawab:
"Jagalah auratmu kecuali terhadap istrimu, atau budak yang kamu miliki." Ia berkata: "Saya berkata; “Wahai Rasulullah, bagaimana bila salah seorang di antara kami berada dalam tempat yang sunyi?”" Beliau bersabda: "Allah lebih berhak (bila) seseorang merasa malu kepadaNya."

Salah seorang salaf berkata kepada anaknya:
"Apabila nafsumu mengajak kamu untuk melakukan dosa, maka lihatlah ke atas, dan malulah kepada penghuni langit. Apabila tidak, maka lihatlah ke bawah, dan malulah kepada penghuni bumi. Apabila kamu tidak merasa malu kepada penghuni langit dan penghuni bumi, maka anggaplah dirimu termasuk binatang yang tidak mempunyai rasa malu."

Al-Fudlail bin Iyadl berkata:
"Kamu menutup pintumu, menurunkan tabirmu, dan merasa malu kepada sesama manusia, akan tetapi kamu tidak merasa malu kepada Al-Qu'an yang berada di dalam dadamu, dan kamu tidak merasa malu kepada Allah Yang Maha Agung, yang tidak ada sesuatu yang tersembunyi daripadaNya."

Manshur bin Ammar berkata:
"Dalam kata-kata bijak disebutkan bahwa siapa yang melihat aib dirinya, maka ia tidak akan menghiraukan aib orang lain, siapa yang tidak memakai pakaian taqwa, maka tidak akan ada sesuatu yang bisa menutupinya, siapa yang merasa puas terhadap rezeki yang dikaruniakan oleh Allah, maka ia tidak akan merasa sedih terhadap rezeki yang ada pada orang lain, siapa yang menghunus pedang kezhaliman, niscaya tangannya akan terpotong oleh pedang itu, siapa yang menggali sumur supaya kawannya terperosok ke dalamnya, maka ia sendiri yang akan terperosok ke dalamnya, siapa yang membuka kesalahan orang lain, maka kesalahannya sendiri akan terbuka, siapa yang lupa akan kesalahannya, niscaya ia akan membesar-besarkan kesalahan orang lain, siapa yang mengkhawatirkan dirinya sendiri, maka ia akan binasa, siapa yang mengagung-agungkan akalnya, maka ia akan tergelincir, siapa yang sombong kepada orang lain, maka ia akan hina, siapa yang berlebih-lebihan dalam beramal, maka ia akan merasa bosan, siapa yang berbangga diri terhadap orang lain, maka ia akan jatuh, siapa yang menganggap bodoh orang lain, maka ia akan dicaci-maki, siapa yang bergaul dengan orang-orang yang hina, maka ia akan rendah derajatnya, siapa yang bergaul dengan para ulama, maka akan dihormati, siapa yang masuk ke tempat yang tidak baik, maka ia akan dituduh, siapa yang meremehkan agama, maka ia akan terpelanting, siapa yang mengharapkan harta orang lain, maka ia akan menjadi fakir, siapa yang mengharapkan kesejahteraan, maka ia harus sabar, siapa yang tidak mengetahui langkah kakinya, maka ia akan berjalan dalam kekecewaan, barang siapa yang takut kepada Allah, maka ia akan beruntung, siapa yang tidak berpengalaman, maka ia akan tertipu, siapa menentang yang benar, maka ia akan kalah, siapa yang mengangkat apa yang melebihi kemampuannya, maka ia akan tidak mampu, siapa yang menyadari ajalnya, maka akan pendek angan-angannya, dan siapa yang bisa mengikuti jalan orang yang bodoh, maka ia akan meninggalkan jalan yang benar."


---o0o---



Viewing all articles
Browse latest Browse all 238

Trending Articles