Quantcast
Channel: MENTARI SENJA
Viewing all articles
Browse latest Browse all 238

KEUTAMAAN MEMBERI MAKAN DAN AKHLAK YANG BAIK

$
0
0

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Abdul Wahhab bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ahmad bin Ali menceritakan kepada kami, Abu Tsabit Ahmad bin Abu Wida'ah menceritakan kepada kami, Abu Bakr bin 'Amr bin Sa'id bin Ali bin Al-Azhari menceritakan kepada kami dari Jarir dari Al-A'masy dari 'Athiyyah Al-Aufi, di mana ia berkata: Jabir bin Abdullah berkata kepada kami: "Wahai 'Athiyyah, jagalah baik-baik wasiatku ini, karena barangkali aku tidak bisa melihat kamu lagi selain dalam perjalanan ini, yaitu: cintailah keluarga dan sahabat Nabi Muhammad saw, cintailah orang yang mencintai keluarga Muhammad saw walaupun misalnya mereka melakukan dosa dan kesalahan. Bencilah orang yang membenci keluarga Nabi Muhammad saw walaupun mereka itu berpuasa dan mengerjakan shalat malam, berikanlah makanan, sebarkanlah salam, dan shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tidur nyenyak, karena aku mendengar Rasul Allah saw bersabda:
"Allah tidak mengambil Ibrahim sebagai kekasihNya melainkan karena ia suka memberi makanan, menyebarkan salam, dan shalat pada waktu malam ketika orang-orang sedang tidur."

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Faris bin Marduwih menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al-Fudlail menceritakan kepada kami, Muhashir bin Muri' menceritakan kepada kami dari Al-A'masy dari Abu Ishaq dari Al-Ghairan bin Habib, di mana ia berkata:
"Ada seseorang datang kepada Ibnu Abbas ra, lalu berkata: “Orang-orang Muhajirin dan Anshar berkata; 'Kami ini tidak ada artinya sama sekali.' Ibnu Abbas menjawab; 'Benar, kamu tidak ada artinya sama sekali, namun apabila kamu mengerjakan shalat, menunaikan zakat, berpuasa, mengerjakan haji di Baitullah dan menjamu tamu, maka kamu akan mendapatkan surga.'”

Al-Faqih berkata: Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, Faris bin Marduwih menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al-Fudlail menceritakan kepada kami, Ya'la bin Ubaid menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ishaq dari Sa'id bin Abu Sa'id Al-Maqburi dari Abu Syuraih Al-Khuza'i, di mana ia berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya pada hari kedatangannya satu hari satu malam, dan masa bertamu tiga hari, selebihnya dari yang demikian maka itu adalah shadaqah."

Dari Atha', di mana ia berkata:
"Apabila Nabi Ibrahim as hendak makan, lalu tidak ada tamu di rumahnya, maka beliau berjalan sekitar satu atau dua mil untuk mencari orang yang bisa diajak makan bersama."

Dari Ikrimah ra, bahwasanya ia berkata:
"Nabi Ibrahim as dijuluki dengan “bapaknya para tamu” dan di rumahnya ada empat pintu yang menghadap keempat penjuru jalan, sehingga beliau bisa melihat dari mana arahnya orang yang datang."

Dari Ali bin Abu Thalib kw bahwasanya ia berkata:
"Bila aku dapat mengumpulkan kawan-kawanku untuk makan bersama dengan satu atau dua gantang lebih aku sukai, daripada aku pergi ke pasar untuk membeli budak lalu memerdekakannya."

Dari Umar ra bahwasanya bila ia sedang memasak makanan, lalu ada orang kaya yang lewat maka ia tidak memanggilnya, akan tetapi bila ada orang miskin yang lewat maka memanggilnya untuk diajak makan bersama, dan ia berkata:
"Apakah gunanya bila kamu mengundang orang yang tidak menginginkan, sedangkan kamu membiarkan orang yang menginginkannya?"

Diriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya ketika beliau ditanya:
"Amal apakah yang paling banyak memasukkan manusia ke surga?" Beliau menjawab: "Taqwa kepada Allah dan akhlak yang baik." Kemudian aku bertanya lagi: "Apakah yang paling banyak memasukkan manusia ke neraka?" Beliau menjawab: "Dua lubang, yakni mulut dan kemaluan, dan akhlak yang buruk."

Dari Aisyah ra dari kedua orang tuanya, di mana ia berkata:
"Sesungguhnya akhlak yang baik, baik kepada tetangga, dan suka bersilaturahmi itu dapat menyemarakan lingkungan, dan menambah panjang umur, meskipun masyarakat di situ bukanlah masyarakat yang baik."

Diriwayatkan dari Atha' bin Abu Rabbah dari Umar ra, di mana ia berkata:
"Saya adalah orang yang kesepuluh, di antara sepuluh sahabat yang berada di masjid Rasulullah saw, yakni Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abdur Rahman, Ibnu Mas'ud, Mu'adz, Hudzaifah, Abu Sa'id Al-Khudri, dan Abdullah bin Umar ra, lalu datanglah seorang sahabat Anshar seraya mengucapkan salam kepada Nabi saw lantas duduk dan bertanya; "Siapakah orang mukmin yang paling utama?" Beliau menjawab: "Orang yang paling baik akhlaknya." Ia bertanya: "Siapakah orang mukmin yang paling cerdik?" Beliau menjawab: "Orang yang paling banyak ingat mati, dan paling baik mempersiapkannya sebelum mati itu tiba. Mereka itulah orang-orang yang cerdik." Kemudian orang itu diam, dan Nabi saw menghadapkan muka kepada kami lalu bersabda: "Wahai segenap sahabat Muhajirin dan Anshar, ada lima hal yang apabila kamu diuji, dan aku berlindung kepada Allah atas terjadinya kelima hal itu, (yaitu); (1) tidak ada pelacuran pada suatu masyarakat, sehingga terang-terangan melainkan akan menyebar luas penyakit tha'un dan penyakit-penyakit yang sebelumnya belum pernah ada. (2) tidak ada pengurangan takaran dan timbangan, melainkan mereka akan ditimpa oleh dua malapetaka, yaitu; sulitnya mencari uang dan penguasa yang jahat. (3) tidak ada penahanan zakat atas harta-harta, mereka melainkan hujan akan dihentikan dari langit, dan seandainya bukanlah karena ada binatang, niscaya tidak akan hujan. (4) tidak dirusaknya janji Allah dan janji RasulNya, melainkan mereka akan dijajah oleh musuh-musuh mereka yang berlainan agama. (5) tidak ditinggalkannya hukum-hukum yang sesuai dengan Al-Qur'an oleh mereka, melainkan akan dijadikan malapetaka di antara mereka sendiri."

Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Sesungguhnya (jika) kamu tidak dapat melapangkan orang lain dengan harta-hartamu, maka lapangkanlah mereka dengan muka yang manis dan akhlak yang baik."

Dari Abdur Rahman bin Jubair dari ayahnya dari Nuwwas bin Sam'an Al-Anshari ra, bahwasanya ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah saw mengenai kebaikan dan dosa, kemudian beliau bersabda:
"Kebaikan itu adalah budi pekerti yang baik, sedangkan dosa itu adalah apa yang menimbulkan keraguan di dalan hatimu, dan kamu tidak senang bila orang-orang melihat hal itu."

Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Kemuliaan seseorang itu adalah agamanya, keperwiraannya adalah akalnya, dan kebangsawanannya adalah akhlaknya."

Dari Abu Tsa'labah Al-Khusyani dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Sesungguhnya di antara orang yang paling aku sukai, dan paling dekat dariku tempat duduknya di akhirat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kamu. Sedangkan yang paling aku benci, dan paling jauh dariku tempat duduknya di akhirat adalah orang yang paling buruk akhlaknya di antara kamu."

Dari Ibnu Abbas ra, bahwasanya ia berkata:
"Sesungguhnya akhlak yang baik itu meluluhkan dosa, sebagaimana matahari mencairkan es yang beku, dan sesungguhnya akhlak yang buruk itu merusak amal sebagaimana cuka merusak madu."

Yahya bin Said meriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal ra, di mana ia berkata:
"Wasit terakhir yang disampaikan oleh Rasul Allah saw kepadaku adalah ketika kakiku telah berada di atas kaki kendaraan, di mana beliau bersabda;
“Wahai Mu'adz bin Jabal, perbaikilah akhlakmu pada orang-orang.”"

Jabir bin Abdullah meriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Akhlak yang baik adalah kendali dari rahmat Allah pada hidung orang yang memilikinya, sedangkan kendali berada di tangan malaikat yang menariknya kepada kebaikan, dan kebaikan menariknya ke surga. Dan akhlak yang buruk adalah kendali dari siksaan Allah pada hidung orang yang memilikinya, sedangkan kendali itu berada di tangan setan, setan itu menariknya ke kejahatan, dan kejahatan menariknya ke neraka."

Jabir bin Abdullah ra meriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Sesungguhnya agama Islam ini adalah agama yang telah aku ridhai untuk diriku sendiri, dan tidak cocok padanya kecuali dua sifat, yaitu derma (loman) dan akhlak yang baik, maka muliakanlah agama itu dengan kedua sifat itu selama kamu memeluknya."

Apabila ada seseorang mempunyai tamu, maka tuan rumah harus melakukan tiga hal, dan tamunya juga harus melakukan tiga hal. Bagi tuan rumah, tiga hal yang harus dilakukan adalah:

  1. Tidak memaksakan diri dan tidak berlebih-lebihan.
  2. Tidak menghidangkan makanan, kecuali yang halal.
  3. Harus memelihara waktu shalat.
Sedangkan bagi tamu, tiga hal yang harus dilakukan adalah:
  1. Duduk, di mana pada tempat yang disediakan baginya.
  2. Menerima dengan senang hidangan yang disajikan.
  3. Mendoakan keberkahan untuk tuan rumah, ketika pamitan.

Diriwayatkan dari Nabi saw, bahwasanya beliau bersabda:
"Barang siapa yang menunaikan zakat hartanya, menyenangkan tamunya, dan memberikan (sesuatu) kepada kaumnya yang jauh, maka ia telah terpelihara dari kekikiran dirinya."

Wabillahit taufiq.


---o0o---



Viewing all articles
Browse latest Browse all 238

Trending Articles